C h a p t e r O n e
Perempuan dengan rambut cokelat sebahu itu tidak bergeming dari tempat duduk nya sedari tadi,bangku kosong disebelahnya juga belum diisi oleh siapapun,tangannya yang satu menopang dagunya sedangkan tangannya satu lagi menscroll yang ada dilayar ponselnya.kupingnya yang disumpal earphone putih sedang mengalunkan lagu She Way Out dari The 1975.
Tiba-tiba bangku disebelahnya ditarik kebelakang oleh seseorang yang membuat perempuan tersebut menoleh pada orang yang menarik bangku itu.
"Sorry,gue boleh duduk sini kan?" Tanya seseorang yang belum ia ketahui namanya itu lagipula di seragam nya tidak ada badge nama jadi ia hanya menganggukan kepalanya lalu kembali fokus dengan alunan musik dan ponselnya.
Kedua perempuan itu tampak sibuk dengan ponselnya masing-masing sampai akhirnya sebuah tangan menjulur kedepan wajah nya lalu ia mendongakkan kepalanya kesamping melihat dari arah tangannya.
"Halo,gue Tasya dulu gue dari kelas ini juga,lo dari?" tanyanya menggantung
"Andira,Gue dulu sekelas sama Fika." Ucapnya tersenyum
"Well,Hai Andira."
"Dira,Dira aja,"
***
Siang itu,rumah Lena tampak lebih ramai dari biasanya,teman-teman satu sekolahnya memang sedang berkunjung kerumahnya karena rumah-nya yang paling dekat dengan sekolah,lagipula Lena mempunyai adik yang bisa dibilang ganteng dan diasumsikan jodoh oleh teman-teman Lena.
"Gimana kelasnya Dir?" tanya Fika sambil meneguk teh susu miliknya
"Gimana apanya?biasa aja," sahutnya tanpa melirik sedikit pun ke lawan bicaranya
Fika tampak mengangguk mengerti,kemudian Lena menyahut dengan cepat, "Lah,lo sekelas sama cowok yang lo bilang mirip sama Devan kan?"
Perkataan Lena sukses menyita perhatian anak-anak yang ada diruang tamu-nya,semuanya menoleh kearah Dira seakan meminta penjelasan akan hal tersebut,biasanya Dira tanpa disuruh akan bercerita tentang sesuatu yang menurut ia penting walaupun menurut teman-temannya itu hal yang biasa.
"Gatau,gak merhatiin tadi." Balasnya cepat
"Lagi kenapa lo?" tanya Cica setelah mendengar balasan Dira yang tampak sedang menyembunyikan sesuatu.
Dira menggeleng,menaruh ponselnya diatas meja biru lalu tersenyum, "Gak kenapa-kenapa,gue laper delivery McD dong," ucapnya lalu mengambil gelas mug miliknya yang disediakan Lena.
Beberapa saat keheningan menyelimuti mereka sampai suara Dira yang cukup keras itu membuat mereka kaget dan melemparnya dengan bantal sofa, "Aduh iya maaf yaelah," ucapnya sambil tertawa dan mengeluh karna pukulas bantal tersebut cukup keras.
"Anjing,kenapa sih Devan?!" keluhnya kesal lalu jemarinya mengetik dengan cepat dikeypad ponselnya,teman-temannya memaklumi tingkah Dira,dia memang suka begitu jika ada masalah dengan Devan.
Tiba-tiba Dira berdiri dan merapihkan seragam juga rambutnya yang sempat ia cepol asal-asalan tadi,tangan kanannya mengambil tas hitam kecil miliknya, "Abang McD nya udah nyampe,awas gue mau bayar." Ucapnya cepat
Sekembalinya Dira dari insiden membayar mas-mas apembawa kebahagiaan bagi mereka,ia menjinjing empat kantong plastik yang berisi makanan favorit mereka jika saat menumpang dirumah salah satu dari mereka.
Jam dinding yang terpajang dirumah Lena sudah menunjukan pukul tujuh malam,namun keenam perempuan itu masih tertawa dengan ocehan-ocehan tidak penting yang dibicarakan oleh Dira atau Fika dua orang yang selalu memecahkan keheningan yanga ada.Dira masih saja tertawa terpingkal-pingkal dengan ocehan Fika yang meledeki Cica soal nafsu makan nya yang besar lalu matanya beralih ke layar ponselnya yang ia taruh sembarang tiba-tiba menyala,
Devan S : Udh plg?
19.17
Andira M : Blm nih.
19.18
Balasannya tidak mendapat balasan lagi dari seseorang yang sudah diterapkan sebagai 'prioritas' oleh Dira,jadi ia kembali menaruh ponselnya diatas meja,lagi.
"Dir,lo duduk sama siapa?" tanya Ghea tiba-tiba
"Tasya,"
"Ih bego,kan gue bilang duduk sama Ditha aja atau Sheryl." Sahut Fika
"Mereka udah ada temen duduknya,lagian tadi gue sempet sendirian,"
"Lagi bego,bukannya cepet-cepet."
Dira hanya membalas dengan cengiran khas miliknya.
***