Allowed

3K 305 32
                                    

GET READY....!!!

.

.

.

.

.
SHOWTIME.....!!!!
.

.

.

_Disaster_

Helaan napas terdengar di ruangan besar kediaman keluarga Oh. Jinhwan mengerang, mengingat sebentar lagi ia akan menjadi bagian dari keluarga ini. Dimana sebuah keluarga terpandang yang sangat kaya raya. Oh, Jinhwan harusnya bersyukur, setidaknya hidupnya nanti akan terjamin sepenuhnya. Tapi jika sang eomma tak menikahi pria tampan dan kaya pun, ia rasa Jinhwan masih bisa hidup layak.

Jangan pikir eommanya hanya seorang namja dengan penghasilan ecek - ecek. Dia namja cantik pekerja keras, kesayangan Jinhwan yang tak tertandingi setelah Daddynya. Dan asal kalian tahu, sang Daddy adalah pengusaha yang kaya, jadi sebenarnya apa yang ia khawatirkan.

Matanya mengedar ke berbagai penjuru ruangan. Ia tersenyum hambar. Setelah kejadian dimana ia dicium secara paksa oleh sang tuan muda rumah ini. Jinhwan jadi takut untuk sekedar berpapasan jika ia ingin pergi ke lantai bawah.

Junhoe benar, eommanya dan sang calon telah pergi ke Jeju untuk meresmikan sebuah hotel disana. Dan hal itu membuatnya semakin enggan untuk keluar dari kamar. Ia lupa, sudah hampir dua hari ia absen dan hal itu membuatnya harus berpikir dua kali untuk kembali sekolah.

Jangankan untuk sekolah, saat makan pun seseorang yang tak lain adalah pelayan disini mengantarkan makanan kepanya. Seolah untuk sekarang otak mereka sudah di setting untuk memberikannya obat untuknya secara rutin. Ia berpikir sejenak. Meskipun ia juga dari keluarga yang cukup kaya. Tapi hidupnya tak se mewah ini. Eommanya masih mengajari tentang hidup mandiri. Tidak seperti Junhoe.

Saat dirinya sedang asik melamun, tiba - tiba suara pintu yang dibuka membuat ia menoleh. Bulu kuduknya meremang, dan tubuhnya kaku. Bingung harus melakukan apa karena Junhoe sudah berada dihadapannya.

BRUKK

Tumpukan buku yang entah milik siapa dijatuhkan begitu saja ke atas ranjang. Jinhwan menatap sang pelaku aneh, untuk apa Junhoe memberikan buku - buku ini padanya. Apa mungkin namja angkuh itu ingin ia mengerjakan semua tugasnya.

Jinhwan yang hendak bertanya terpaksa  ditahan dulu, karena Junhoe tanpa basa - basi apapun segera pergi dari kamar tersebut.

Ia semakin aneh dengan tingkah Junhoe, sebenarnya apa yang ia lakukan.

Dan saat pintu itu sudah tertutup kembali. Ia segera membuka beberapa buku itu. Menatapnya takjub, karena Junhoe dengan baiknya mau memberikan buku catatan kepadanya.

Sejenak ia tersenyum. Ia sudah beberapa hari tak sekolah dan dipastikan ia akan ketinggalan mata pelajaran.

Tapi jarang sekali Junhoe berbuat baik padanya. Ini mungkin pertama kali dalam hidupnya.

"Sebenarnya apa yang dia lakukan. Aku pikir dia bisu" Ejeknya sambil membuka buku - buku tersebut sebelum ia salin pada bukunya sendiri.

Meskipun ia senang Junhoe memberikan catatan pelajaran untuknya, namun pikiran negatif mengenai namja itu kembali bersarang dalam otak.

Jinhwan mungkin bisa senang untuk saat ini. Namun untuk kedepannya, siapa yang akan menduga.

.

.

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Tak terasa ia sudah beberapa jam ini memikirkan perbuatannya tadi.

Junhoe seorang namja pembully memberikan catatan mata pelajaran kepada namja yang menjadi bahan bullyannya. Ia tersenyum mengejek, ia ternyata punya bakat menjadi baik.

[END] Disaster/JUNHWAN/BINHWAN/YAOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang