Yoga POV
Tidak terasa, sudah lebih dari lima belas menit aku berciuman dengan Mas Bagus. Aku tidak menyangka kalau Mas Bagus juga mencintai diriku.
Tapi gimana bisa aku supaya bisa pacaran sama Mas Bagus? Aku ingin menjadi milik dia seutuhnya. Baik, aku lakukan cara itu. Aku pun melepaskan ciumanku.
"Mas, kamu bot apa top?" tanyaku.
"Aku bebas, Dek. Kenapa?" jawab Mas Bagus polos.
Aku pun langsung memeluk Mas Bagus dan membisikan sesuatu kepadanya.
"Mas, aku mohon. Aku mau melakukan 'itu' pertama kali dengan kamu Mas," bisik ku ke Mas Bagus.
Aku terpaksa melakukan ini agar Mas Bagus tau jika aku benar-benar menginginkan dirinya, hanya dirinya yang aku inginkan menjadi pasanganku selamanya.
Mas, aku rela engkau perkosa asal kau mau menerima diriku menjadi pacar kamu.
"Kamu serius, Dek?" tanya Mas Bagus.
"Iya Mas," jawab ku.
Tanpa ragu, Mas Bagus langsung kembali melumat bibir ku. Lalu menggiringgku ke posisi tidur.
Kini, aku sudah dalam dekapan mas Bagus. Dia ada di atasku sambil tetap mencumbu bibirku yang sudah dari tadi menikmati permainan bibir dan lidahnya.
Batang kemaluanku, aku rasakan sudah semakin membesar. Lalu, aku menurunkan tanganku dan merasakan kemaluan Mas Bagus juga sudah sangat keras.
Ya, aku harus siap. Aku pasti siap. Karena aku mencintai Mas Bagus.
Mas Bagus kini melepaskan ciumannya. Sambil tersenyum, dia mengecup dahi ku setelah itu mengucapkan bahwa dia sangat mencintai diriku.
"Mas, tunggu apa lagi. Kini aku milikmu, Mas. Ayo lakukan," kataku untuk membujuk Mas Bagus segera melakukannya.
Mas Bagus mulai melepaskan kaus yang ku pakai. Lalu dia langsung menciumi leherku. Sungguh sangat nikmat permainan Mas Bagus. Lidahnya terus menari-nari di leherku.
Setelah itu, kurasakan lidahnya turun ke dadaku. Aaah, sungguh kenikmatan yang amat sangat ketika aku merasakan Mas Bagus menghisap puting coklatku yang ditumbuhi bulu.
"Aah, Mas. Terusin Mas," kataku menandai nafsuku mulai memuncak.
Mas agus menghentikan permainannya. Dia meminta aku membukakan kemejanya. Satu per satu aku buka kancing kemeja berwarna biru muda tersebut. Lalu aku memeluk Mas Bagus.
Sungguh aku tidak percaya bisa melakukan ini dengan Mas Bagus. Sambil memeluk, aku membuka kaus putih polos yang menjadi baju daleman Mas Bagus.
Setelah kubuka, mulai terlihat tubuhnya yang putih mulus, dengan puting yang sudah menegang. Aku juga melihat pahatan indah otot Mas Bagus yang tidak terlalu terbentuk karena tubuhnya memang cukup kurus. Tapi aku suka. Aku sangat ingin menjilatinya.
Aku langsung menghisap putting Mas Bagus. Lalu aku mainkan dengan lidahku. Terdengar suara erangan Mas Bagus yang kenikmatan dengan permainan yang aku lakukan.
Kini, aku berpindah ke ketiaknya Mas Bagus. Ketiak yang ditumbuhi bulu yang tidak terlalu lebat, membuat aku semakin nafsu. Aku langsung menciumi dan menjilati ketiak Mas Bagus.
Kini, Mas Bagus kembali ada di atasku. Dia mulai membuka celanaku dan hanya tersisa celana dalam berwarna putih yang tersisa.
Tangan Mas Bagus langsung memainkan dan mengelus-elus batang kemaluanku dari luar celana dalam.
Setelah beberapa saat, Mas Bagus langsung menjilati paha ku dan berhenti di tonjolan kemaluanku. Kini, Mas Bagus mulai menjilati kemaluanku yang masih berbalut celana dalam.
Aku sangat menikmati permainan Mas Bagus. Kini Mas Bagus menyodorkan pinggangnya dan meminta aku membuka celananya.
Aku langsung membuka ikat pinggang yang melilit celana Mas Bagus.
Kriing ... kriiing ...
Suara handphone Mas Bagus menghentikan permainan kami.
"Halo? Ada apa Pak?" kata Mas Bagus menjawab telepon tersebut.
"Oh, iya Pak. Baik. Saya langsung ke sana. Baik Pak," jawab Mas Bagus yang tidak aku ketahui dari siapa telepon tersebut.
"Ada apa Mas?" tanyaku penasaran karena Mas Bagus terlihat panik dan langsung memakai baju.
"Maafin Mas ya, Dek. Ada rapat jurusan. Mas lupa. Ini rapat buat UAS. Tadinya kan, Mas kesini cuma niatnya sebentar. Maaf, Dek. Kalo kamu mau, kapan-kapan kita lanjutin lagi ya," katanya mencoba menjelaskan sambil senyumnya yang manis terukir.
"Baik Mas. Mas hati-hati di jalan yah," kata ku sambil memeluk Mas Bagus.
"Iya, Dek. Kamu jangan galau lagi ya. Walau kita gak pacaran, aku tetep sayang kamu lebih dari apapun," kata Mas Bagus dan setelah itu memberikan kecupan terakhir untukku pada hari itu.
Mas Bagus. I love you so much.
✴✴✴
KAMU SEDANG MEMBACA
Professor Cinta
General FictionIni adalah kisah Yoga sang professor cinta, dalam menemukan strong bond of love (cinta sejati). Seperti yang dikatakan Francesco Alberoni bahwa, "the only force that is capable establishing a strong bond outside family ties is 'falling in love'. Th...