Chorong tersentak kaget begitu menyadari tangan seseorang terulur di antara tubuhnya, membayar tiket masuk bus itu.
"Masuklah, aku sudah membayarnya." ujar seseorang di balik tubuh Chorong.
Chorong masih terdiam di tempatnya berdiri. Ia masih mencerna suara seseorang yang tadi berbicara dengannya, entah otaknya yang menjadi sedikit lemot hingga sulit memproses atau memang ia tak mengenal orang itu. Jika iya, itu sebuah pertanyaan besar karena terlalu mustahil di Korea jika ada seseorang yang mau membayar untuk orang yang belum ia kenal.
Seseorang itu menarik tangan Chorong, membawanya agar segera duduk. Sosok itu membelakanginya, membuat rasa penasarannya semakin membesar. Ia mengamati lekat-lekat di balik tubuh pria bertopi itu mulai dari kepala, tengkuk, punggung, hingga proporsional tubuhnya yang terasa tak asing untuknya. Oh tunggu, genggaman tangannya juga terasa tak asing.
Chorong membulatkan matanya, "Oppa!".
Mereka menempati kursi paling belakang, walaupun sebenarnya bus ini cukup sepi hanya diisi 6 orang saja termasuk mereka berdua.
"Apa kau baru menyadarinya?" tanya Suho sembari melepas topi yang ia kenakan.
Chorong mengangguk polos, "Aigoo." Suho mengacak-acak lembut surai hitam kecoklatan milik kekasihnya itu.
"Aku sadar saat kau mengenggam tanganku." ujar Chorong. Suho mengembangkan senyumnya melihat tingkah polos gadis ini.
"Oppa, bagaimana kau bisa ada disini?" tanya Chorong.
"Aku tadi dari taman itu, lari-lari pagi."
"Jauh sekali. Tidak biasanya kau olahraga disitu."
"Aku bosan jogging di sekitar rumah."
"Hmm, begitu."
"Lalu, kau sedang apa disana?"
"A-aku tadi sedang jalan-jalan saja." ucapnya berbohong. Suho mengangguk mempercayai perkataan gadisnya itu.
Tiba-tiba Suho berbalik menghadapnya, "Oh iya, kenapa kau tadi diam saja di depan?"
"Ahh... itu. Aku lupa membawa ponsel dan dompetku."
Suho mengerinyitkan kedua alisnya, "Lalu, bagaimana kau bisa ada disana?"
"Temanku membawaku kesana."
"Chingu?"
"Ya."
Chorong tersenyum kikuk setelah mendapat pertanyaan seperti itu. Sangat tidak mungkin untuknya mengatakan bahwa ia kemari bersama Chanyeol. Mungkin suho akan benar-benar menghajar Chanyeol lagi.
"Chanyeol?" ujar Suho tiba-tiba. Secara spontan Chorong menatap Suho dengan matanya yang membulat.
"Ternyata benar." lanjutnya dengan lesu.
"Kau masih berhubungan dengan pria brengsek itu Chorong-ah?"
"Ah, tidak Oppa. Sebenarnya aku--"
"Untuk apa kau menemuinya?"
"Aku-- hanya untuk meminta maaf."
"Mwo? Apa maksudmu?"
"Ini masalah perkelahian Sehun kemarin."
Suho menautakan kedua alisnya, benar-benar tak mengerti dengan apa yang dilakukan gadisnya ini di belakangnya.
"Dimana ponsel dan tasmu?" Ujarnya tiba-tiba.
Bukankah seharusnya bicara jujur disaat seperti ini lebih baik, Batin Chorong.
"Te-tertinggal di rumah Chan--"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Answer (SLOW UP)
FanfictionAwalnya Aku mengharapkan kamu yang bersama ku dan menemani ku sepanjang hidupku. Tapi ku rasa ini Cinta Sesaat! Tiba tiba aku bertemu dengannya! Pria aneh yang selalu membuatku tertawa. Sepertinya Tuhan memang sengaja menghadirkan dia untuk menguran...