satu

383 51 12
                                    

Sebuah mobil pick up berwarna hitam memasuki daerah parkir basement Cafe Allure. Sesaat kemudian, Ryeowook turun dari mobil yang disusul oleh Donghae.

"Ah, akhirnya" gumam Ryeowook sambil meregangkan badannya yang pegal karena terlalu lama duduk di mobil. Sedangkan Donghae--pegawai Tuan Shin--sudah mulai menurunkan barang-barang pesanan Heechul dari pick up.

"Seharusnya kau tidak usah repot-repot begini mengantarku, Donghae. Pesanan kami tidak cukup banyak hingga memerlukan sebuah mobil pick up untuk mengangkutnya" ujar Ryeowook pada Donghae yang kini mulai berjalan memasuki gudang dengan beberapa kotak bahan ditangannya.

"Kenapa kau sungkan begitu Ryeowook? Ini tidak merepotkan sama sekali, sebaliknya, aku sangat senang bisa memberimu tumpangan" jawab Donghae.

Ryeowook mengambil beberapa kotak yang tersisa dan ikut mengekor dibelakang Donghae.

"Tapi tetap saja..."

Donghae meletakkan kotak ditangannya sesuai urutan rak disana.  Kepalanya sejenak menoleh kearah Ryeowook dan membuang napas berat.

"Ryeowook, kau dan kakakmu adalah pelanggan tetap kami, jadi kurasa Tuan Shin pun tak akan masalah jika aku memberikan pelanggan setianya tumpangan gratis" ucapnya tersenyum.

Lagi, senyum Donghae benar-benar mampu mengalihkan perhatian Ryeowook. Pria itu bagaikan pangeran berkuda putih yang keluar dari bilik dongeng, benar-benar sempurna.

Andai saja Ryeowook bisa memiliki Donghae... Ya.. Andai saja..

Kemudian Ryeowook tersadar, dan membalas senyuman Donghae, "aku benar-benar berterimakasih, padamu dan juga Tuan shin"

Sesaat kemudian, muculah sosok gadis dari balik pintu gudang, "oh! Kau sudah kembali Wook? Kau datang bersama Donghae?" Tegur sosok itu yang balas senyuman dari keduanya.

"Donghae memaksa untuk mengantarku kembali ke Cafe, dia menyebalkan, sangat susah ditolak" ujar Ryeowook dengan nada sebal dibuat-buat

Donghae tersenyum kecut, "baiklah, tuan menyebalkan ini akan segera kembali ke toko" jawab Donghae datar sambil mengenakan kembali topi hitamnya.

Sungmin dan Ryeowook tergelak mendengar jawaban Donghae, dasar kekanakkan,

"Sebelum pergi kenapa tidak mampir dulu untuk minum kopi, Donghae? Kebetulan ada hal yang ingin kuberi tahu padamu"

Suara tak terduga itu muncul dari belakang, dan ketika mereka menoleh kebelakang, Heechul sudah berdiri disana dengan senyum khasnya.

"Kalian berdua juga ikutlah, aku akan menyiapkan ice americano"

Setelah mengucapkan itu, Heechul langsung pergi dengan anggun, menyisakan tiga orang yang tertinggal disana dengan tampang bodoh penuh tanya mereka.

***

"Liburan?!" Teriak merek bertiga kompak seperti acapella.

"Kenapa kalian kaget begitu? Memangnya ada yang salah?" Tanya Heechul tersinggung akan sikap tiga orang dihadapannya.

"Ng.. tapi eonni, inikan liburanmu bersama Siwon sebelum menikah kenapa kami juga..." Sungmin tak melanjutkan kata-katanya. Dirinya takut karena tatapan Heechul yang begitu tajam kearahnya.

Heechul memang tidak bisa ditebak, setelah beberapa bulan yang lalu, tanpa kabar apapun mengabarkan akan segera menikah dengan Siwon, kekasih yang baru saja dikenalnya selama 8 bulan.

Kini dia mengajak semua staff Cafe untuk berlibur berkedok merayakan lepas masa lajangnya, tidak main-main, Heechul mengajak mereka semua pergi kesebuah pulau pribadi dekat Pulau Nami.

Gila, Heechul dan kekasihnya yang bernama Siwon itu benar-benar gila.

"Oh ayolah, Siwon hanya bisa bertemu denganku setidaknya seminggu dalam setahun, anggap ini sebagai hadiahku karena kerja keras kalian oke?" Meski terdengar merendah, tapi nada suaranya sama seperti orang yang sedang memberi perintah. Tegas. Tak dapat dibantah.

Ketiganya saling berpandangan, yah jika sudah begini bagaimana mereka bisa menolak?

***

Ryeowook membuka pintu apartementnya dengan lelah. Hari ini benar-benar hari yang panjang dan mengejutkan. Kemudian dengan langkah gontai, Ryeowook berjalan kearah sofa dan membaringkan tubuh mungilnya disana.

Pikirannya melayang jauh ke kejadian tadi siang di Cafe. Liburan. Pulau pribadi dan berangkat besok.

"Ah, pasti menyenangkan sekali memiliki kekasih yang kaya raya seperti Choi Siwon. Bisa berlibur kapanpun bahkan tanpa persiapan sekalipun" gumamnya sendiri.

Ryeowook tak dapat memungkiri betapa dia menginginkan seorang kekasih seperti di setiap novel roman yang ia baca.

Mengingat Heechul dan Siwon membuat Ryeowook kembali bersemangat untuk membaca novelnya tadi pagi. Dengan senyum cerah Ryeowook mengambil tas coklatnya, tapi-

"Mwoya?! Kenapa tidak ada disini?" Ryeowook masih tidak percaya novel itu hilang begitu saja. Tanpa pikir panjang, gadis itu mengeluarkan semua isi tasnya keatas meja. Namun nihil. Novel itu hilang!

"Apa ada yang meminjam novelku? Tidak... tidak ada yang suka novel romantis kecuali aku. Apakah..."
Ingatannya melayang pada kejadian di kereta tadi pagi. Sedikit demi sedikit potongan memori terangkai dalam kepalanya hingga saat dimana

"Omo!! Apakah terjatuh saat aku bertabrakan dengan orang itu? Ah.. sial! Aku belum selesai membacanya" umpat Ryeowook kesal.

Hari ini benar-benar menyebalkan menurutnya. Keinginannya untuk memperbaiki bad moodnya hilang sudah.

Lalu dengan langkah kasar Ryeowook masuk kedalam kamarnya, membanting pintu keras dan langsung tidur. Persetan dengan liburannya besok.

TBC

Aku rasa ceritanya aneh ya? Yasudahlah mau diapakan lagi ㅠㅠ anyway aku tau disini belum ada feel apa-apa mungkin feelnya masih lama tapi entahlah.. aku sendiri tak yakin ㅠㅠ enjoy my story guys!

-Raryeong

Piano ForestWhere stories live. Discover now