Enam

178 29 6
                                    

Setelah sarapan, Ryeowook sudah bersiap-siap untuk kembali ke mansion Siwon. Tidak ada untung baginya jika tetap bertahan ditempat asing ini bersama Marcus. Dirinya dan Marcus tidak saling mengenal.

Ryeowook mencoba mengingat kalimat fakta itu. Dan sekarang Ryeowook sudah berdiri tepat di depan ruang baca Marcus --dari yang ia ketahui dari Jordan--untuk berpamitan.

Suara Marcus yang berat terdengar setelah Ryeowook mengetuk pintu kayu coklat itu. Marcus melihat sosok Ryeowook yang berdiri diambang pintu dengan ragu.

"Mau kemana?" Tanya Marcus.

"Pulang"

"Pulang? Kemana? Ini rumahmu Ryeonggu" balas Marcus, setelah sekian lama menanti kedatangan gadis itu, sekarang dia mau pergi? Tidak! Marcus tidak akan membiarkannya. Tidak sebelum gadis itu mengingatnya atau dirinya yang pergi.

Dahi Ryeowook mengernyit tidak setuju dengan Marcus yang menyebut tempat ini rumahnya, "Kau bercanda? Setuju atau tidak, aku akan tetap pergi. Pulang. Terimakasih sudah memberikanku tempat untuk bermalam. Selamat tinggal" Ucapnya mutlak.

Kaki Ryeowook berjalan menjauh dari mansion megah bergaya eropa itu, dirinya merasa lega karena tidak harus terintimidasi oleh tatapan Marcus lagi. Setidaknya itu yang diharapkan Ryeowook.

Kau melakukan hal yang benar Ryeowook.

***

Keadaan mansion Siwon sangat sepi, dari kabar yang baru saja disampaikan para penjaga, Ryeowook tetap tidak ditemukan dimana pun. Heechul yang masih mengurung diri. Dan Sungmin, yang tidak tahu harus melakukan apa. Sedangkan Donghae, kini sedang mencari informasi apapun tentang hal antara gadisnya dengan Ryeowook.

"Kau tetap akan diam seperti ini, Hyuk? Kau tidak ingin mengatakan apapun?" Tanya Donghae yang entah sudah berapa kali sejak tadi pagi.

"Sudah kukatakan tidak ada apapun! Apalagi yang ingin kau tahu?" Isak Eunhyuk akhirnya karena pria itu terus-terusan memaksanya bicara.

Kilatan marah dimata Donghae semakin tajam, "Eunhyuk... jujur padaku, please"

"Kuberitahu pun, tidak akan ada yang berubah kan?"

***

Eunhyuk berjalan menyusuri pinggir pantai seorang diri. Persetan dengan terik matahari yang mulai siang, hatinya lebih terasa panas ketimbang kulitnya. Dirinya tak habis pikir, Sungmin, gadis itu berani memojokkan dirinya didepan Donghae.

Meminta maaf? Jangan bercanda!

Salahkan Ryeowook yang selalu mencuri pandang pada kekasihnya! Eunhyuk tidak buta dan bodoh yang tidak mengetahui gerak-gerik gadis itu ketika berada didekat Donghae.

6 bulan yang lalu...

Hari itu cuaca mendung, musim panas hampir berakhir dan digantikan dengan musim gugur. Seperti biasa, Ryeowook akan membantu Heechul di cafenya.

Ryeowook melihat kalender yang sudah ditandai jauh-jauh hari olehnya. Hari ini bahan dapur akan datang, itu artinya Donghae akan berkunjung kemari. Ryeowook sumringah, dan dengan sabar Ryeowook menanti kedatangan mobil box hitam pria itu diantara rintik hujan.

Tin! Tin!

Beberapa saat kemudian, suara mobil terdengar dari arah pintu belakang cafe. Hati Ryeowook bergemuruh, segera saja kaki mungilnya melangkah keluar. Mata coklatnya membulat, Donghae ada di depan sana dengan topi hitam, dan atasan denim berwarna biru.

Tampan sekali...

Ryeowook tersenyum ketika Donghae melambaikan tangannya pada Ryeowook.

"Pesananmu sudah datang Ryeowook" Ucap Donghae dengan nada cerianya.

Ryeowook tersenyum, "Terimakasi Donghae. Kau datang tepat waktu"

Donghae hanya tersenyum menanggapi ucapan Ryeowook dan sesekali memberi tanda 'itu sudah tugasku'

"Mm.. kau mau mampir minum kopi?" Tawar Ryeowook. Donghae hampir menjawab sebelum seseorang menginterupsi mereka

"Sayang sekali, Donghae ada janji makan siang denganku, Ryeowook-ssi" ucap seorang gadis yang tiba-tiba.

Ryeowook menatap gadis di belakang Donghae, "Apa kau teman Donghae?"

"Teman? Tentu saja bukan. Aku-"
"Ryeowook kenalkan, ini Eunhyuk. Eum.. kekasihku" ujar Donghae cepat.

Ryeowook tersenyum kikuk, sebisa mungkin mengendalikan napasnya yang hampir tercekat. "Oh maafkan aku. Aku sama sekali tidak tahu" jawabnya ragu.

"Tidak apa-apa. Sebaiknya kau tidak terlalu dekat dengan pria yang sudah memiliki kekasih, Ryeowook-ssi" kata Eunhyuk. Ryeowook sedikit tersentak dengan ucapan Eunhyuk.

Apakah perasaannya kepada Donghae terlalu mudah terlihat?. Ryeowook mulai membenci sifatnya yang satu itu.

Catat Ryeowook, jangan menunjukkan perhatian yang berlebihan.

Donghae terlihat tidak nyaman dengan suasana yang terjadi diantara mereka bertiga. Matanya bergerak gusar dan berkata, "Maaf Ryeowook, aku mampirnya lain waktu saja. Aku harus pergi"

Ada rasa kecewa yang mendalam dimata Ryeowook, dan Ryeowook harap Donghae tidak menyadarinya, "Tentu saja. Nikmati waktu kalian"

Tapi Eunhyuk tahu, sebagai sesama wanita, Eunhyuk dapat merasakan perubahan sikap Ryeowook setelah kedatangannya. Gadis itu tersenyum miring.

Sesaat kemudian mobil box hitam itu sudah melaju pergi meninggalkan basement cafe.

Ryeowook memejamkan matanya, ternyata rasanya sesakit ini.

***

Eunhyuk melemparkan beberapa kerang kecil kearah laut lepas dihadapannya. "Gadis itu yang mulai, aku sudah memperingatkannya, tapi dia terlalu menganggap angin lalu ucapanku"

Suasana hening ketika Eunhyuk kembali hanyut dalam ingatan masa lalunya. Ketika bagaimana dirinya merasa begitu cemburu karena Donghae memberi perhatian lebih kepada Ryeowook. Ketika bagaimana dirinya dengan sengaja membuat Ryeowook dalam bahaya...

"Ini bukan salahku. Tidak... ini semua karena dirinya sendiri..." gumam Eunhyuk menahan tangis. Sejujurnya Eunhyuk pun tak yakin bagaimana perasaan tak suka itu muncul begitu besar. Eunhyuk terjebak diantara perasaan benci dan bersalahnya terhadap Ryeowook.

Dan dia tak menyukai perasaan konyolnya.

TBC

Pendek ya? Iya tau :") udah update lama. Pendek lagi. Mungkin 99,99% dari kalian sudah lupa sama cerita tak jelas ini. Jujur aku juga lupa lol tapi karena aku terlalu merindukan kyuwook akhirnya aku lanjut aja :")

Hope you guys still wait and love this story. Always thank you for your voment😚 See ya🙆💙

Piano ForestWhere stories live. Discover now