Chapter 14

54 3 0
                                    


Pagi ini dista berangkat sekolah sendirian dan di antar oleh abang nya. Semalam dirta mengabari dista bahwa besok tidak bisa berangkat bersama. Alhasil disini lah dista sekarang di dalam mobil sedan hitam milik abang nya tercinta.

"Lagi dekat sama siapa kamu de?" tanya randi pada adik nya itu.

Dista lantas menoleh ke arahnya dan menjawab "engga deket sama siapa-siapa kok." ucapnya cuek lalu membuang mukanya ke arah jendela.

"Ah masa sih, kemarin bibi ngomong katanya kamu suka pulang bareng cowo. Siapa tuh cowo nya?" tanya randi, randi memang belakangan  ini jarang berada d rumah. Jadi ia juga tidak tau menau tentang adiknya itu bahkan kalo pun dia ada d rumah dia pasti molor sampe siang-_-"

"Oh itu,itu mah dirta anak temen nya mamah sma papah waktu kecil dia pernah tetanggaan sama kita" jawab dista menjelaskan.

"Oalah, kecil ketemu gede gitu ya" sahut abangnya lalu tersenyum jahil ke arah dista yg memutar bola matanya malas.

Mobil randi sudah sampai di depan sekolah dista SMA 6 bogor. Lalu berhenti tepat d depan gerbang sekolah nya.

"Belajar yg pinter ya. Jangan pacaran mulu" ucap abang nya saat dista menylaminya

"Apaasih abang tuh yang ada jangan kelayapan terus entar kuliahnya ga wisuda wisuda lagi" jawabnya lalu keluar dari mobil.

Keadaan sekolah masih belum ramai karna jam menunjukan angka 06:25. Sepertinya dista berangkat terlalu pagi tapi ah sudahlah tidak apa. Ia lantas masuk kedalam gerbang sekolahnya. Saat ia sedang jalan sendiri an dan koridor terlihat sepi tiba tiba ada seseorang yang menarik pergelangan tangannya dengan cukup kencang.

"Ikut gue!"

Dista tidak tau kenapa orang ini tbtb menarik pergelangan tangannya dan membawa nya menuju lab kimia yang berada di pojokan. Tbtb ia didorong oleh orang itu sampai kepalanya membentur meja yang ada d lab.

"Lo tuh udah gua peringatin ya! Jangan deket deket dirta! Berapa kali gua harus ngomong!" ucap kansa. Ya orang itu adalah kansa. Kakak kelas nya yang di kenal dekat dengan dirta juga.
Karena dista yang tak kunjung angkat bicara akhirnya kansa menghampiri dista yg terduduk di lantai. Lalu ia menjambak rambut dista memaksanya untuk mendongakan kepalanya.

"Jawab dong! Kalo orang ngomong tuh di  jawab! Jangan pura2 budeg" ucap kansa

"Salah saya apa ya ka? Jangan suka menghakimi seseorang seenaknya! Apalagi kaya gini. Kampungan." sahut dista tajam karena muak dengan tingkah laku kakak kelas d depannya ini.

"Lo bilang apa tadi!" teriak kansa kesal sambil menjambak rambut dista lebih kencang. Dan dista hanya dapat meringis kesakitan. Jujur saja ia takut,takut kakak kelas di depannya ini kalap dan semakin menyakitinya. Mata dista memanas ingin menangis tapi sekuat yang ia bisa ia tahan agar air mata nya tak terjatuh dan agar ia tak terlihat lemah.

"Jaga sikap lo ya! Omongan lo juga! Sekali lagi lo deket deket sama dirta gua akan ngelakuin hal yg lebih dari ini" ucap kansa tajam lalu pergi meninggalkan dista sendirian.

Setelah melihat kansa yg pergi menjauh. Dista lalu menumpahkan tangisannya. Ia menangis karena sakit dan juga takut. Lalu ia berusaha meredam tangisannya dan mencoba untuk berdiri dan pergi ke kelas. Setelah di rasa ia sudah cukup tenang lantas ia langsung bergegas keluar.

Saat ia keluar suasana sekolah sudah sangat ramai. Sudah banyak murid yang berlalu-lalang di koridor. Belum sempat ia melangkah jauh dari lab tbtb seseorang yg ia kenali berjalan melewatinya ya itu adalah dirta. Dista melihat dirta dari kajeuhan karena posisi lab yg berada d pojok koridor. Ia lewat tanpa melihat dista. Tbtb ia jadi teringat kejadian tadi dengan kansa d lab. Ia menghela nafas lelah lalu berjalan lagi sambil menunduk. Pagi pagi saja ia sudah mendapat perlakuan seperti ini. tak lama seseorang memanggilnya dari kejauhan.

If You Can UnderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang