Chapter 15 : Hatiku Hancur

5K 360 14
                                    

Yoga POV

Sialan banget sih Bang Gatra. Setelah selesai tes keperkasaan si Amir gue langsung pergi ke kamar gue. Oh iya, si Author belom cerita yah, gue udah gak ngekos kosan gue lagi. Gue udah pindah ke rumahnya si Amir atas permintaan Amir dan ayahnya.

Gak cuma gue yang pindah, Bang Gatra juga pindah karena dia males tinggal sendiri sementara orangtuanya harus tinggal di Jakarta.

Sesampainya di kamar, jujur gue masih horny berat. Gue langsung buka semua baju gue dan langsung coli. Gue membayangkan betapa nikmatnya saat gue pengen ngeseks sama Mas Bagus. Ah, sumpah, ini nafsu gue tinggi banget.

Dengan cepat gue naik turunin tangan gue mengurut batang kemaluan gue. Tiba-tiba ...

Ceklek.

Pintu kebuka. Gilaaa ... gue lupa ngunci pintu. Gue pun langsung panik, gue langsung menutupi badan gue dengan selimut, dan ternyata yang dateng adalah Bang Gatra.

"Hahaha ... lagi coli ya?" katanya sambil menunjukan senyum manisnya.

"Nggg ... gak kok. Sok tau lo Bang. Keluar sana ah!" kata gue masih kelagapan karena panik.

"Hahaha ... itu kok selimutnya ada yang nimbul tinggi yah. Udah sih Ga, santai aja. Nanti kalo mau coli lanjutin aja. Tapi aku pengen ngomong dulu sama kamu masalah aku tau kamu itu gay."

"Oke, gue ngaku emang lagi coli. Sekarang lo cepet cerita. Dan gue mau coli lagi," kataku kesel dengan tingkah laku Bang Gatra.

"Oke, gini ceritanya. Aku tau siapa itu Bagus. Aku tau dia gay. Dan aku tau apa yang kamu gak tau tentang Bagus," kata Bang Gatra ke gue.

"Maksudnya?" tanya aku penasaran.

"Aku tau. Pasti Bagus bilang ke kamu, kalau kamu adalah cowok pertama yang dia suka, kan?" tanyanya.

"Iya," jawab gue singkat.

"Terus, kamu pasti udah dicium sama Bagus kan? Gak. Mungkin udah lebih."

"Hah? Tau dari mana lo? Iya gue udah dicium Bagus. Ciumannya hebat banget. Terus gue jadi nafsu dan gue yang menyerahkan diri ke dia. Tapi sayang, kita gagal melakukan itu karena dia ada rapat," jawab gue penasaran dia bisa tau dari mana.

"Hahaha ... Belom berubah tuh anak. Pasti dia gak hubungin kamu lagi kan abis itu?" tanya Bang Gatra.

"Iya, kok tau?" jawab gue amat penasaran.

"Gini, simpelnya kamu udah kena tipu sama si Bagus. Dia gak beneran cinta sama kamu," jawab dia yang membuat aku jadi gak nafsu lagi buat coli.

"M-maksud lo?" tanya gue yang gak bisa mikir.

"Aku ceritain, tapi kamu jangan jawab dulu. Jadi gini, kamu harusnya dari awal udah curiga. Kalo dia baru pertama kali ciuman sama kamu, kenapa dia bisa begitu hebat dalam ciuman dan pinter di ranjang. Itu karena dia udah gonta ganti cowo. Bagus udah jadi gay sejak SMP. Dia jadi gay karena waktu itu dia di-bully sama temen-temen SMP dia. Dia diajakin main kartu dengan taruhan ngisep barang temen-temennya. Kalo gak salah, waktu itu ada empat orang sama si Bagus. Jadi, dia harus isep barang tiga orang."

"Sejak saat itu, Bagus mulai suka sama yang namanya kontol. Gak lama, abis itu Bagus main lagi sama temen-temennya. Lagi-lagi dia dicurangin. Kali ini yang kalah harus mau di sodomi sama yang menang. Kata Bagus, awalnya dia gak suka. Tapi mau gimana lagi, kalo gak gitu dia gak bakal ditemenin sama temen sekelas. Karena tiga orang ini yang mengendalikan kelas. Tapi karena keseringan di-bully, si Bagus jadi suka di sodomi dan ngisep kontol. Terus pas kelas tiga SMP, dia udah gak di-bully lagi. Karena temen Bagus yang tiga orang itu ketahuan ngehamilin anak orang, jadi dikeluarin."

"Sekarang, Bagus yang gak tahan karena udah ketagihan ngeseks, dia cari mangsa. Modusnya sama terus sama kamu. Bilang dia innocent, dia tulus, blablabla. Aku sendiri gak tau kamu korban Bagus ke berapa. Makanya pas di Mall aku pura-pura bilang kalo aku pacarnya Bagus. Biar kamu sakit hati dan gak ngehubungin bagus lagi. Tapi sayangnya Bagus lebih pinter dari yang aku kira," Jelas Gatra.

"Gak ... gak ... lo pasti bohong. Mas Bagus gak mungkin kaya gitu," jawab gue sambil muka gue memerah dan pengen nangis.

"Nanti aku tunjukin buktinya. Satu lagi, alasan kenapa Bagus gak mau ngehubungin kamu, karena dia udah kecewa pas lagi mau ngeseks malah ada yang ganggu. Itu bikin dia gak nafsu lagi sama kamu," jawab Gatra.

"Gak usah banyak omong deh lo. Gue yang tau Mas Bagus. Dia baik. Gak mungkin dia kaya gitu. Sekarang mana buktinya.?" kata gue menyangkal kalo Bagus adalah bajingan.

Lalu Gatra membuka laptop dan membuka sebuah file yang diberi nama 'orang jahat'.

Setelah dibuka, gue liat isinya foto-foto orang lagi ML dan ada yang selesai ML. Ada juga videonya.

Tunggu. Orang itu, Mas Bagus.

Tangis gue langsung pecah seketika. Ada tiga video dan puluhan foto Mas Bagus sedang melakukan seks dengan orang lain. Dan beberapa diantaranya gak memakai kondom.

What? Mas bagus kok jadi gini?

"Gak. Itu pasti bohongan. Itu pasti photoshop, itu pasti editan," kata gue melakukan pembelaan diri.

"Oke, kalo kamu nyangka itu foto editan. Tapi video ini gak mungkin editan. Kamu juga pinter Ga, aku yakin kamu bisa mengetahui ini asli apa editan," jawab Bang Gatra.

Iya, semua itu asli.

Tangis gue semakin kenceng. Gue gak nyangka kalo Mas Bagus adalah orang yang kayak gitu.

"Mereka korbannya Bagus, Bang?" tanya gue sambil menangis.

"Gak semua, Ga. Karena ada yang cowo bayaran dan ada yang sukarela di gagahi si Bagus ataupun menggagahi si Bagus," kata Bang Gatra menjelaskan.

Gue semakin nggak bisa berkata-kata. Tangisan gue semakin menjadi-jadi.

"Oke, abang keluar dulu yah, Ga. Kamu yang sabar," kata Bang Gatra sambil menuju pintu.

"Bang, temenin gue disini. Gue mau pinjem bahu lo, boleh? Mau nangis di bahu lo, boleh?" jawab gue memohon ke Bang Gatra.

"Loh, kan kamu mau coli? Gak jadi? Nanti aku ganggu lagi terus kamu marah sama abang," jawab Bang Gatra dengan nada ngeledek.

"Baaaang ... please ...," jawab gue yang terus menangis.

"Iya deh iya, boleh kok. Masa aku tega ninggalin kamu yang lagi gegana badai kaya gini," kata Bang Gatra yang langsung menuju kasur gue.

Dengan cekatan, Bang Gatra langsung memeluk gue. Gatra berusaha menenangkan gue. Gue berasa nyaman banget sama Bang Gatra.

Kini posisi gue dan Bang Gatra saling berbaring berhadapan dengan Bang Gatra yang tetap memeluk gue. Tanpa sadar, gue yang masih tanpa busana, tanpa sehelai benang pun tertidur dalam pelukan Gatra.

Hal yang gue inget terakhir sebelum tidur hanyalah Bang Gatra mencium kening gue.

✴✴✴

Professor CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang