"Pagi ayah"
Devan tersenyum saat Bunga--anaknya itu. Menyapanya. "Pagi juga sayang. Pagi ini,ayah anterin ya? Pak dadang soalnya pulang kampung"
Bunga hendak menaik kursi di ruang makannya itu,tetapi ia tidak sampai. Devan segera membantunya "makasih ayah"
"Sama sama sayang"
"Tadi ayah bilang apa?" Tanya Bunga yang sambil memakan sarapannya,karena tadi bunga tidak dengar
"Ayah pagi ini anterin kamu ya? Soalnya pak dadang pulkam"
Mata Bunga membelo kan matanya "serius yah?"
Devan hanya mengangguk seraya tersenyum,saat Bunga sudah selesai sarapannya. Devan dan Bunga pamit ke pada Ibu Devan.
"Mam,aku berangkat ya? Sekalian mau anter Bunga"
"Kamu mau anter bunga? Apa gak telat?"
Devan menggeleng "sayang,salim sama oma"
"Oma,aku berangkat sekolah ya" kata Bunga sambil menyalami tangan Ibu Devan, sekaligus Omanya Bunga.
"Iya sayang,hati hati ya"
Devan sudah memasuki mobilnya bersama Bunga. Lalu mereka meninggalkan halaman rumahnya itu
"Ayah"
Devan menoleh "apa sayang?"
"Aku malu dikatain sama temen temen. Katanya,ayah aku itu pak dadang. Aku malu dikatain kalo ayah aku itu pak dadang. Padahal kan pak dadang itu supir yah. Aku malu"
Devan dengan tiba tiba mengerem mendadak. "Awwshh ayah. Sakithh"
"Maafin ayah sayang. Ayah gasengaja" Kata Devan sambil mengelus puncak kepala anaknya itu
"Tadi yang kamu bilang,itu serius?" Tanya Devan dengan tenang. Sambil menyalakan lampu sennya.
Bunga mengangguk pelan
"Oke kalo gitu. Mulai besok ayah yang anter kamu kesekolah, kalo bisa. Pulangnya juga"
"Serius yah? Emang gak ganggu kerjaannya ayah?"
"Ngomong apasih sayang. Ya enggaklah" ucap Devan sambil tersenyum,sedetik kemudian Devan menjalankan mobilnya lagi dan berjalan menuju TK-- atau sekolah Bunga
***
Devan keluar dari lift,lalu masuk ke dalam. Dan disambut dengan ramah oleh sekretarisnya baru,tapi menurut Devan itu hal biasa.
"Pagi pak" sapa Devina,yang sudah memulai kerjanya menjadi sekretaris Devan.
Devan melewati Meja kerja sekretarisnya itu,lalu hanya menggumam "hmm" dan masuk ke ruang kerjanya. Menaruh tasnya. Lalu membuka laptop.
Sedangkan Devina yang sudah ditempat. Ia hanya mendengus kesal dijawab hanya gumaman. Bukan apa apa. Menurutnya itu tak sopan.
Memangnya gue siapa? Gue kan 'cuma' sekretarisnya. Bodoh. Batin Devina dalam hati.
Ia berjalan ke ruang temannya atau rekan kerjanya itu. "KIARAA"
"Aish,berisik banget lo pagi pagi. Bos udah dateng juga. Btw bos telat kenapa?"
Devina mengangkat bahu acuh. Dan tak tahu "mana gue tahu,emang gue istrinya?"
Kiara-- yang rekan kerjanya Devina hanya terkekeh "santai aja kali sama si bos mah. Lagian yang jadi sekretarisnya tuh beruntung tau!"
"Kenapa beruntung? Apa keberuntungan itu ki? Aneh lo"
Kiara terkekeh "lo pinter,tapi kok tentang ginian bego ya? Ya,menurut gue beruntung lah. Jelas jelas. Bos tuh nyari nya yang cantik. Trus juga ya, beruntung karena yang jadi sekretarisnya itu bakal selalu bareng terus deh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Devanno & Deviana
RomanceDevan berdeham "Oh,jadi nama kamu itu Deviana Adrianna, betul?" Yang bernama Deviana itu pun hanya mengangguk,seraya "betul pak" "Baiklah,mulai besok kamu jadi sekretaris saya" kata orang yang menjadi CEO di perusahaan Mcnoell yang jelas jelas pemi...