Bel pulang sekolah sudah berdering dari lima belas menit yang lalu,tapi anak-anak SMA Angkasa masih ada yang disana karna kegiatan eskul ataupun sekedar main karna bosan dirumah.
Andira yang baru saja selesai latihan dance untuk keperluan nilai nya yang akan ditampilkan besok itu hanya diam,matanya menatap lurus kearah lapangan.
"Gue baru tau si Azran bisa main futsal." Celetuk Rere tiba-tiba.
"Cowok tampang kaya dia mah multitalenta anjir bisa apa aja." Sahut Nia yang duduk persis disamping Andira.
Alena: Lo dmn sih?
Alena: Cpt ke kantin.
Alena: Cpt dongggg.
Alena: kita lelah menungguuuuu:(
Pesan beruntun yang masuk keponsel perempuan itu membuat Dira yang tadi sibuk mengobrol dengan teman-teman satu kelompoknya itu lantas mengalihkan perhatiannya menjadi ke ponsel.
Andira M: Oke kesana ya.
Enam perempuan yang masih duduk di bangku kantin itu masih setia dengan topik pembicaraannya itu.
"Ih yaudah sih leen,cowo banyak."
"Tau,ngapain coba lo pertahanin Aby yang bahkan gakjelas sama lo."
"Tau bego."
Alena memang sudah resmi berpacaran dengan Aby kira-kira hubungannya sudah jalan satu bulan.
"Menurut gue sih ya,coba aja dulu turutin apa yang dia mau,maksud gue kan yang dia mau cuman lo gak deket faiz doang kan?wajar sih dia marah sama lo Len sampe minta putus gitu lo nya aja lengket banget sama Faiz." Celetuk Andira sambil mengaduk es teh manis pesanannya.
Keenan perempuan itu menoleh kearah sumber suara,terpengarah akan apa yang dikatakan perempuan tersebut,tidak biasanya Andira akan berpikiran seperti itu bahkan dia tampak cuek dengan kisah cinta nya.
"Dira teguh nih?"
"Ih apasih,gue cuman menyampaikan yang lewat dipikiran gue aja."
***
Ruang tamu rumah Andira tampak ramai dengan keluarga besar dari Mamanya itu,hari ini memang sudah jadi kegiatan rutin keluarga besar Djoko mengadakan arisan keluarga besar dan kali ini Mama Andira lah yang jadi tuan rumah.
"Dih si Devan gajelas lama-lama," Kata Alisha sambil mengunyah cupcake yang sengaja ia bawa ke halaman belakang itu.
"Tapi lo juga salah sih gak sama sekali nanya soal status lo berdua." Sahut Fasy yang tampak serius mendengarkan itu.
"Yaelah,udah deh gausah digubris cowok kayak gitu masa udah mau tiga bulan gaada kepastiannya sih?" Jata Diva yang tampak malas dengan topik pembicaraan yang sudah diulas puluhan kali namun saudarinya itu tetap saja kekeh dengan gengsi nya.
Aby Akbar: Dir dirumah gak?
satu pesan itu membuat ponsel yang semulanya mati menjadi menyala kemudian perempuan tersebut dengan cepat membalas pesan dari pacar temannya itu.
Andira M: yaa dirmh,knp?
Aby Akbar: Gue mau minta tolong.
Aby Akbar: Gue kerumah lo bentaran ya?
Andira M: Oke.
"Aby mau kesini gak tau ngapain katanya penting." Katanya sambil menaruh ponselnya diatas toples bening kemudian perempuan itu membetulkan kuncirannya.
"Yaudah ganti kek tuh baju lu,jangan buluk banget." kata Diva sambil memperhatikan Andira yang tampak acuh dengan pakaian tidurnya.
"Biarin aja apa Mbak,suka-suka Dira." sahut Alisha.
Andira kini sudah berdiri didepan gerbang rumahnya menunggu Aby yang katanya tadi sudah memasuki daerah komplek rumahnya itu.
Perempuan dengan kaos oblong dan celana pendek diatas lutut itu tampak memperhatikan aspal jalanan depan rumahnya,muka nya masih tercetak jelas bahwa ia sangat lah malas untuk memijakkan kakinya kedepan pagar rumahnya bahkan untuk sekedar kedapur saja sebenarnya malas.
"Woi."
Perempuan itu menoleh kearah sumber suara,terparkir mobil jazz hitam milik Aby yang baru saja turun dari mobil miliknya itu.
"Nih gue ganggu gak ya?"
Andira menggeleng pelan,"Enggak emang mau ngomong apaan?"
Aby tampak manggut-manggut mendengar jawaban Andira, "Gue mau putus sama Lena." katanya, "Udah itu aja selanjutnya di line aja ya,cabut dir." katanya pelan lalu menepuk bahu Dira sebelum akhirnya Aby meninggalkan Andira yang masih terpaku dengan omongan yang terlontarkan oleh temannya itu.
Andira M : Lu bercanda ya?
Andira M : Sangat tidak lucu.
Aby Akbar : Gak,itu seriusan.
Aby Akbar : Gue capek tingkat dewa sama temen lo.
Andira menghela nafas sebelum membuka kolom chat dengan Aby pikirannya terus menanyakan kenapa dan kenapa,maksudnya kenapa harus secepat itu untuk memutuskan?padahal dulu ia yang mengejar-ngejar.
"Cowok emang brengsek ya."
***