Yoga POV
Duh, hari ini gue males banget kuliah. Tapi hari ini ada mata kuliah Interpersonal communication. Ya udah lah, kuliah aja. Siapa tau hari ini Mas Bagus yang masuk.
Di jurusan gue satu mata kuliah diajar oleh dua dosen. Biasanya ganti-gantian. Jadi kadang Mas Bagus, kadang Pak Andhi yang masuk buat ngajar Interpersonal Communication.
Oh iya, gue belom ceritain. Gue itu suka sama yang namanya Mas Bagus. Dia kurus sih, tapi gak kurus banget. Ibaratnya kurus-kurus orang Jepang. Kurus tapi masih keliatan proporsional.
Tingginya sih cuma 168cm. kulitnya kuning bangsat, eh kuning langsat maksud gue. Rambutnya lurus dan dibuat poni lempar, dia berkacamata, mukanya manis banget, kalo ngomong sangat sopan, tapi sangat berwibawa.Umur dia masih 24 tahun, tapi dia udah menyelesaikan S.2 dan sekarang katanya lagi ngajuin beasiswa S.3 di Belanda.
Mas Bagus udah jadi dosen tetap non PNS di kampus gue. Walau udah dosen tapi dia gak mau dipanggil Pak, dan gak mau gelar dia dicantumin. Humble banget lah tuh orang. Cool banget dah l. Ya, semoga sih mas Bagus tau kalo gue suka dia. Tapi gue gak tau kalo dia suka cowo apa gak. Terus kalo dia cuma suka cewe kan malu gue.
Setelah memutuskan untuk kuliah, gue langsung berangkat ke kampus. Di sana gue liat ada Mas Bagus di kelas. Loh, tapi kan ini belom masuk, kok dia udah dateng. Yang lain juga masih pada belom dateng.
"Eh, Mas Bagus. Kok udah dateng Mas? Kan kuliahnya masih setengah jam lagi?" kata gue menyapa Mas Bagus dan menaruh tas di bangku paling depan. Sengaja gue duduk paling depan. Secara Mas Bagus yang ngajar. Hahaha.
"Iya nih. Tadi kan Mas abis ngasih kelas pengganti di kelas ini. Terus mau ke ruang dosen dulu baru kesini lagi, tapi males bolak balik. Jadi tunggu disini aja. Lagian gak ada kerjaan di ruang dosen. Kamu sendiri ngapain udah dateng. Tumben, biasanya kan pas mau masuk baru dateng?" kata dia.
Gue dan Mas Bagus sebenarnya sudah sangat dekat. Gue udah mengenal Mas Bagus dari semester satu pas dia ngajar Pengantar Ilmu Komunikasi. Dia juga udah apal sama kebiasaan gue. Kita juga sering SMS-an.
"Tadinya saya gak mau masuk, Mas. Lagi suntuk banget. Tapi di kosan malah makin suntuk. Yaudah saya ke kampus aja. Iseng-iseng berhadiah. Hahaha ...," jawab gue sambil menikmati pemandangan indah dihadapan gue.
"Oooh, lagi suntuk. Kalo gitu sini bareng Mas nonton. Mas ada anime baru, judulnya Danshi Daigakusei No Nichijou. Kocak banget sumpah. Lumayan kan bisa ngilangin suntuk kamu," katanya sambil mengeluarkan laptop khusus hiburan miliknya.
Ya, Mas Bagus emang punya dua laptop, satu untuk hiburan satu buat ngajar. Yes, gue bakal nonton bareng Mas Bagus. Cuma berdua lagi.
"Hahaha. Sumpah bego baget. Itu ngapain juga dia mau nerima tantangan temennya pake daleman cewe terus di foto. Mana daleman adeknya lagi yang di pake. Warna pink pula," kata gue pas nonton anime yang emang lucu banget.
Seketika gue sudah kehilangan rasa suntuk gue. Mas Bagus emang paling bisa deh.
Temen-temen gue pun udah pada berdatangan. Kini saatnya Mas Bagus memberikan kuliah. Untung gue bawa buku DeVito. Ternyata hari ini Mas Bagus mau bahas tentang Interpersonal Relationship Types. Friendship, Love, Family, and Workplace. Wah, ada tentang Love juga. Siap deh gue bakal dengerin dan memperhatikan Mas Bagus, eh maksudnya memperhatikan Pelajaran dengan seksama.
Kuliah dimulai dengan Mas Bagus menjelaskan tentang Interpersonal Relation in Workplace, Friendship, lalu Family, dan terakhir adalah bagian yang gue paling tunggu. Love.
"Love is characterized by the closeness and caring and by intimacy, passion, and commitment. It's also an interpersonal relationship developed, maintained, an sometimes destroyed through communication and at the same time a relationship that can be greatly enhanced with communication skills," kata Mas Bagus yang diambil dari buku DeVito dan terpampang pada slide presentasinya yang diberikan tema pink serta ada dua buah gambar hati di atasnya. Hal ini sontak membuat keributan di kelas terutama pada sisi wanita.
"Jadi, cinta itu bisa terbentuk dengan adanya hal-hal tersebut. Nah, yang paling penting dari pernyataan ini adalah communication skills. Di mana dengan communication skills yang baik hubungan akan bisa jadi lebih baik pula. Simple-nya gini, kalian pasti akan lebih sayang dengan pacar kalian kalo dia setiap hari seenggaknya ngucapin kata 'aku sayang kamu' tiga kali dibanding yang ngucapin seminggu tiga kali atau bahkan yang ngucapin pas nembak doang," lanjut Mas Bagus yang membuat seisi kelas langsung tertawa.
Pesona Mas Bagus pas memberikan kuliah itu emang sangat istimewa. Dia bisa mencairkan suasana, dia bisa membuat seisi kelas nyaman banget sampe gak berasa kalo kuliah 3x50 menit udah hampir berakhir.
Di akhir kuliah Mas Bagus bilang kalau minggu depan dia masih akan membahas tentang Love, karena minggu depan Pak Andhi gak bisa masuk karena ada study banding di Australia.
"Nah, saya mau minggu depan kalian bikin paper tentang tipe-tipe cinta. Ada enam tipe cinta, eros, ludus, storge, pragma, mania, dan agape. Saya mau paper yang bagus, disertai contoh kasus untuk setiap tipe. Saya juga mau besok Yoga presentasi menjelaskan ke teman-teman ya," katanya sambil menatap wajah gue dengan wajahnya yang membuat gue gak bisa menolak apapun permintaannya.
"Yaah, Mas. Masa saya sih. Yang lain aja lah Mas," kata gue sok menolak.
"Loh, kan Yoga sering jadi tempat curhat. Pasti lebih banyak contoh kasus yang bisa kamu dapatkan. Lagian kalo gak ngerti kan bisa baca buku atau tanya ke saya," lanjutnya yang membuat gue semakin tidak bisa menolak permintaannya.
"Oke deh Mas," jawab gue menyetujui.
Kelas pun sudah bubar. Tinggal gue dan Mas Bagus yang di kelas. Gue sengaja karena masih mau minta anime yang tadi dia pertontonkan ke gue. Gue pun memberikan flash disk gue ke dia dan duduk di sebelah dia.
Tiba-tiba saat meng-copy datanya, Mas Bagus memegang tangan gue. What? Apa ini? Gak salah? Mas Bagus megang tangan gue. Muka gue pun langsung memerah.
"Nanti kalo ada yang gak ngerti paper dan bahan presentasinya tanya ke Mas aja yah. Dateng ke kontrakan Mas juga boleh. Kan kamu udah lama gak main ke tempat Mas," kata Mas Bagus sambil tersenyum.
"Oke Mas. Sabtu besok saya main deh ke tempat Mas. Boleh?" kata gue sambil senyum senang.
"Boleh lah. Kan tadi Mas yang ngundang kamu," katanya sambil mengacak rambut gue.
Gue pun sudah selesai meng-copy anime dan materi dari Mas Bagus. Lalu aku membantu Mas Bagus beres-beres dan keluar kelas bersama.
"Mas tunggu yah, Sabtu," kata dia sambil melambaikan tangan perpisahan.
"Siap Mas," kata gue sambil mengacungkan jempol ke Mas Bagus.
Mas Bagus, aku suka kamu.
✴✴✴
KAMU SEDANG MEMBACA
Professor Cinta
General FictionIni adalah kisah Yoga sang professor cinta, dalam menemukan strong bond of love (cinta sejati). Seperti yang dikatakan Francesco Alberoni bahwa, "the only force that is capable establishing a strong bond outside family ties is 'falling in love'. Th...