CHAPTER 11

1.6K 207 7
                                    

Sasuke menyodorkan sebotol minuman isotonik dingin pada pria berambut pirang yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya dengan raut wajah tegang. Sasuke tahu apa yang sedang dipikirkan Naruto, pria berambut pirang yang bahkan tidak menyadari kalau tangan Sasuke sudah pegal karena botol minuman yang disodorkannya tidak diacuhkannya, karena terlalu serius dengan gadget di tangannya. Sasuke tahu apa yang sudah terjadi, Naruto sudah cerita kalau Kiba belum juga bisa dihubungi.

Saat pertama tahu, Sasuke hanya bereaksi sewajarnya karena dia pikir, Kiba hanya sedang bermain seperti biasa, tapi mungkin pikiran itu harus segera dibuang jauh - jauh, karena sekarang sudah lebih dari seminggu tidak ada kabar dari anak itu. Apa sebenarnya yang sedang dilakukan Kiba, atau benarkah Kiba diculik, tidak ada yang tahu. Bahkan Shikamaru yang adalah kekasih dari pemuda pecinta anjing itu, juga dibuat kebingungan dengan menghilangnya Kiba.

Naruto dan Shikamaru sudah ke tempat Sai, tapi saat apartement pemuda itu didatangi, Sai sedang tidak ada di apartementnya, keduanya hanya bertemu dengan seorang pria tua yang menurut mereka terlihat aneh dan mengaku bernama Danzo, paman dari Sai. Danzo memberitahu kalau keponakannya itu sedang ada urusan penting jadi tidak bisa diganggu. Saat itu Naruto merasa aneh dengan sikap Danzo saat menerima dirinya dan Shikamaru di apartement mewahnya, karena terlihat sekali Danzo tidak suka dengan acara bertamu mereka. Meski pria itu berusaha bersikap ramah. Namun Naruto juga Shikamaru dapat merasakan ketidaksenangan pria tua itu.

"Ughh..''.

Naruto menjauhkan kepalanya saat merasakan pipinya terasa dingin dan basah. Segera saja pria itu menoleh dan mendapati Sasuke yang sedang menatapnya kesal. Rupanya Sasuke tadi menempelkan botol minuman dingin di tangannya ke pipi Naruto, hingga membuat pria itu berjengit kaget.

"Minum ini'' Sasuke mengangsurkan botol ke depan wajah Naruto, masih dengan raut kekesalannya karena tidak diacuhkan sejak tadi.

Mata biru Naruto sejenak memerhatikan botol minuman berlabel biru yang tepat berada di depan matanya, baru kemudian pria itu menerima. Membuka tutupnya yang masih tersegel rapi dan meminumnya dengan cepat.

"Terima kasih'' ucapnya tulus, dengan senyum menawan yang sanggup melelehkan setiap wanita yang melihat, tapi hanya ditanggapi Sasuke dengan memutar bola matanya, malas.

"Hentikan ekspresi menjijikanmu itu'' Senyum di wajah Naruto menghilang berubah menjadi rengutan, apalagi begitu dilihatnya Sasuke membalikkan tubuhnya hendak pergi menjauh dari pria berambut pirang yang entah kenapa jadi hobi datang ke rumahnya semenjak dirinya keluar dari rumah sakit.

Seperti saat ini, Naruto sedang duduk di ruang tamu flat yang ditinggali Sasuke. Setelah pulang dari kuliah, Naruto tanpa disuruh dan bisa dicegah akan mengikuti Sasuke pulang ke flat yang ditinggalinya. Berlama - lama tinggal disana meski Sasuke sudah menyuruhnya pulang, tapi pria itu benar - benar sangat sulit di usir, jadilah Sasuke membiarkan saja tingkah Naruto itu, karena dia sendiri juga sebenarnya tidak terlalu keberatan. Sasuke mengerti, pasti pria itu masih mencemaskan keadaan dirinya, setelah semua yang terjadi. Padahal Sasuke sudah menjelaskan kalau dia akan baik - baik saja dan Naruto tidak perlu terlalu khawatir, tapi sepertinya si pirang itu punya pemikirannya sendiri. Jadilah Sasuke membiarkan apapun yang dilakukan Naruto, termasuk harus selalu dibuntuti kemanapun dia pergi.

"Tunggu, kau disini saja'' Naruto menyambar tangan Sasuke sesaat sebelum si pemilik flat menjauh dari sisi Naruto.

Dengan wajah kesal, Sasuke membalikkan lagi tubuhnya menghadap Naruto, dengan tetap membiarkan tangannnya digenggam pria itu.

"Untuk apa? Kau sedang sibuk sekarang. Lebih baik aku baca buku saja'' sahut Sasuke ketus, dengan mata melirik pada ponsel yang masih dalam genggaman pria itu.

DON'T SAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang