Chapter 31

1.9K 133 0
                                    

one week later. .

"Hallo (nama kamu) . . . " Iqbaal melangkah membelah keramaian di bandara. Tangan kirinya, menarik koper sedangkan tangan kanannya menempelkan ponsel ketelinga.

"kamu gak mau nganterin aku? "

"yahh.. Ko gitu? "

"oo.. Yaudah kalo gitu, gak papa. "

"emm.. iya. " Iqbaal melangkahkan kakinya ke pintu keberangkatan, hari ini akan pergi ke seoul. Untuk seminar yang selalu ia ikuti, Iqbaal mendesah. Beberapa hari yang lalu (nama kamu) merengek ingin ikut dengan Iqbaal, tapi nyatanya gadis itu tak mengikuti Iqbaal.

Ya.. Walaupun Iqbaal one week later. .

"Hallo (nama kamu) . . . " Iqbaal melangkah membelah keramaian di bandara. Tangan kirinya, menarik koper sedangkan tangan kanannya menempelkan ponsel ketelinga.

"kamu gak mau nganterin aku? "

"yahh.. Ko gitu? "

"oo.. Yaudah kalo gitu, gak papa. "

"emm.. iya. " Iqbaal melangkahkan kakinya ke pintu keberangkatan, hari ini akan pergi ke seoul. Untuk seminar yang selalu ia ikuti, Iqbaal mendesah. Beberapa hari yang lalu (nama kamu) merengek ingin ikut dengan Iqbaal, tapi nyatanya gadis itu tak mengikuti Iqbaal.

Ya.. Walaupun Iqbaal sudah tahu, itu tidak mungkin karena (nama kamu) tidak boleh melalaikan tugasnya sebagai seorang dokter. Sehingga Iqbaal membantah keras keinginan (nama kamu) untuk tidak mengikutinya, ya.. Walaupun sebenarnya ia ingin (nama kamu) tetap pergi dengannya, tapi sebagai seorang dokter ia harus mengerti (nama kamu) kalau gadis itu sibuk.

Iqbaal melangkahkan kakinya, keluar dari Incheon International Airpot. Ia harus mencari taksi untuk kemudian pulang ke rumahnya yang berada di daerah gangnam, seoul. Ya. . Karena keluarga Iqbaal mempunyai perusahaan cabang dan sempat tinggal di seoul selama 3 tahun, jadi keluarga Iqbaal memutuskan rumah disalah satu kawasan elit di seoul yaitu gangnam, walaupun jarang ditempati. Tapi rumah itu tak dijual, keluarga Iqbaal tetap menjaga rumah itu dengan beberapa pelayan disana. Rumah itu dipakai Iqbaal sewaktu kuliah, dan jika ia pergi ke seoul untuk seminar.

"Oppa chakkamaneyo (tunggu) . . . !! "

Iqbaal menghentikan langkahnya, itu seperti suara (nama kamu)? Tapi tidak mungkin, mana mungkin (nama kamu) mengikutinya? Iqbaal kembali melangkahkan kakinya untuk mencari taksi.

"ya.. Oppa chakkamaneyo (tunggu) .. " teriak suara itu lagi. Iqbaal menghentikan langkahnya dan melirik kiri dan kanan. Disini, banyak orang.. Jadi mana mungkin (nama kamu)? Mungkin hanya suaranya yang sama?

"Oppa.. Kau tuli " Iqbaal cepat menoleh, ketika seseorang memeluk tangannya. Dan ia sangat mengenal suara itu, suara (nama kamu).

"(nama kamu) ? " Iqbaal terkejut, ketika ternyata (nama kamu) yang memeluk tangannya.

"apa? " (nama kamu) bertanya santai, seolah tak terjadi apapun.

"kamu kesini? " tanya Iqbaal masih tak percaya dengan kehadiran (nama kamu) yang bergelayut manja kepada Iqbaal.

"enggak . . Ini cuman bayangan. " ucap (nama kamu) ketus karena kesal.

"oh .. Ya? Tapi kaya nyata? " tangan Iqbaal terulur menyentuh pipi (nama kamu) lalu mencubitnya.

"aww.. Yaa !! " (nama kamu) meringis, Iqbaal mencubitnya.

"sakit? Berarti ini nyata . .? " ucap Iqbaal polos.

"emang nyata.. "

"kok kamu bisa disini sih? tadi kamu satu pesawat sama aku? " tanya Iqbaal dan (nama kamu) mengangguk membenarkan.

Good Doctor⚫IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang