Good Doctor⚫IDR

chapter 21

Clek..

"dokter ... "

Iqbaal dan (nama kamu) serempak menoleh, ketika melihat Salsa berdiri di dekat pintu dengan terburu. Tapi kini Salsa diam menatap tangan (nama kamu) yang masih terulur ke arah mulut Iqbaal, mereka terbengong menatap Salsa.

"ya.. ? " Iqbaal cepat-cepat sadar dari acara bengongnya. Dan (nama kamu) pun cepat-cepat menarik tangannya.

"pasien.. Pasien.. Pasien.. "

"pasien apa? " tanya Iqbaal

karena Salsa tak kunjung mengatakan apa maksud kedatangannya. Ia malah terus mengulang kata pasien, dengan mata memerah menahan tangis.

"pasien.. Pasien.. "

"katakan dengan jelas Suster.. " ucap Iqbaal keras, ia merasa kesal. Bagaimana jika pasien yang dimaksud Salsa adalah pasien yang sedang dalam keadaan genting, dan bagaimana jika pasien itu tidak tertolong.

Salsa tertegun, ia menundudukan kepalanya. Tubuhnya begetar karena Iqbaal pertama kali berbicara seperti itu, Iqbaal.. Baru saja membentaknya.

"pasien... " Salsa berkata pelan.

"shhh... " Iqbaal mendesis, ia beranjak dan cepat melangkah meninggalkan (nama kamu) yang bingung dan Salsa yang sedang menahan tangis. Salsa berbalik, ia mengikuti Iqbaal dan menatap punggung Iqbaal yang berlari.

"Kakek surya... Tidak ingin meminum obatnya... " Teriak Salsa ketika punggung Iqbaal sudah menjauh.

Iqbaal menghentikan langkahnya, ia kembali lari tanpa menoleh sedikitpun.
(nama kamu) yang melihat itu melangkah perlahan, dan telinganya mulai mendengar isakan kecil dari wanita dihadapannya.

Tubuh wanita itu bergetar. (nama kamu) melewati Salsa, lalu berlari mengejar Iqbaal.

****

Setelah berlari mengikuti Iqbaal, dan sempat kehilangan Iqbaal. (nama kamu) segera bertanya kepada orang sekitar yang melihat Iqbaal. Dengan petunjuk dari orang-orang yang mengaku melihat Iqbaal .

Akhirnya (nama kamu) berada di sini, diambang pintu sebuah kamar inap. Ia melihat Iqbaal yang tengah membujuk seorang kakek untuk meminum obat.

"ayolah kakek, bukankah kakek ingin cepat sembuh? Maka dari itu kakek harus minum obat.. "

(nama kamu) tersenyum ketika melihat Iqbaal merayu kakek tua itu. Seperti seorang cucu kepada kakeknya. Kakek itu menggeleng, ia tetap begeming dan pura-pura memejamkan matanya.

"kakek ayolah ... Kalau kau meminum obat, aku mau menjadi cucu menantumu. " rayu Iqbaal. Seketika Kakek surya membuka matanya, dan menatap Iqbaal.

"benarkah? "

Iqbaal menggeleng, ia menunjukan cengiran polosnya. Kakek surya merenggut kesal, lalau ia kembali menutup matanya.

"ya.. Kakek ayolah. " Iqbaal menggoyangkan tangan kakek surya.

(nama kamu) yang melihat itu tertawa

"sisi lain lagi dari sosok dingin itu. Huhh.. Dokter Iqbaal. " gumamnya pelan.

(nama kamu) lalu melangkah, mendekati Iqbaal dan kakek surya.

"selamat siang. . " sapa (nama kamu) ramah dan terdengar riang.

Iqbaal menoleh, dan menatap (nama kamu) bingung "kenapa ada disni? "

"kenapa? Memang tidak boleh? " tanya (nama kamu) kesal.

Kakek surya yang mendengar itu, membuka matanya karena penasaran. Ia menatap Iqbaal dan (nama kamu) yang saling memandang.

"wahh.. Kakek membuka mata, hallo kakek.. " sapa (nama kamu) riang.

Kakek surya menatap (nama kamu) dengan tatapan menyelidik dan ingin tahu.

"siapa dia? " kakek surya berbisik kepada Iqbaal.

"perkenalkan, nama saya (nama kamu). Saya dokter baru disini, kakek siapa? Kakeknya dokter Iqbaal yah? " Tanya (nama kamu) seolah dirinya sudah akrab dengan kakek surya dan Iqbaal.

Kakek surya dan Iqbaal saling melempar pandang, lalu mereka menggeleng serempak.

"ohh.. Bukan yah? Saya kira kakek adalah kakeknya dokter Iqbaal. Kalian terlihat dekat.. " (nama kamu) mengangkat kedua ibu jariya lalu tersenyum lebar.

"benarkah? " tanya Kakek surya.

"emm.. " (nama kamu) mengangguk

"saya kira tadi, dokter Iqbaal sedang membujuk kakeknya untuk minum obat. Karena sewaktu ia mendengar nama kakek dokter Iqbaal terlihat sangat khawatir, ia langsung berlari kesini. Jadi.. Saya kira dokter Iqbaal sangat khawatir kepada kakek-nya karena tidak ingin minum obat. Maafkan saya karena salah paham... " (nama kamu) tesenyum.

Tbc