Sepertinya tidur nyenyakku malam ini akan benar benar terganggu. Pertama, aku harus tidur dengan siluman macan super ganteng dan seksi. Kedua, aku nggak bisa tidur dengan celana pendek dan tank top seperti biasa mengingat siluman macan yang akan tidur bersamaku merangkap sebagai setan mesum juga. Iya kan...apa namanya kalo bukan setan mesum. Aku jadi bergidik ngeri membayangkan apa yang telah dia lakukan bersama Lolita di mobil sore tadi.
Aku membungkus badanku yang sudah terbalut tank top dan celana pendek dengan jubah mandi. Seperti yang aku bilang tadi, aku nggak mungkin memakai tanktop dan celana pendek ketika tidur dengan siluman macan mesum, jadi aku memutuskan untuk menggantinya dengan training dan kaos lengan panjang. Buat jaga jaga siapa tau macan mesum satu itu berniat menodaiku malam ini.
"Raina, apa seorang mantan diizinkan masuk ke kamar mantan pacarnya tanpa izin dan mengetuk pintu terlebih dahulu?" suara Jev nan dalam dan seksi terdengar ketika aku baru keluar dari kamar mandi.
Aku mencerna ucapan Jev, dan langsung paham ketika menyadari keberdaan Cello di dekat pintu kamarku.
"Bisa lu diam aja sir? Gue kesini nggak ada urusan ama elu"
"Menjadi urusan saya karena yang kamu datangin ini kamar pacar saya"
Pacar? Aku langsung melotot tajam ke arah Jev, dan Jev sama sekali nggak peduli. Sial.
"Mending kalo nggak ada yang penting lu keluar aja deh Cel, gue mau tidur," ucapku pada Cello akhirnya.
"Gue cuma heran Re. Gue temanan ama lu dari kecil, pacaran ama lu udah lebih dari enam tahun, tapi mama lu mana pernah ngizinin gue tidur ama lu? Jalan aja terkadang harus dibuntutin mama lu atau Kak Alin. Sedangkan ama curut satu itu kenapa mama lu bisa selunak ini. Padahal dari tampangnya aja gue tau kalo curut yang ada di tempat tidur lu tuh tukang tebar benih"
Nah! Aku setuju ama Cello kali ini. Dan si cowok ganteng yang dikata curut ama Cello justru tertawa puas mendengar ucapan Cello.
"Justru masalahnya ada pada anda dek, kenapa bisa mama Raina tidak mempercayai anda padahal kalian sudah saling kenal sejak lama," kata Jev sambil tersenyum meremehkan
"Nggak usah sok tau pak tua"
Tanpa bisa dicegah aku langsung tertawa mendengar ucapan Cello
"Saya masih 28 tahun asal anda tau"
Dua puluh delapan tahun? Aku langsung menghitung dalam hati selisih umurku dengan Jev. Hanya enam tahun, aku rasa selisih umur kami cukup ideal sebagai pasangan. Astagaa...Raina jadi apa yang sebenarnya kamu pikirkan, bahkan kamu baru ketemu dia tadi sore. Dan ingat....dia ngeselin, mesum, dan sok ganteng. Oke yang terakhir sepertinya perlu diralat, dia memang ganteng dan seksi.
"I don't care. Dan kamu Raina, ngapain kamu cuma pake jubah mandi doang kaya gitu?" protes Cello.
"Gue pake tanktop kok, dan ini mau ganti baju yang lebih aman. Puas? Udah deh sana lu keluar Cel. Gue beneran mau tidur" usirku yang membuat Cello benar benar keluar dari kamarku.
"Saya lebih suka kamu tidur tanpa selembar kain sebenarnya Raina," ucap Jev dengan cengiran tanpa dosa. Membuatku langsung mendidih dan melemparkan sandal kamar mandi yang aku pakai tepat di muka gantengnya.
Jev berteriak kesakitan dan aku nggak peduli. Aku buru buru mengambil baju ganti dan kabur ke kamar mandi sebelum mulut barokah Jev mengatakan hal yang nggak bener.
Aku berdiri di dekat ranjangku dan mendapati Jev tidur bertelajang dada telentang di tengah ranjangku.
"Jev geser dong saya mau tidur, kamu ngapain juga sih tidur nggak pake kaos gitu," protesku.
Jev perlahan membuka matanya dan kemudian matanya kembali terpejam
"Kamu berisik banget sih Raina, saya capek," ucap Jev dengan suara mengantuknya.
"Geser Jev, saya juga ngantuk, lagian kenapa sih kamu harus tidur di kamar saya, tidur di ruang tamu atau ruang TV kan juga bisa"
"Mama kamu yang nyuruh saya Raina"
"Kan bisa kamu tolak kalo kamu beneran punya moral, cewek cowok bukan muhrim mana boleh sih tidur berduaan"
"Nanti saya muhrimin kamu kapan kapan biar kamu nggak berisik, lagian kenapa nggak kamu aja sih yang tidur di tempat lain, tidur ama mama papa kamu kek sekali kali," jawab Jev enteng dengan mata yang masih terpejam.
NO WAY!! Itu sama aja aku kalah ama setan mesum satu itu. Lagian mana rela aku menyerahkan kamar tersayangku. Ahhh...lagian kenapa nggak ada sofa di kamarku sih, aku kan harusnya bisa menendang setan satu itu ke sofa.
Aku naik ke atas tempat tidurku dan mendorong tubuh Jev yang ternyata berat agar mau bergeser. Sepertinya makhluk di atas ranjangku ini berat karena terlalu banyak dosa.
"Geser Jev geseeer ihhh..."
"Berisik" ucap Jev akhirnya sambil menggeser tubuhnya.
"Ihhh...dasar nyebelin," kataku sambil menata guling untuk memberi jarak di antara kami. Ogah banget kan kalo aku tidur terlalu dekat dengan setan mesum. Yang ada bangun bangun aku udah nggak perawan lagi
"Tidur jauh jauh ya kamu Jev, awas aja berani mendekat," ancamku yang justru ditanggapi kekehan geli oleh Jev.
Mataku benar benar susah diajak kompromi untuk terpejam. Lagian mana bisa sih aku tidur dengan damai jika setan mesum disampingku ini bisa tiba tiba merenggut keperawananku. Aku membolak balikkan tubuhku dengan gelisah. Mataku yang sejak tadi terpejam terbuka dan mendapati wajah Jev yang sedang tertidur pulas tepat di depan wajahku. Bodoh sekali, seharusnya aku memberi sekat berupa guling di antara bantal kami sehingga aku nggak harus melihat muka ganteng Jev seperti ini.
Sebenarnya Jev memang tampan, sangat tampan malahan. Matanya yang saat ini sedang terpejam akan sangat teduh dengan bola mata biru gelap nyaris hitam ketika terbuka, hidungnya juga mancung, bibirnya juga seksi terlepas dari mulut barokahnya yang menyebalkan. Jev juga memiliki alis yang rapi dan bagus, ditambah dengan rahang kokoh yang ditumbuhi bulu halus kecoklatan membuat wajah Jev semakin sempurna. Sepertinya Jev ini blesteran mengingat rambut dan bola mata orang itu tidak berwarna hitam seperti orang Indonesia pada umunya. Tapi terlepas dari wajah sempurna dan tubuh proporsional Jev apalagi perut kotak kotaknya yang sekarang sedang dia umbar kemana mana dan membuatku nyaris meneteskan air liur, sifat Jev benar benar menjengkelkan sekaligus misterius. Siapa sih sebenarnya orang ini? Aku masih kurang percaya jika dia sepenuhnya driver mobil online yang aku tumpangi. Mobilnya audi lho guys, ditambah dengan barang barang branded yang dia kenakan mana mungkin sih jika dia hanya seorang driver. Seandainya yang Jev lakukan hanya sebatas iseng, yang menjadi pertanyaan adalah buat apa? Jika membeli barang mewah aja bisa, seharusnya Jev itu seorang pengusaha muda atau apa kek yang penghasilannya sebanding dengan barang barang yang dia beli. Dih...kenapa aku jadi peduli.
"Mengagumi wajah saya hmmm..." aku hampir terlonjak kaget ketika mulut barokah Jev mulai bersuara sedangkan matanya masih terpejam.
"In your dream"
Aku membalikkan badanku dan berusaha untuk tidur, mengabaikan Jev yang masih cekikikan nggak jelas.
.
Sudah lama aku nggak merasa tidur senyenyak dan senyaman ini. Rasanya seperti ketika aku masih kecil dan selalu tidur dipelukan hangat mama. Apa hari ini mama lagi kangen banget sama aku sampai sampai mama menemani aku tidur seperti ini? Tapi tunggu, sejak kapan tangan mama yang memelukku jadi terasa lebih besar dari biasanya, dan wangi tubuh mama perasaan nggak semanly ini. Wangi tubuh mama biasanya rose dan lily gitu, bukan citrus dan peppermint seperti ini. Perlahan aku membuka mataku dan menemukan muka Jev tetap di depan mukaku. Ya tuhaannn....Jadi kemana guling yang semalam berada di antara kita? Bagaimana bisa sekarang aku tidur berpelukan dengan Jev seperti ini?
"MAAAMAAAAA......"
TBC
Jangan lupa vote dan comment ya guys. biar aku semangat nulisnya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Through With You
RomanceTiga orang yang ingin kubunuh jika membunuh itu tidak dosa dan tidak melanggar hukum adalah: sepupuku Valenina si wanita ular, mantan pacarku Marcello si buaya muara, dan mas mas 'audi' driver transportasi online yang ngeselin setengah mati