Flashback.
Gaara tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Kenapa dia melakukannya. Pemuda itu mengenal sosok yang kini sudah terbujur kaku dengan luka tusuk tepat di jantungnya. Gaara yakin orang itu sudah mati dan yang membuatnya tidak percaya adalah orang yang tengah berdiri di dekat tubuh pemuda yang dikenalnya sebagai Suigetsu. Ya, Tuhan, kenapa dia melakukan itu.
Awalnya Gaara datang ke klub dimana Suigetsu bekerja untuk berbicara dengan pemuda itu. Meminta secara baik - baik foto - foto dan rekaman tentang dirinya. Toh, Neji dan Juugo sudah mati. Gaara berpikir mungkin dengan tidak adanya keduanya, Suigetsu akan lebih mengerti keadaannya, tapi apa yang dilihatnya saat ini justru sangat jauh dari apa yang dipikirkannya.Yang saat ini dilihatnya sungguh sangat mengejutkan. Mendapati orang yang ingin ditemui sudah menjadi mayat bukanlah rencana Gaara.
"Oh.. kau melihatnya?'' Suara itu terdengar serak, sangat berbeda dengan yang biasa di dengar Gaara.
Gaara bahkan tidak sadar kalau orang yang tengah menggenggam pisau berlumuran darah itu sedang menatapnya dan kini melangkah pelan ke arahnya.
"Siapa kau?'' Setelah sejak tadi tidak mampu mengeluarkan suaranya, Gaara akhirnya mampu bertanya meski dengan suara tercekat.
"Bagaimana mungkin kau tidak mengenalku?'' Seringai sinis menghiasi wajah pemuda yang meski sedikit tertutup kegelapan karena lampu ruangan itu yang tidak menyala, namum tetap terlihat. Dan bagi Gaara itu sangat menakutkan.
"Aku tidak mengenalmu. Tidak sama sekali'' suara datar yang keluar dari mulut Gaara menandakan pemuda itu sudah bisa menenangkan dirinya.
"Oh.. kau menyakitiku'' pemuda itu menyahut dengan ekspresi terluka yang dibuat - buat.
"Baiklah'' derap langkah sosok di balik kegelapan terdengar jelas meski di luar ruangan sudah bisa dipastikan musik terdengar begitu keras. Ruangan milik Suigetsu kedap suara ''Aku adalah pengagum rahasiamu'' Lanjutnya dengan penuh penekanan.
Sosok itu menarik tangan kanan Gaara. Pemuda berambut merah itu terkejut bukan main, namun sebelum dia melakukan tindakan apapun, sosok di depannya meletakan sebuah kotak berwarna merah ke atas telapak tangannnya. Kotak yang tidak terlalu besar.
"Itu hadiah untukmu. Sebenarnya aku ingin mengirimkannya ke rumahmu besok, tapi karena kau sudah disini, lebih baik kuserahkan sekarang'' sosok itu mencondongkan tubuhnya, hingga wajahnya begitu dekat dengan Gaara. Pemuda itu bahkan mampu merasakan napas hangat dari sosok itu menyapu wajahnya.
"Sebaiknya kau cepat pergi dari sini. Aku harus menyelesaikan urusanku'' bisik sosok itu pada Gaara.
Seolah tersihir, Gaara mengangguk pelan. Dan dengan cepat, keluar dari ruangan dimana Suigetsu sudah dipastikan jadi mayat.
Sebisa mungkin Gaara menghindari dari perhatian orang. Pemuda itu menaikan penutup kepala jaket yang dikenakannya. Berusaha menutupi sebagian wajahnya. Tubuhnya dengan cepat menyelinap diantara kerumunan orang yang sedang menikmati alunan musik dengan menggerakan tubuh. Sekilas mata hijaunya menangkap sosok sahabat berambut pirangnya yang sedang duduk di meja bar sambil menikmati minumannya. Wajah sahabatnya itu tampak sedang tidak baik. Terlihat dari ekspresinya yang mengeras. Gaara sebenarnya ingin menghampiri, tapi segera diurungkan begitu mengingat kotak merah yang ada di dalam saku jaketnya.
Gaara bergegas pergi. Menyetop taksi dan meninggalkan klub secepat mungkin.
▶◀
Naruto tidak menyangka dengan apa yang dilihatnya saat ini. Setelah melihat Sai keluar dari resort sebelumnya, tanpa membuang waktu lagi, buru - buru pria itu mengikuti Sai. Naruto sangat yakin, Sai pasti tahu keberadaan Sasuke saat ini. Dan pria itu seratus persen yakin Sai akan pergi ke tempat Sasuke berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T SAY
Fanfictiona Narusasu Fanfiction. Manusia terlahir dengan dua sifat. Baik dan buruk. Manusia sendiri yang harus memilih. Lalu, apakah ada manusia yang memang terlahir jahat?. Naruto harus bergegas menemukan orang itu sebelum banyak korban berjatuhan, termasu...