Chapter 7

6K 801 40
                                    

Vomments yakk chingudeul, moga yang vomments nikah ama bias 😘😘

Taehyung menggendongmu dan mendudukkanmu di kursi roda. Dengan riang dia membawamu keluar kamar.

Mulailah orang-orang melirik kearahmu tanpa kau sadari. Suster-suster yang berpapasan di koridor cekikikan dan saling berbisik.

Salah satu pasien anak-anak menangis ketakutan melihat wajahmu karena fobia badut yang di deritanya.

"Kenapa hari ini orang-orang aneh sekali?" kau menerka-nerka.

Taehyung pura-pura polos.

Kalian melewati bangsal anak-anak. Seketika mukamu yang penuh dengan gambaran menyita perhatian mereka. Bocah-bocah itu berhenti bermain, menunjuk wajah konyolmu serentak tertawa terbahak-bahak. Kau seperti anak kecil yang di bully teman sekolahnya.

"Waeyo? Kenapa menertawaiku, eoh? "

"wajah noona lutu, sepelti badut hahahahaha!" seru bocah cadel imut berusia sekitar 5 tahunan.

Kau mengusap wajahmu dengan jemari. Benar, bekas spidol tertinggal di tanganmu. Yaa.. Pasti ulah Taehyung!

Taehyung gemas melihat anak-anak. Dia meraih bocah itu dan menggendongnya. Namja itu menempelkan keningnya pada kening si bocah dan menggelitiknya.

Imajinasimu muncul. Dia benar-benar suami idaman! Kau membayangkan anak itu merupakan anakmu dan Taehyung suatu hari nanti kekekeke. Pasti kalian jadi keluarga yang bahagia. Kau menjadi istri cantik dan anggun untuk Taehyung. Melihat anak dan suamimu bermain, kau memeluk punggung suamimu dari belakang dan mengusap rambut anakmu lembut. Kau mengecup pundak suamimu . Aduhaii indahnya!

"Yn-ah.. Yn-ah!" panggil Taehyung lagi-lagi membuyarkan lamunanmu.

"Aishh... Kau pasti membayangkan hal yang tidak-tidak" terka Namja itu sekali tebak hanya dengan melihat mimik mukamu yang aneh.

Kalian sampai di atap gedung. Taehyung memindahkanmu ke kursi panjang dan duduk di sisimu. Anginnya cukup kencang sehingga rambutmu berkibas. Pemandangan Seoul cukup indah dari atas sini. Gedung-gedung pencakar dan bangunan lain terbentang di kaki langit.

"Wahh... Indah sekali!!" kau tersenyum puas.

Taehyung memperhatikanmu. Dia tersenyum melihat kau tersenyum. Di keluarkannya sebuah sapu tangan dari baik saku celananya.

Sreettt..

Sebuah sapuan lembut dari tangan Taehyung. Dia mengusap bekas gambaran di wajahmu perlahan. Kau terpaku, bahkan menelan ludah tak sanggup. Kalian saling memandang.

Jemari Taehyung menyentuh pipimu. Rasa apa ini, kau menggigit ujung bibirmu, mencoba menyembunyikan debaran di jantungmu.Kalian membisu.

Taehyung memalingkan muka. Dia merasakan sensasi semacam arus listrik berasal darimu. Jantungnya berdebar dan wajahnya mulai merona.

"Umm,, Oppa, ayo kita foto bersama!" kau mencoba memecah kekikukan diantara kalian.

"Kenapa aku harus berfoto denganmu, eoh? Tidak mau!" tolaknya.

"Aishhh... Kau ini. Ingat ya Oppa, kau harus menuruti semua permintaanku tanpa terkecuali, ok?"

"Baiklah" jawab Taehyung pasrah. Sebenarnya dia senang juga bisa berfoto denganmu.

Kalian berpose sangat dekat, kau menyandarkan kepala di bahunya. Kesempatan dalam kesempitan kekeke. Kalian berpose layaknya sepasang kekasih.





Kalian kembali ke kamarmu. Seorang namja duduk di kursi dengan tas ransel masih tergantung di pundaknya.
"Wah,,Woozi!"

Kau menyapa sahabatmu, namun namja itu sama sekali tak memperhatikanmu. Tatapannya terpaku pada Taehyung di belakangmu. Bibirnya bergetar, matanya berbinar, seolah melihat malaikat turun dari langit. Bahkan pipinya memerah.

Dia gelagapan, hampir-hampir tak percaya dan jatuh tersungkur karena kakinya gemetar. Idola nyawa ARMY itu di depan matanya.

"Ki... Ki.. Kim Taehyung,, aku ARMY teman sekolah yn-ah.
Bi.. Bisakah kau menandatangani buku ku ini? " pinta Woozi penuh harap. Dia menyodorkan sebuah buku sambil membungkuk seperti seorang gadis yang sedang menyatakan cintanya.

"Baiklah" Taehyung menorehkan tanda tangannya, aura bintangnya keluar.

"Ahh...Gamsahamnida!!
Bo..bolehkah aku minta selfie denganmu?" Woozi sudah siap dengan ponselnya.

Taehyung mengangguk, membuat kebahagian Woozi membuncah. Mereka berfoto salam dua jari. Kau seperti orang yang tak dianggap.

"Dasar Woozi, kau datang ke sini ingin berfoto dengan Oppa atau mengunjungiku, eoh?"

"Hehehe yn-ah, sebenarnya aku datang untuk mengunjungimu. Oh, ini ada tugas dari Jung sosaengnim, kau harus mengerjakannya selama di rawat ya, agar kau punya nilai tugas." Woozi mengeluarkan dua buku cetak dan berlembar-lembar kertas soal.

"Sial. Bahkan dengan di rawat aku tak bisa menghindari tugas sebanyak ini..." kau menerima tumpukan itu dengan berat hati.

"Taehyung hyung, yn-ah, aku harus les dulu.. Sampai jumpa!" Woozi berpamitan, sebenarnya dia tidak ikhlas pergi meninggalkan idolanya.

Taehyung membantumu naik ke ranjang. Dia tahu kau sangat malas mengerjakan soal-soal itu.

" Temanmu sangat rajin, mengapa kau pemalas sekali, eoh?"

"Jangan bandingkan aku dengannya, dia bercita-cita menjadi dokter karena itu rajin sekali belajar."

"Lalu apa cita-citamu, eoh? Kau malas karena tidak punya cita-cita?"

"Aku punya.."

"Apa cita-citamu?"

"Menjadi istrimu, Oppa" jawabmu serius.

Vomments yaw 😘

Taehyung | FANSIGN| BTS [BTS]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang