Part 9

1.5K 136 16
                                    

dahi devan berkerut keras "mau pulang? saya juga. kamu sekalian saya anterin pulang aja"

..

yaiyala pa mau pulang. yekali gua nginep batin Devina sambil memutar bola matanya. Ya, memang tadinya ia ingin sekali mengucapkan kalimat seperti itu ke bos-nya itu. tetapi ada banyak hal yang harus ia pikirkan dengan baik jika ia mengeluarkan kata kata itu.

"Rumah saya sama rumah bapak beda arah. Gaenak pak saya" Ucap Devina akhirnya.

Devan memutar bola matanya "udah. ikut saya. Saya ngantuk" Devan menarik pergelangan tangan Devina dengan pelan, Kemudian mereka berjalan menuju parkiran.

Ada ya orang ngantuk kaya gini? Devan kayak gini bukannya keliatannya gentle tapi malah jadi kayak om om yang suka nyulik anak orang si, elah untung bos. batin Devina sambil mengikuti arah mobil Devan berada

Setelah sampai di mobil Devan, Devan memberi kunci-nya. "Lah pak?" Devina dengan bingungnya menerima kunci itu.

"Kenapa? Salah?" Kata Devan pelan. Lalu, ia masuk ke mobilnya duduk di sebelah kursi supir.

Devina menggeleng dengan bingung-nya kemudian setelah beberapa detik, ia masuk dan duduk di kursi supir. "Kerumah kamu aja dulu, saya mau tidur sebentar. Nanti kalo udah sampai bangunin saya" Kata Devan sambil sedikit mengerjapkan matanya dan menguap sesekali.

Devina tanpa banyak bicara ia langsung menyalakan mesin mobilnya lalu mobil berwarna hitam sedan itu meninggalkan perkarangan basement di kantor-nya itu.

**

gua banguninnya gimana ya? Batin Devina dalam hati sambil melihat Bos-Nya yang sedang tertidur dengan melipat kedua tangannya disamping kursi supir itu.

"Pak, pak Devan?" Panggil Devina dengan pelan berusaha membangunkan bos-Nya yang sedang tertidur itu.

Devan dengan bergerak demi sedikit lalu selang beberapa detik ia mengerjapkan matanya. Ia melihat kesamping dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka dengan beberapa watt.

Hitungan beberapa detik ia tersentak karna ada Devina a.k.a sekretarisnya. "Lah? Kok?"

Devina dengan wajah bingung dan sedikit malas dengan-Nya karna dengan Devan berbicara seperti itu "kenapa pak? Tadi bapak yang nyuruh saya bawa mobil-Nya kan? Sekarang udah sampai. Saya mau pulang"

Devan mengangguk sembari mengulat "iya, emang iya. Tapi, kenapa kamu ngebawa mobil ini malah kerumah saya? Tadi,saya bilang apa? Kerumah kamu kan? Kalo udah kerumah kamu bangunin saya"

Devina mengangguk "iya pak, saya sengaja bawa ke rumah bapak. Tadi, soalnya bapak bilang. Bapak ngantuk kan? Takutnya nanti pas bapak balik jadi kenapa kenapa gara gara saya"

Devan mendecak. "Gapapa pak, saya naik uber atau nge grab gitu" Ucap Devina.

Kemudian, Devan melihat jam tangannya. Jam nya menunjuk 'kan pukul 08 lewat 30 malam. Terhitung beberapa jam tadi ia menghabiskan waktu tidurnya di jalan. Dan Devina bergulat dengan kemacetan juga beberapa jam tadi.

Devan tidak akan membiarkan seorang cewek pulang yang hampir masuk ke jam 9 malam dengan pulang dengan ojek online yang sudah ada rumor tak benar. "Ayo, kamu saya anter balik"

Devina menggeleng "gausah pak. Gapapa saya ngegrab juga"

"Udah sini saya aja yang bawa" Devan keluar dari mobilnya dan berjalan ke arah kursi supir yang tepatnya masih ada Devina didalamnya

Devina menepuk dahinya "ah geblek bgt susah banget di bilangin bos gue doang" ia berbicara sendiri di dalam mobil Bos nya itu pada saat Devan sedang berjalan ke kursi supir itu. Tiba tiba Devan membuka pintu mobil-Nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Devanno & DevianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang