CHAPTER 6

1.8K 219 11
                                    

Naruto mengendarai mobilnya dengan pelan. Jalanan lumayan padat malam ini. Mungkin karena ini akhir pekan jadi banyak orang yang menggunakannya untuk berlibur atau sekedar bersenang - senang melepas lelah karena bekerja ataupun kegiatan lainnya selama seminggu.

Tujuan Naruto adalah apartement Sai. Dia berniat menemuinya tentu saja untuk mencari informasi dan dengan alasan ingin menghibur pemuda itu yang mungkin masih sedih karena kematian kekasihnya, Naruto bersikeras untuk datang ke sana. Meski dalam hati pria itu meragukan kalau Sai memang sedang bersedih dan butuh teman.

Sai tinggal di apartement mewah, Naruto baru tahu kalau Sai anak orang kaya, karena dilihat dari penampilannya, pemuda itu terlihat sederhana.

Sambil memainkan kunci mobil di tangannya, Naruto memasuki apartement bertingkat empat puluh itu. Berjalan santai di lobby dengan tangan kiri di masukan dalam celana jinsnya, sambil menggumamkan lagu rock kesukaannya.

Di dalam lift, Naruto mengetukan sebelah kakinya, mengikuti lagu yang dinyanyikannya. Tidak terlalu lama, lift itu sudah sampai di lantai dua puluh tiga. Lantai dimana Sai tinggal. Bergegas pria itu keluar dari lift dan dengan langkah cepat menyusuri lorong di hadapannya.

Kesan pertama Naruto ketika melihat apartement Sai adalah, berkelas. Semua perabotan di dalamnya, sudah dipastikan kualitas terbaik. Sai menyambutnya dengan senyum ramah seperti biasa. Pemuda itu terlihat santai dengan kaos biru lengan panjang dan celana rumahnya yang berwarna krem.

"Duduklah. Kau mau minum apa?'' Tanya Sai.

"Terserah kau saja'' Naruto mengusap pelan sofa berwarna coklat muda yang terasa begitu halus di tangannya sebelum menghempaskan pantatnya disana. Matanya memandangi setiap sudut dari apartement itu, rapi dan mewah.Terpaku pada satu buah foto dalam frame, berdiri di salah satu meja kecil dekat dinding. Naruto ingat, itu foto yang sama seperti yang ditemukan di tempat Juugo, bendanya tentu saja wajah Juugo tidak dicoret disana.

"Kau tinggal sendirian?'' Tanya Naruto begitu Sai muncul dengan menenteng sebotol wine dan dua buah gelas di tangannya. Menyimpan dalam otak, fakta yang baru saja dilihatnya.

"Ya'' jawab pemuda itu sambil meletakan botol wine dan gelas yang di bawanya ke atas meja.

Mata Naruto hampir melompat saat melihat botol wine yang dihidangkan di depannya, bukan apa - apa, di botol itu tertulis Chateau Lafite, salah satu jenis wine mahal yang pernah ada. Kalau tidak ingat menjaga kesan yang baik, Naruto pasti sudah melotot dengan mulut terbuka, sangat memalukan, jadi untuk sekedar meredakan keterkejutannya Naruto hanya berdehem pelan.

"Keluargamu dimana?'' Tanya Naruto lagi setelah berhasil menguasai diri.

"Tidak ada. Aku tinggal dengan pamanku, tapi sekarang dia di luar negeri'' Sai duduk di sofa berhadapan dengan Naruto, masih dengan senyum cerahnya, dia menyerahkan gelas berisi wine ke Naruto.

Pria itu menerimanya, mengamatinya sesaat sambil sedikit menggoyangkan gelas di tangannya. Menghirup aromanya sebentar sebelum meminumnya sedikit.

Sai memperhatikan setiap gerakan dan ekspresi yang ditunjukkan tamunya. Sangat menarik di matanya.

"Kau tidak punya saudara?'' Naruto meletakan gelasnya di meja, fokusnya kembali pada Sai yang terlihat memainkan gelas di tangannya.

"Aku punya seorang kakak, tapi dia menghilang'' jawab Sai santai.

"Menghilang? Kemana?''.

"Aku tidak tahu. Aku melihatnya mati dalam mimpiku'' Sai menyilangkan kakinya dan meletakan gelas di tamgannya setelah meminum isinya hingga habis.

DON'T SAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang