Suasana ruang interogasi sedikit memanas. Aura ketegangan terlihat dari beberapa wajah yang ada di dalam ruangan itu. Seorang pemuda berambut pirang panjang baru saja mengamuk dengan memukul seorang polisi yang bertugas menanyainya. Melihat salah satu rekannya kena pukul, beberapa polisi yang lain langsung tersinggung dan berniat untuk membalas perlakuan pemuda yang menurut mereka sangat kurang ajar. Tapi untung saja, keadaan bisa dikendalikan setelah kedatangan Kakashi ke ruang interogasi selain itu juga ada seorang pemuda lain yang datang dan mengaku kekasih dari pemuda pirang itu yang membantu untuk menenangkan si tersangka pemukulan. Meski keadaan sudah bisa dikendalikan namun tetap saja tatapan - tatapan tajam penuh dendam masih terlihat disana sini.
"Kau bisa duduk lagi'' tangan Kakashi menunjuk sopan pada kursi yang berada di ruangan itu, meminta pemuda berambut pirang itu untuk duduk.
"Duduk saja Dei,'' seorang pemuda lain yang memiliki rambut berwarna merah mengusap pundak Deidara, sekedar untuk menenangkannya dan menyuruhnya duduk.
Deidara, si pemuda berambut pirang menatap Kakashi dengan dagu terangkat. Kedua tangan disilangkan di depan dada, dengan terpaksa kembali duduk di kursi yang sudah disediakan, sementara kekasihnya, pemuda berambut merah bernama Sasori berdiri disampingnya sambil terus berusaha menenangkan kekasihnya.
"Uhum.. boleh aku bertanya?'' Kakashi sedikit berdehem untuk menarik perhatian Deidara yang masih memasang wajah angkuh di hadapannya.
"Anak buahmu sejak tadi sudah bertanya dan aku juga sudah menjawabnya berulang kali kalau aku tidak ada hubungannya dengan Suigetsu'' jawab Deidara dengan penuh penekanan di tiap kata yang diucapkannya. Jelas sekali emosi yang sedang ditahan.
Tidak ada perubahan ekspresi apapun dari Kakashi. Tatapannya masih biasa saja tidak terlihat emosi apapun yang ditunjukkan. Belasan tahun menjadi polisi membuatnya belajar banyak cara menghadapi berbagai karakter manusia, termasuk manusia seperti Deidara yang memiliki sifat menyebalkan.
"Tapi, ada beberapa orang yang melihat, kau bertengkar dengan Suigetsu sebelum dia tampil. Bagaimana kau menjelaskan itu?'' Kakashi membentuk jarinya menjadi piramida, menunggu jawaban pemuda yang masih bertahan dengan sikap angkuhnya.
"Memang aku bertengkar dengannya, tapi bukan berarti aku membunuhnya. Kalau hanya karena aku sedikit bertengkar dengannya kemudian kalian menuduhku membunuhnya, maka seluruh polisi yang ada di ruangan ini harus berhati - hati, karena bisa saja setelah ini aku akan membunuh kalian satu per satu'' tatapan tajam Deidara mengarah ke setiap polisi yang ada di ruangan itu.
Beberapa orang polisi yang merasa tersinggung tampak ingin bergerak untuk sekedar mengajar pemuda pirang yang secara tidak langsung menghina mereka. Beberapa yang lain, mencoba menenangkan rekannya yang sempat tersulut emosi.
Kakashi menghela napas pelan, namun matanya melirik tajam pada anak buahnya, memperingatkan pada mereka untuk tenang.
"Oke'' Kakashi mengangguk pelan ''Tapi, sebenarnya kalian bertengkar karena apa?''.
Deidara memutar bola matanya, malas. Punggungnya disenderkan ke kursi dengan kedua kaki menyilang.
"Bukan masalah besar, dan sebenarnya kami juga tidak bertengkar, hanya sedikit beradu argumen. Dia membuatku kesal dengan mengatakan aku hanya anak yang beruntung karena dipungut oleh orang tua kaya'' jelas Deidara santai. Tidak ada rasa tertekan atau khawatir yang terlihat di wajahnya.
"Dan.. apakah itu benar?'' Kakashi mencondongkan tubuhnya lebih ke depan.
"Apanya?'' Deidara menaikkan sebelah alisnya ''Oh.. tentang anak pungut itu? Itu benar dan aku tidak pernah malu untuk mengakuinya. Semua temanku tahu'' Deidara merasakan tangan Sasori sedikit menekan bahunya. Pemuda itu menatap wajah kekasihnya dan tersenyum tipis, seolah mengatakan kalau dia tidak apa - apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T SAY
Fanfictiona Narusasu Fanfiction. Manusia terlahir dengan dua sifat. Baik dan buruk. Manusia sendiri yang harus memilih. Lalu, apakah ada manusia yang memang terlahir jahat?. Naruto harus bergegas menemukan orang itu sebelum banyak korban berjatuhan, termasu...