Jam dinding berwarna biru tua kini sudah mengarahkan arah jarum jam pukul dua belas siang,dengan cepat perempuan itu bergegas bangkit dari kasurnya.
tangannya masih menggosok matanya pelan,bibirnya terkatup rapat,dan tangannya yang satu membuka kenop pintu kamarnya dan berjalan keluar.perempuan itu tampak masih memperhatikan sekeliling rumahnya yang sepi.
"Mbak Dira udah bangun?" Sapa seseorang dari balik tubuhnya.
"Iya baru aja," Katanya tersenyum.
Kemudian,orang yang bertanya yang kerap disapa Mbak Linda itu menanyakan apa yang anak majikan itu butuhkan.Walaupun Mbak Linda hanya pembantu dirumah ini tapi keluarga mereka sudah menganggap Mbak Linda seperti keluarga sendiri.
"Oh yaudah Mbak,nanti baju nya dianter ke kamar Mbaknya aja ya?" Kata Mbak Linda yang dijawab anggukan oleh Andira.
Perempuan itu masih bersiap didepan meja riasnya,masih memakai foundation nya yang menurutnya belum selesai,kemudian Ia merapikan semuanya memoleskan liptint kebibir mungilnya dan dengan hitungan detik perempuan itu sudah selesai dengan make up dan segalanya.
Andira biasanya tidak akan menggunakan segala macam hal tentang make up tapi kali ini Ia diminta Arfan-sepupu lelakinya untuk menemani laki-laki itu datang ke pernikahan teman kakaknya.Jadi mau tidak mau dengan terpaksa Ia menggunakan make up dan segala tetek bengeknya.
"Fan,Kalo gue pake sneakers gimana?" Katanya saat ia menenteng dua sepatu.
Arfan tampak menyerngit tidak mengerti dengan adik sepupunya itu,"Gak bisa lah." Katanya cepat.
"high heels gue tinggi-tinggi,capek." Rajuknya.
Arfan tetap menggeleng,Andira akan semakin terlihat dewasa dan cantik jika perempuan itu menggunakan high heels tapi jika sneakers?dari atas kebawah perempuan itu sudah anggun dengan penampilannya.
"Ayo buruan Dir."
Andira mendecak pelan, "Sabar apa Fan." Katanya lalu ia berjalan tanpa alas kaki menuju mobil Arfan yang diparkirkan di garasi rumahnya itu.
Selama perjalanan menuju gedung pernikahan mobil yang dinaiki oleh Andira itu tidak pernah sedikitpun mengalami kecanggungan antara keduanya.Arfan yang gemar meledek adik sepupunya itu dan Andira yang gemas dengan semua perlakuan Arfan terhadapnya.
Umur mereka hanya terpaut jarak satu tahun jadi wajar saja mereka kelihatan serasi,Laki-laki itu kemudian mematikan tape yang dari tadi hanya dijadikan sebagai peramai saja.
"Kok dimatiin sih?!"
"Lah dengerin aja enggak lo."
"Itu lagu Drake tai."
"Ga enak."
"Ya nyalain."
"Gamau."
"Nyalain Fan."
"Gak."
Andira menyerah,sepupunya yang satu itu memang suka tidak mau kalah soal tape jika laki-laki yang duduk disampingnya ini tidak suka ya tidak suka.
***
Azran tampak duduk manis dimeja nomer 36 dihadapannya Devano sedang menikmati cheesecake favoritnya yang disediakan di cafe ini."Zran,"
Azran tidak menyahut namun matanya menatap manik mata sahabatnya itu.
"Itu Andira bukan sih?"
Mendengar nama Andira yang disebutkan Azran langsung menoleh mengikuti arah telunjuk sahabatnya yang menunjuk kearah pintu masuk cafe.