Dari kejauhan tampak sesosok laki-laki berjalan cepat sambil sesekali melihat jam yang ia pakai di tangan kirinya. Pemuda itu memiliki tinggi sekitar 170cm, berbadan cukup gemuk namun masih terlihat pas dengan tubuhnya, dan memiliki aura kewibawaan yang sangat bisa dirasakan oleh setiap orang yang berada dekat dengan dirinya.
Aura tersebut terpancar dari tatapannya yang tajam, cara dia berjalan, tubuh yang tegap dan langkah yang pasti. Memakai polo-shirt berwarna putih, dengan celana jeans biru, serta ransel hitam yang disandangnya menambah serasi penampilannya yang biasa namun pas untuknya.
Yoga begitu ia biasa disebut. Nama lengkap lelaki tersebut adalah Yoga Hardian. Seorang mahasiswa semester 3 yang berkuliah di salah satu universitas negeri terkemuka di Republik ini. Yoga merupakan mahasiswa yang masuk universitas ini tanpa tes. Dia menempati posisi nomer dua teratas saat masuk di jurusan Ilmu Komunikasi. Sebenarnya bisa dibilang kalau dia menempati posisi teratas, hanya karena yang menempati posisi pertama merupakan putera daerah dan namanya dimulai dari abjad yang lebih awal sehingga Yoga terpaksa menempati posisi kedua.
Yoga adalah anak yang berkecukupan.Orang tuanya adalah seorang pengusaha yang selalu bisa memenuhi apapun kebutuhan dan keinginan Yoga. Namun, Yoga merupakan anak yang terlalu baik untuk memoroti harta kedua orang tuanya. Yoga lebih memilih tinggal di tempat kost yang sempit, dibanding rumah yang ditawarkan ayahnya. Yoga lebih memilih ke kampus berjalan kaki dibanding ke kampus naik mobil dan motor yang ditawarkan ayahnya. Hal ini karena Yoga ingin menjadi pribadi baru yang tidak dikenal sebagai orang berkecukupan oleh teman-teman kuliahnya nanti.
Untuk urusan pergaulan juga tidak diragukan, dia berhasil membantu beberapa orang temannya mendapatkan penurunan biaya kuliah sementara Badan Eksekutif Mahasiswa sudah tidak bisa membatu para mahasiswa untuk bernegosisasi dengan Rektorat untuk penurunan biaya kuliah.
Yoga tidak mengikuti kegiatan mahasiswa resmi apapun, karena menurutnya kegiatan mahasiswa hanya menjadikan mahasiswa terkotak-kotak dan menimbulkan kesenjangan serta timbulnya rasa eksklusifitas dalam pergaulan.
Untuk urusan akademik dia sudah tidak diragukan lagi. Dua semester sebelumnya dia selalu mendapatkan IP sempurna. IP yang tinggi masih tidak membuat Yoga tinggi hati. Dia dengan senang hati selalu membantu teman-teman dalam belajar. Bahkan sering menjadi candaan bahwa Yoga lah yang seharusnya lebih pantas menjadi dosen dibanding para dosen killer di jurusannya. Sejak saat itu dia dianggap sebagai 'Professor' oleh teman-teman di jurusannya.
Dari semua kesempurnaan tersebut, ada dua hal yang tidak bisa dilakukan oleh Yoga, yaitu olahraga dan seni. Walaupun dia ikut dan telah mendapatkan sabuk hitam pada salah satu bela diri, tapi dia tidak bisa melakukan olah raga lainnya.
Sebut saja sepak bola, basket, badminton, dan sebagainya adalah olah raga yang hanya membuat Yoga stress karena tidak bisa melakukan dengan baik. Kalau masalah seni, Yoga bisa dibilang 'nol'. Tidak ada satu alat musikpun yang bisa ia mainkan, suaranya dalam bernyanyipun sangatlah memekakkan telinga.
Satu hal lagi yang menarik dari Yoga adalah sebutannya sebagai 'Professor Cinta'. Hal ini karena dia selalu menjadi tempat curhat teman-teman mengenai masalah percintaan. Solusi yang dia berikan juga selalu tepat dan membuat para galauers (orang-orang galau) sangat mempercayainya.
Bahkan seorang dosen pernah curhat masalah rumah tangga kepadanya. Tapi tidak ada satu orangpun yang tau bahwa Yoga TIDAK PERNAH BERPACARAN. Yoga hanya berteori dari buku-buku yang ia baca, mulai dari buku interpersonal communication DeVito, hingga kumpulan buku tetang cinta dari Francesco Alberoni.
Ini adalah kisah Yoga sang professor cinta, dalam menemukan Strong Bond of love (cinta sejati). Seperti yang dikatakan Alberoni bahwa, "the only force that is capable establishing a strong bond outside family ties is 'falling in love'. This is indeed a truly fascinating phenomenon".
Kata-kata tersebutlah yang membuat Yoga ingin merasakan jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Professor Cinta
General FictionIni adalah kisah Yoga sang professor cinta, dalam menemukan strong bond of love (cinta sejati). Seperti yang dikatakan Francesco Alberoni bahwa, "the only force that is capable establishing a strong bond outside family ties is 'falling in love'. Th...