CHAPTER 8

1.8K 209 14
                                    

"Bagaimana hasilnya?'' Sakura mengiris steak di piringnya, menusuknya dengan garpu dan memasukannya ke mulut kemudian di kunyah. Rasanya masih enak seperti biasanya. Di depannya, Naruto juga terlihat menikmati steak bagiannya. Pria itu memang sering datang ke cafe yang berdiri tidak jauh dari tempat kerjanya itu untuk sekedar makan atau berdiskusi atau kedua - duanya.

"Yah.. masih begitu - begitu saja'' sahut Naruto santai. Keduanya memutuskan untuk mengisi perut sebelum pulang. Di luar langit sudah gelap. Matahari sudah terbenam sejak satu jam yang lalu.

"Seriuslah sedikit. Kau bukannya menyelidiki mereka, malah asyik berkencan kan, dengan mereka'' tuduh Sakura.

"Siapa yang berkencan?'' Semprot Naruto keras, sampai ludahnya terciprat mengenai wajah cantik Sakura.

Sakura spontan menutup mata dengan wajah mengeriyit jijik ''Sialan kau. Bisa bicara pelan tidak? Muncrat nih'' omel Sakura sambil mengusapkan lengan bajunya ke wajahnya yang tidak sengaja terkena semburan Naruto.

Bukannya kasihan atau merasa bersalah, Naruto justru tertawa keras melihat nasib sial yang menimpa teman kerjanya itu.

"Iisshh... brengsek kau'' maki Sakura makin kesal. Dengan sadis gadis itu mengacungkan pisau di tangannya ke wajah pria pirang di depannya.

"Oops.. sorry'' Naruto mengangkat tangannya tanda menyerah. Ngeri juga melihat pisau di depan wajahnya''Letakkan itu Sakura. Kau tahu itu berbahaya kan?'' Dengan ujung telunjuknya, Naruto menyentuh ujung pisau dan menyingkirkannya dari depan wajahnya. 

"Bayar steak - ku, dan aku akan memaafkanmu'' ucap Sakura dengan dagu terangkat.

"Mana bisa begitu..'' protes Naruto, tidak terima.

"Tentu saja bisa. Atau kau ingin aku mengadukanmu pada Kaichou, kalau kau tidak serius menyelidiki dan malah mengencani mereka'' ancam Sakura.

"Sudah kubilang aku tidak mengencani mereka. Aku hanya...''.

Drrtt...

Getaran ponsel di saku celananya membuat Naruto menghentikan usahanya membela diri. Berdecak kesal, pria itu mengambil ponsel. Dahinya mengeriyit begitu melihat nama yang tertera di layar ponsel.

"Ya, Sasuke. Ada apa?'' Mata biru Naruto melirik Sakura yang kini tengah menyeringai begitu tahu siapa yang menelpon pria berambut pirang itu.

"Aku benar kan?'' Ucap Sakura tanpa suara, hanya gerakan mulut, tapi Naruto jelas mengerti. Wajahnya di palingkan, menatap ke arah lain. Dalam hati, dia memaki kenapa Sasuke menelpon disaat yang tidak tepat.

"Aku tahu. Pergi sana'' Sakura menggerakan tangannya menyuruh Naruto untuk pergi begitu melihat tatapan meminta maaf dari Naruto.

"Thank's, tenang saja. Aku yang bayar makananmu'' dengan sedikit terburu - buru Naruto menyambar kunci mobil yang ada di sampingnya.

Naruto menyempatkan untuk tersenyum penuh terima kasih pada Sakura yang tetap menikmati makanannya dengan santai.

▶◀

"Kenapa kau lama sekali?'' Sasuke melotot tajam saat orang yang sejak tadi ditunggunya sudah berdiri di hadapannya dengan senyum lebarnya. Entah kenapa Naruto merasa senang saat bersama Sasuke, padahal pemuda itu masih seperti biasanya, menyebalkan.

"Ini tidak lama, hanya lima belas menit'' Naruto melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Sudahlah, cepat antar aku ke rumah Deidara'' Sasuke mendorong Naruto ke samping agar tidak menghalangi jalannya. Pemuda itu dengan santainya memasuki mobil Naruto tanpa meminta ijin, lagipula Naruto juga tidak keberatan.

DON'T SAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang