CHAPTER 16

3.5K 296 138
                                    

Senyum tulus terlihat di wajah Gaara saat menyaksikan Naruto dan Sasuke saling memakaikan cincin di jari masing - masing. Tepuk tangan riuh terdengar apalagi saat Naruto mengecup bibir Sasuke singkat. Suara - suara godaan saling menyahut terlontar dari mulut teman - teman keduanya yang datang menyaksikan pertunangan mereka.

Semua orang tampak bahagia dan begitu menikmati pesta. Sasuke tertawa lepas ketika berkumpul dengan beberapa temannya yang sibuk memberinya selamat.

"Selamat untukmu''.

Naruto tersenyum dan menyambut uluran tangan pemuda berambut merah yang menurutnya sudah begitu banyak menerima pelajaran penting dalam hidupnya.

"Terima kasih. Kau juga. Aku harap kau akan menemukan kebahagiaanmu'' Harapan tulus yang diucapkan Naruto tak urung membuat Gaara tersenyum. Mata hijaunya sedikit melirik sosok Sasuke yang begitu asyik mengobrol dengan teman - temannnya tidak jauh dari dirinya dan Naruto kini berdiri.

"Cukup dengan kau menjaga Sasuke, aku sudah sangat senang'' Satu alis Naruto terangkat, sedikit merasakan sesuatu yang berbeda dari nada suara Gaara.

"Berjanjilah, apapun yang terjadi nanti kau tetap akan berada disisi Sasuke'' Bukan hanya alis Naruto yang tertarik ke atas, namun juga kerutan terlihat di dahi pria berambut pirang itu saat mendengar ucapan Gaara yang terkesan menekan.

"Ada apa?'' Bukannya menjawab, Naruto justru melempar pertanyaan lain.

"Tidak ada. Aku hanya ingin memastikan bahwa kau mampu menjaganya dan menerima apapun yang ada dalam diri Sasuke'' lanjut Gaara dengan nada mendesak.

"Gaara, kau..''.

"Cukup berjanji saja..'' Desak Gaara, kali ini diselingi tatapan tajam dari mata hijau yang menatap Naruto tanpa berkedip.

"Ya. Tanpa perlu kau paksapun aku akan menjaganya'' Naruto akhirnya mengalah. Dia tidak ingin memaksakan keingin tahuannya pada Gaara sementara pemuda itu sepertinya belum ingin, atau bahkan tidak ingin memberitahunya.

Senyum miring terulas begitu Naruto mengucapkan janjinya. Gaara mengangguk pelan, dan tanpa niat untuk berbicara lagi, pemuda itu meneguk minuman dalam gelas yang sudah di pegangnya sejak tadi. Menghabiskannya sekaligus, baru dengan langkah santai meninggalkan sosok Naruto yang masih kebingungan dengan sikap pemuda berambut merah itu.

Dengan tatapan keheranan, Naruto menatap punggung Gaara yang semakin menjauh, menghilang diantara kerumunan para tamu yang lain.

"Kau kenapa? Apa yang kau lihat?'' Sasuke mengikuti arah pandangan Naruto, tapi tidak bisa menduga apa sebenarnya yang tengah dilihat kekasihnya itu.

"Ah.. bukan apa - apa'' Naruto cukup terkejut saat mendapati Sasuke sudah berdiri di sampingnya.

"Yakin?'' Tanya pemuda itu dengan alis bertaut.

"Ya. Tentu saja. Aku hanya kesepian, karena kekasihku yang menawan ini sejak tadi sibuk dengan teman - temannya hingga melupakanku dan membiarkanku berdiri sendirian di tempat ini'' Kedua tangan Naruto bergerak cepat merangkul pinggang Sasuke. Menarik tubuh pemuda itu cepat hingga bagian tubuh depan Sasuke berbenturan dengan dada Naruto yang bidang.

"Perayu'' Sasuke memukul pelan dada Naruto, berusaha melepaskan diri dari pelukan erat kekasihnya, meski terlihat jelas rona merah menjalar di pipi Sasuke.

DON'T SAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang