Ending Story

2.7K 215 66
                                    

GET READY......!!!

.

.

.

.

.

.

.

.

SHOWTIME......!!!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

_Disaster_

Waktu terus berjalan begitu saja. Semua peristiwa silih berganti ia rasakan saat ini. Sudah hampir lima tahun hidupnya di fokuskan oleh hal yang monoton, dan dalam waktu yang cukup lama itu pun ia menjalani semuanya sendirian. Ya, Junhoe memang sendirian karena ia masih menunggu seseorang yang tak kunjung kembali. Dari dulu hingga sekarang, tak ada kejelasan pasti mengenai kondisi Jinhwan disana. Berkali – kali ia mencoba menghubungi, bahkan pernah ia nekat pergi ke Kanada sendiri untuk menemui Jinhwan. Namun hal itu tak lantas terlaksana, hingga sekarang.

Selalu saja ia mendapatkan halangan. Saat ia menghubungi Yifan di sana, ia hanya mendapatkan penolakkan saat ia ingin menjenguk. Alasannya selalu sama, Jinhwan tak mungkin bisa diganggu karena masih dalam proses penyembuhan. Mula – mula ia menerima, namun sudah beberapa tahun ini Junhoe sudah tak tahan. Ia merindukan Jinhwan yang entah kondisinya seperti apa disana.

Junhoe takut sesuatu yang buruk terjadi pada Jinhwan. Ia tak mau dan tak akan pernah menginginkan sosok yang ia tunggu dalam keadaan yang buruk. Namun atas semua pikiran negatif-nya Junhoe menyadari, atas apa yang sang Daddy dan Eomma selalu nasehati, jika Jinhwan pasti dalam keadaan baik – baik saja disana dan ia hanya perlu lebih bersabar.

Tapi rasanya sabar yang ia miliki sudah diluar kemampuanya. Namun Junhoe bisa apa, saat ia tidak diizinkan bertemu dengan orang terkasihnya disana.

.

.

.

Lelah ia rasakan kala pekerjaan hari ini telah selesai.

Junhoe membuka masker yang sedari tadi dipakai, membuang sarung tangan yang menjadi temannya sehari - hari ketika kembali harus membedah bagian tubuh orang. Ia menghapus sedikit peluh yang membanjiri, bernapas lega saat operasi ini berhasil.

Sejenak ia menatap keluarga pasien yang setia menunggu di depan ruangan. Junhoe hanya membungkuk hormat sebelum tanpa basa - basi ia melenggang menuju ruangan pribadinya.

Ya, sudah bertahun - tahun nampaknya senyuman Junhoe tak bisa ia tampilkan lagi. Junhoe hidup lebih datar dari pada biasanya. Tanpa senyuman sedikitpun, seolah apapun hal lucu yang terjadi tak membuat ia mau untuk melakukannya.

Junhoe hanya bisa tersenyum jika seseorang yang ia tunggu - tunggu kembali ke pelukannya.

.

.

Suara pintu yang dibuka membuat Junhoe tersadar atas semua lamunannya. Seorang namja yang tak lain adalah sahabat sehidup sematinya --Bobby- datang dengan cengiran andalannya. Junhoe hanya menatap Bobby yang mulai mendekat, sebelum mendudukan dirinya tepat di hadapan Junhoe.

"Apa kita akan pergi ke pemakaman sekarang?"

Ucapan Bobby membuatnya menepuk dahi itu. Junhoe lupa, pantas saja sejak tadi seperti ada hal yang ia lupakan. Bobby berdecak, belakangan ini sahabatnya memang sering melupakan sesuatu, untung saja ia tak melupakan gunting yang semula ada di dalam perut pasiennya.

[END] Disaster/JUNHWAN/BINHWAN/YAOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang