JEVERA'S MOM

180 5 0
                                        


Bel apartemenku terus berbunyi sejak tadi. Berisik sekali. Entah siapa tamu tidak tau sopan santun yang datang berkunjung di hari minggu pagi ini. Mengganggu tidurku saja. Tolong ingatkan aku untuk melepas bel sialan itu. Ingatkan juga agar aku memasang peringatan yang berbunyi "Jangan bangunkan singa yang sedang tidur. Bahaya!" atau "Awas tegangan tinggi. Menjauhlah dari pintu" di pintu apartemenku. Terutama di hari minggu pagi seperti sekarang.

Dengan malas aku membuka pintu apartemenku dan mendapati mamaku tercinta sedang memasang cengiran tanpa dosa. Dua hal yang sangat aku syukuri saat ini adalah: pertama, bukan Jev yang datang. Akan kupastikan orang itu kehilangan salah satu kupingnya jika berani berkunjung ke apartemenku sepagi ini. Kedua, untung saja kemarin malam aku berhasil mengusir orang itu dari apartemenku. Sangat tidak lucu jika saat ini mamaku mendapati aku dan Jev sedang berbaring mesra di tempat tidur. Membayangkannya saja sudah membuatku bergidik ngeri.

"Pagi sayang. Kamu nggak mau mempersilakan mama masuk?"

"Ma ini masih pagi. Mama rajin amat sih jam segini ganggu tidur Raina" kataku sambil menggeser tubuhku agar mama bisa masuk ke apartemenku.

"Ini jam Sembilan sayang. Dan menurut mama ini udah siang"

"Tolonglah ma ini hari Minggu. Biasanya juga mama baru datang jam dua belasan. Udah deh Raina mau bobo lagi. Mama terserah mau ngapain"

Aku berniat merebahkan badanku kembali ke tempat tidur tapi mama dengan cepat menarik tanganku. Sesungguhnya di saat seperti ini mama jauh lebih menyebalkan dari Jev

"No...no...no...Raina. Kamu harus mandi dan ikut mama ketemu temen mama"

"Maa...biasanya kan mama juga bisa pergi sendiri. Raina bisa cepat tua ma kalo keseringan kumpul sama emak emak"

"Kamu emang anak papa kamu ya Raina. Banyak banget alesan"

.

Pada akhirnya aku menuruti keinginan mama juga. Aku terlalu takut jika mamaku akan mengutukku menjadi batu.

"Harus banget ya ma kita makan di restoran Turki kaya gini? Tanyaku.

Saat ini aku dan mamaku sedang berada di restoran Turki milik teman mama yang berada di daerah Kemang. Aku heran kenapa papaku bisa cinta mati sama wanita penuh drama satu ini. Bisa bisanya mama menyeretku kesini dengan alasan mama ingin makan makanan khas Turki hanya karena mama saat ini sedang sangat tergila gila dengan aktor dan drama Turki. Bahkan istri papaku satu satunya ini merengek untuk bulan madu entah keberapa kalinya ke Turki demi bisa bertemu aktor kesayangannya di negara itu. Astagaa. Raina...yang kamu sebut istri papamu itu mama kandungmu lho. Yayaya...aku tau kok.

Sepertinya aku mulai merindukan masa masa dimana mamaku mencintai telenovela. Kerana kala itu mama tidak pernah merengek rengek minta makanan khas Amerika Latin dan jauh jauh pergi ke Amerika Latin hanya untuk bulan madu.

"Kan mama tadi udah bilang mau ketemu temen mama. Kebetulan temen mama yang punya tempat makan ini. Dia juga suka Firat Celik kaya mama lho"

Terus? I don't care. Aku bahkan tidak tau dia itu siapa.

"Tante tante yang mukanya penuh dengan bedak itu temen yang mama maksud? Bahkan dia cuma ngobrol lima menit sama mama. Dan entah sekarang kemana orang itu ma. Sebenarnya pertemanan macam apa yang sedang mama jalani"

"Namanya juga orang sibuk sayang"

"Iya dia sibuk dan mama kurang kerjaan jauh jauh dari Bogor cuma buat ketemu tante tante itu lima menit. Lima menit ma bayangin"

"Bisa ya mama ngelahirin anak kaya kamu"

Aku tertawa terbahak bahak mendengar ucapan mama, "Buah jatuh nggak jauh dari pohonnya ma"

Through With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang