CHAPTER 6

603 38 12
                                    

Sehun Pov

Aku ingin melihat sejauh mana Yeoja itu bisa kuat dengan perlakuan Yeoja gila itu. Begitu Yeoja gila itu bersiap untuk menampar Yeoja itu lagi. Tubuhku seketika bergerak maju menangkis lengan Yeoja gila itu. Yeoja gila itu menatapku tajam menunjukkan ketidaksukaannya. Aku menunjukkan smirk ku membuat yeoja itu membelalakan matanya. Aku menghempaskan pelan lengan Yeoja gila itu. Tanganku tergerak untuk menggenggam tangan Yeoja yang tengah menunduk ini. Yeoja itu mengangkat kepalanya cantik sekali batinku membuat senyumku mengembang sempurna dihadapan Yeoja ini. Aku menarik tangan Yeoja itu pergi dari gerombolan orang orang tidak berperasaan yang tengah menatapku sekan bertanya siapa dia?

Yeoja itu menarik tangannya yang tengah ku genggam membuatku berhenti dan berbalik melihat Yeoja itu. Dia masih saja menunduk. Membuatku gemas untuk mengangkat wajahnya. Jujur saja aku tidak suka melihat orang menunduk apalagi alasannya karna dia sedih. Ahh aku benci hal itu.

"Kau siapa?" Yeoja itu membuka suara dengan dinginnya dan masih terus menunduk.

"Ck, Kau tau. Tidak sopan berbicara dengan orang tapi tidak melihat pada orang yang diajak berbicara" tegasku membuat Yeoja itu mengangkat kepalanya. Deg.. Tatapan tajam Yeoja ini membuat jantungku tidak bisa terkontrol.

"A..a..k..ku murid baru disini. Namaku.." kata kataku terpotong oleh ucapan Yeoja itu

"Kau jangan ikut campur urusanku. Kau mau menambah masalah ku eoh? Kau mau membuatku semakin disiksa oleh mereka?!" Yeoja itu berteriak tapi ada nada bergetar di sela ucapannya. Rupanya kau juga ketakutan. Kau pandai menipu dirimu sendiri

"Hehh aku hanya membantumu. Setidaknya kau ucapkan terima kasih padaku" jelasku tidak kalah sinisnya

"Aku tidak butuh bantuanmu. Kau hanya akan menambah masalah ku saja. Jangan ikut campur urusanku lagi" Yeoja itu mengakhiri percakapan ku dengannya dan berlalu pergi. Aku hanya tersenyum melihatnya kau sama saja seperti noona ku. Selalu saja pura pura kuat dan berani tapi nyatanya ketakutan itu selalu menghampirimu. Aku akan lihat sejauh mana kau pandai menutupi keadaan mu yang sebenarnya.

~~~

Author Pov

Chorong tengah tidur siang diatas kasur nyamannya ditambah selimut yang menutupi seluruh badannya. Ia mengerjapkan matanya dan berusaha bangkit dari kasurnya. Sudah cukup lama ia tidur. Dilihatnya jam weker yang setiap hari setia membangunkannya di pagi hari.

05:30 pm

Chorong bangun dari kasurnya dan segera turun untuk ke dapur. Ia merasakan perutnya yang terus meronta ronta minta diberi makan. Ia mengecek kulkas yang ada didapurnya.

"Ahh aku lupa. Aku belum berbelanja" ucap Chorong sambil memeriksa cabinet yang ada didapurnya. Berharap masih ada makanan yang bisa ia makan. Matanya menemukan sebungkus Ramen yang ada di cabinetnya. Chorong segera memasaknya.

"Sehun-ah kau sudah pulang?" teriak Chorong dari dapur memastikan adiknya ada dirumah. Ramen selesai. Chorong menghampiri kamar Sehun dan mengetuk pintu kamarnya berulang kali tapi tidak kunjung dibuka. Chorong membuka kamar Sehun yang ternyata kosong tidak ada penghuninya.

"Dia belum pulang. Ahh apa jangan jangan dia tersesat lagi" Chorong segera mengambil ponselnya


Sehun-ah kau dimana? Kenapa kau belum pulang?

Chorong segera menyantap Ramennya yang masih panas. Dengan lahap Chorong menghabiskan Ramen buatannya. Tanpa memikirkan adiknya akan makan apa nanti.

"Ahh kenyangnya" ucap Chorong sambil berlalu untuk mencuci mangkuk yang ia pakai makan.

Apink- No No No~
Nada dering itu terlantun nyaring dari ponsel Chorong. Chorong menyelesaikan aktivitas mencuci piringnya dengan cepat dan langsung mengangkat telepon tanpa melihat siapa penelponnya.

My Answer (SLOW UP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang