Chapter 13

5.3K 640 53
                                    

Vomments please 😂😘
Yang vomments gua doain di jodohin emak babenya ama bias amiin 😘😘

Tepat satu bulan kalian jadian jatuh pada hari ini. Namja itu, tawa dan gerak-gerik anehnya selalu menghiasi hari-harimu. Bagimu, dia seperti kado dari Tuhan yang di hadiahkan karena selama ada dirinya disisimu, hidup terasa bermakna. Tak peduli seberapa absurd dan gilanya dia, kejanggalan karena ulahnya selalu memukaumu.

Kau tiduran di kamar. Menunggu chat Taehyung atau paling tidak ada notifikasi untuk memecah sepi. Ponselmu berdering tiba-tiba, membuatmu terkaget dan alhasil benda keras itu jatuh tepat di mukamu.

Panggilan video call dari Woozi.

[Yn-ah!]

"Woozi!  Yaa! kemana saja kau? Mengapa jarang sekali menghubungiku akhir-akhir ini?"

Nampak dari layar ponselmu, Woozi tersenyum lebar, membuat mata sipitnya makin tenggelam.

[Mianhaeyo, aku sedang sibuk les piano belakangan ini. Apa kau merindukanku?]

"Tentu saja. Waktu pulang mampirlah kerumahku. Akan ku minta ibu membuatkan telur gulung isi tuna kesukaanmu."

[Baiklah baik, kau tahu saja aku tak bisa menolak masakan ibumu hehehe. Oh, ya bagaimana kau dan Taehyung? Ada perkembangan apa?]

Kau tersenyum malu-malu.

[Ayolah, ceritakan.. Kekeke.. Seberapa sering kalian berkencan?]

"Ummm.. Cukup sering hehehe, soalnya aku mengajaknya terus hehehe"

[Wahh,, yn-ah ternyata kau cukup cerdik kekeke... Oh ya apa dia sudah pernah menyatakan cintanya padamu?]

"maksudmu?"

[Begini, kan dia masih belum tahu tentang kebenaranmu, nah kalau dia sudah menyatakan cintanya padamu, akan lebih mudah bagimu berterus terang nantinya. Ya..semoga  saja dia bisa menerima kenyataan sesungguhnya.]

Kau manggut-manggut,memcoba mengingat-ingat apakah Taehyung pernah bilang cinta padamu. Memang benar kalian sudah pacaran, tapi seingatmu, namja itu belum pernah sekalipun menyatakan cintanya. Di hari kalian jadian, dia hanya memintamu jadi kekasihnya, tanpa kata  sakral penuh makna,'saranghae'.

"Ku rasa belum pernah, Woozi."

[Kau harus berjuang lebih keras lagi. Waktumu tidak banyak untuk membuatnya jatuh cinta. Jikalau saja dia tahu kenyataannya sebelum mencintaimu, aku tak tahu akan seperti apa kelanjutan kalian.]

"Aku mengerti. Tapi Woozi aku benar-benar takut jika Taehyung tetap tak bisa menerimaku. Aku telah berbohong menderita leukemia hanya untuk bisa mendekatinya. Gadis macam apa yang bertindak sejauh yang kulakukan? Bagaimana jika dia mengecapku penipu?"

[Ummm...]  Woozi berfikir untuk memberikan jawaban.

[Ah.. Jangan terlalu kau fikirkan, Yn-ah. Sudah ya, aku harus lanjut les. Nanti ku telfon. Bye]

"Nde, belajarlah yang giat, bye."

Kreeettt.....

Seseorang membuka kenop pintu kamarmu. Siluetnya menyusup dari balik kegelapan.

Taehyung!

Deg.

Namja itu mendekatimu, menatap nanar dengan iris coklatnya. Langkah kakinya mendekati ranjang, tempat di mana kau kini berada.

"O.. Oppa.. Apa kau sudah  datang dari tadi? " kau gelagapan namun mencoba memastikan tahu tidaknya namja itu tentang percakapanmu dengan Woozi.

"Sejak tadi. Aku mendengar semuanya."

Taehyung | FANSIGN| BTS [BTS]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang