Dua

296 45 14
                                    

Esok paginya cuaca begitu cerah, dan Ryeowook masih erat bergelung dengan selimut tebalnya, menikmati sisa-sisa mimpi, suasana hatinya masih buruk karena insiden kemarin dan dia benar-benar ingin menikmati masa tenang ini lebih lama, melupakan hal yang harus segera dilakukannya pagi ini hingga suara dering membangunkannya.

Tangan Ryeowook bergerak gelisah mencari-cari keberadaan benda berisik itu. Tanpa melihat id callernya, Ryeowook langsung menjawab panggilan itu.

"Yeoboseyo.." jawabnya dengan suara parau khas orang bangun.

"Kim Ryeowook! Kau dimana?" Itu suara sepupunya, Heechul. Suaranya nyaring hingga Ryeowook berpikir bahwa wanita itu akan merusak gendang telinganya.

"Aku di apartement. Baru saja bangun"jawabnya santai

"Apa? Kau sedang bermain-main denganku Ryeowook?" Suara Heechul hampir naik 1 oktaf, tapi wanita itu menahannya. Sedang Ryeowook masih kehilangan orientasinya. Hening terasa selama sesaat kemudian suara Heechul terdengar lagi diujung sana,

"Dengarkan aku baik-baik Kim Ryeowook. Kau akan segera datang ke bandara atau kubakar semua novel picisanmu itu!"

Telepon terputus, tepat sebelum Ryeowook memberikan jawabannya.

Ryeowook menatap kesal layar ponselnya "Aish.. ada apa dengannya meneleponku sepagi ini dan memintaku pergi ke bandara! Memangnya hari ini ada-"

Umpatan gadis itu terhenti.
Liburan. Pulau pribadi. Hari ini.

"O-omo! Apa yang telah aku lakukan! Aah sialan" Ryeowook segera bangkit dari tempat tidurnya dan berlari ke kamar mandi. Dirinya memakai asal baju yang ada dilemari dan hanya memasukkan beberapa baju kedalam koper, hingga dirinya yakin begitu sampai di pulau, semua pakaian itu tak akan memiliki bentuk sempurna.

30 menit kemudian Ryeowook keluar dari apartemen dengan menyeret koper besarnya, langsung menghentikan sebuah taxi dan menuju bandara Incheon.

***

Heechul menghentak-hentakkan high heelsnya ke lantai marmer. Dirinya sudah menunggu Ryeowook selama 1 jam dan hingga detik ini batang hidung Ryeowook tak terlihat sama sekali.

"Minumlah dulu, aku yakin dia akan segera sampai" Siwon menyodorkan 1 cup americano pada Heechul. Beruntung penerbangan kali ini menggunakan pesawat pribadi keluarga Choi, jika tidak, entah apa yang akan Heechul perbuat pada Ryeowook saat pesawat mereka delay selama 1 jam.

"Dia adikku dan dia sudah keterlaluan. Aku hanya memintanya ikut liburan bersama, dan dia bisa-bisanya gadis keras kepala itu..." Heechul tidak melanjutkan kalimatnya lalu semenit kemudian Ryeowook muncul dengan koper besar dan napas terengah.

"Mian.. hosh aku ketiduran dan benar-benar lupa.." ujarnya terbata lalu sungmin menghampirinya dan memberikan sebotol air mineral.

"Minumlah dulu Ryeowook-ah" Ryeowook menerimanya dengan senang hati, meminum air itu hingga tandas tak bersisa. Ryeowook menatap Heechul yang hanya diam tak bergeming ditempatnya, matanya sarat akan permintaan maaf tapi Heechul mengacuhkannya.

"Ayo Siwon, aku yakin Pak Kang sudah lama menunggu" gumamnya dan menarik Siwon untuk berjalan menuju lift, tepat menuju keatap gedung tempat pesawat merek menunggu.

"Kau baik-baik saja Ryeowook?" Donghae muncul dibelakangnya diikuti oleh seorang gadis berambut pendek, Eunhyuk kekasih Donghae.

Senyum canggung menghiasi bibir pinknya, tangannya menggenggam erat tangan sungmin demi menahan perasaannya sendiri.

"Iya. Em.. aku tidak tahu kau mengajak Eunhyuk juga, senang bertemu lagi denganmu" senyum manis tersungging disana, tapi Sungmin yang berada disebelah Ryeowook menyadari seberapa sulit gadis itu menutupi perasaanya.

Sungmin menatapnya perihatin, kemudian menarik lengan Ryeowook agar berjalan lebih cepat, "kau benar-benar luar biasa Ryeowook"

"Apa maksudmu?" Ryeowook menoleh kearah Sungmin, tapi tetap mempercepat langkahnya.

"Kau berhadapan dengan kekasih pria yang kau sukai dan masih bisa tersenyum?"

Ryeowook terdiam tak menjawab pertanyaan Sungmin, karena dari awal dia sendiri tidak bisa menjelaskan alasannya.

Ryeowook dan Sungmin kemudian memilih dua tempat duduk paling belakang, Heechul dan Siwon berada di depan sana sudah larut dengan dunia mereka sendiri, sedang Donghae...

Untuk apa aku memikirkan mereka berdua, ingat Ryeowook, kau tak punya hak apapun...

Ryeowook tersenyum kecut dan memilih melihat kearah luar jendela pesawat yang bersiap untuk take off. Ryeowook membuang napas berat, "kurasa ini akan menjadi liburan yang sangat panjang"

"Kau mengucapkan sesuatu?" Tegur Sungmin, Ryeowook menoleh dan tersenyum pada sahabatnya itu.

"Aniya, hanya bergumam"

Sungmin tersenyum mengerti dan mengusap punggung Ryeowook, "bersemangatlah, jangan biarkan seorang pria merusak liburanmu. Aku akan selalu menemanimu Ryeowook"

Sungmin dan Ryeowook saling tersenyum satu sama lain.

Liburan.

Akankah liburan ini menjadi liburan yang menyenangkan?

Ryeowook kembali menatap keluar jendela, dirinya sendiri tak yakin dengan pikirannya itu.

TBC

Annyeonghaseyo😊 aku kaget banget liat respon dari kalian, lebih dari yang aku bayangkan, TengKyu so much ㅠㅠ aku terharu. Ternyata gini rasanya punya readers ya 😂😂 pokoknya thank you banget banget banget sama yang udah vote dan comment ataupun yang cuma baca aja. Love you all😘

-Raryeong

Piano ForestWhere stories live. Discover now