chapter 5

3.5K 280 0
                                    

****
Semenjak hari itu, Iqbaal dan Haerin menjadi akrab. Seperti seorang adik dan kakak, bahkan tak jarang Haerin bermain dikamar inap kakek-nya Iqbaal, atau Iqbaal yang akan bermain di kamar Haerin.

Sudah satu minggu dihitung dengan hari ini, mereka kenal. Tapi sampai saat ini
Iqbaal sempat dibuat bingung, dengan keadaan Haerin, ia bahkan sempat bertanya kepada kedua orangtua Haerin dan kedua orangtuanya, tapi kedua orang tua Haerin tak menjawab apapun.

Haerin tampak baik-baik saja dan tak terlihat sakit, hanya saja wajahnya yang pucat. Tapi mengapa Haerin harus menjadi penghuni rumah sakit ini, bahkan Haerin sudah berada satu tahun di rumah sakit ini. Dan kejadian 3 hari yang lalu membuat ia shock.

Hari itu Iqbaal berniat mengajak Haerin bermain, tapi ketika sampai di kamar inap Haerin. Iqbaal melihat ibu Haerin sedang menangis dipelukan ayah Haerin, Iqbaal yang tak tahu apa-apa tiba-tiba ikut menangis tanpa tahu apapun. Saat melihat Haerin, Iqbaal seperti teringan kepada kakeknya. Karena Iqbaal pernah melihat kakeknya seperti keadaan Haerin hari itu.

Dan keesokan harinya Haerin kembali pulih.
Iqbaal melangkah santai menuju kamar inap Haerin, hari ini adalah hari kepulangannya. Ia akan benar-benar pulang, pulang ke Indonesia. Akan meninggalkan Seoul dan tentunya juga Haerin, makanya saat ini Iqbaal akan menemui Haerin dan mengatakan perpisahan kepada Haerin.

"Haerin-ah .. " Iqbaal membuka pintu kamar inap Haerin dengan riang. Ia melihat Haerin tengah duduk diranjangnya dan kedua orangtua Haerin tengah duduk disopa.

"Oppa . . " Haerin berseru girang ketika melihat Iqbaal.

kedua orang tua Haerin menolehkan kepalanya ketika mendengar Haerin berseru dengan semangat.

"Annyeong Ahjussi (paman) , Ahjumma (bibi) .. " Iqbaal melangkah pelan menghampiri Haerin.

"Haerin-ah. . . Maukah kau ikut denganku? " tawar Iqbaal seraya menggenggam tangan Haerin.

Bocah 13 tahun ini, sepertinya sedang dilanda cinta monyet?
"eoddiso oppa ? "

"taman, kita lihat Cherry blossom. Ini hari terakhir bukan? Besok kita tak bisa melihatnya lagi . . "

Haerin menolehkan kepalanya menatap Ayah dan Ibunya "eomma. . Appa. . Bolehkah? " Haerin bertanya dengan wajah memelas.

"ne. . Tentu saja. " ayah Haerin mengangguk tersenyum.

"kajja oppa . . " Haerin mengulurkan tangannya, meminta Iqbaal untuk menurunkannya.

Iqbaal tersenyum dan kemudian menggendong Haerin turun "kajja.. "




Tbc

Good Doctor⚫IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang