Delapan

149 29 3
                                    

Cerita itu akhirnya mengalir. Tentang bagaimana Ryeowook diselamatkan dan diijinkan menginap oleh pria misterius bernama Marcus Alexandrite William. Bagaimana sikap pria itu dan juga kata-kata cintanya.

Bahkan ciuman panas mereka yang Ryeowook kira hanya mimpi liar yang memalukan. Setelah menceritakan semuanya, Ryeowook menatap ragu manik hitam Sungmin. Raut wajahnya sangat sulit ditebak. Ryeowook bahkan tidak tahu apa yang sedang Sungmin pikirkan tentang dirinya.

Lama kemudian, terdengar napas berat dari Sungmin. "Ryeowook", panggilnya ragu. "Entahlah, bagaimana aku mengatakannya. Tapi kalau memang pria bernama Marcus itu begitu mengenalmu kenapa dia tidak langsung mengatakan yang sejujurnya? Maksudku, apakah ini masuk akal jika seorang pria menyelinap masuk kedalam mansion dimalam hari?"

Ryeowook mengedikan bahu, "Aku tidak tahu. Pria itu terlalu misterius"

"Ryeowook, dengar, aku tidak tahu bagaimana rupa pria bernama Marcus itu. Aku juga tidak ada ide bagaimana dia menyelinap ke kamarmu, tapi menurutku, kau harus menemuinya lagi", ada nada ragu disana. Entahlah. Sungmin sendiri tidak yakin akan sarannya. Demi Tuhan, fakta tentang pria itu benar-benar tidak masuk akal.

1. Mansionnya berada ditengah hutan. Orang gila mana yang membangun rumah didalam hutan?
2. Bukankah ini pulau pribadi milik Siwon? Bagaimana ada properti milik orang lain disini?
3. Benar-benar tidak masuk akal, dengan ketinggian yang dimiliki kamar Ryeowook, sungguh aneh ada yang berani memanjatnya tanpa terjatuh.

Sampai saat ini hanya itu saja yang memenuhi kepala Sungmin. Pantas saja, kemarin Ryeowook sering termenung. Pria bernama Marcus itu benar-benar membuat Ryeowook yang memiliki penasaran tinggi memikirkannya sepanjang hari.

"Ryeowook, bagaimana jika Marcus itu seorang vampire?", ujar Sungmin tiba-tiba. Ryeowook hampir tersedak ludahnya sendiri.

"Apa? Hahaha bodoh sekali Sungmin. Mana ada hal-hal seperti itu", jawab Ryeowook sambil mengibas-ngibaskan tangannya diahadapan Sungmin. Vampire itu 'kan tidak nyata.

"Memangnya ada hal yang lebih masuk akal tentang Marcus daripada seorang vampire? Dari ceritamu dia seperti Edward Cullen saja"

Ryeowook tercenung, tidak membalas perkataan Sungmin. Gadis itu mencebik, "Sudahlah, lupakan saja. Ayo sarapan. Tutupi kissmark-mu sebelum dilihat yang lain, ckck"

Ryeowook cepat-cepat menaikan kerah blouse yang ia kenakan. Meski ia tahu, itu tidak akan terlalu membantu.

***

Sesuai rencana Siwon yang tertunda sebelumnya, hari ini mereka akan pergi menyusuri lautan sembari memancing dengan boat milik Siwon. Ryeowook berjalan kearah bibir pantai dekat boat dan meletakan beberapa peralatan memancing yang diperlukan. Sambil menunggu yang lainnya datang, Ryeowook memilih duduk disalah satu karang dan memainkan pasir dengan kakinya.

Ryeowook hampir melupakan bagaimana kaya rayanya pria choi yang akan menjadi kakak iparnya itu. Meski tidak sekaya Marcus, pikir Ryeowook.

Ryeowook memejamkan matanya, kumohon otak bodoh berhentilah memikirkan pria aneh itu. Rutuk Ryeowook dalam hati. Ditengah-tengah kegiatan merenungnya, seseorang mengambil tempat duduk disamping Ryeowook. Ryeowook membuka mata, dan mendapati Eunhyuk disana.

"Ehem.. tidak masalah jika aku duduk disini kan?", tanya Eunhyuk. Ryeowook hanya mengangguk sebagai balasan. Karena jujur saja, meski Ryeowook tidak ingin memikirkan apapun masalah yang ada diantara mereka, perasaan canggung itu benar-benar membuat tenggorokannya tercekat.

Hening beberapa saat, Eunhyuk dan Ryeowook menyelami pikiran mereka masing-masing. Beruntung, setelah keheningan yang hampir membunuh keduanya, Eunhyuk membuka suaranya.

Piano ForestWhere stories live. Discover now