02 : Hari Terakhir MOS Andara

643 129 55
                                    

Keenan Ananta.

Anak yang berasal dari keluarga yang berada. Ayahnya merupakan seorang pengusaha sukses yang sudah memulai usahanya di bidang properti sejak lima tahun yang lalu. Sedangkan Ibunya, merupakan mantan desainer terkenal yang sempat menetap di Paris delapan tahun yang lalu. Namun sayangnya, kedua orang tua Keenan sudah berpisah karena suatu hal yang Keenan tak tahu pasti. Menurut informasi yang dia dapat, Ibunya saat ini sudah menetap di Bandung dengan keluarga barunya. Sedangkan Ayahnya masih di Jakarta. Hanya saja, Keenan tidak tinggal bersama dengan beliau lagi. Cowok itu memilih untuk menyingkir dan tinggal di apartemennya.

Popularitas Keenan di Dentra memang cukup melejit. Kelakuannya? Jangan tanya. Keenan merupakan tipikal cowok yang kerap ditemui di sekolah-sekolah. Meskipun seragamnya selalu berada diluar, serta rambutnya yang acak-acakkan, Keenan tak sepenuhnya anak bandel. Ia mungkin merokok, tapi jarang. Ia mungkin minum alkohol, tapi kadang juga. Tetapi Keenan tidak pernah sekali-kali membantah omongan guru kalau ia salah. Cowok itu akan terima-terima saja, asalkan dia rasa dirinya benar.

Dari umur dua belas tahun, Keenan sudah tahu bagaimana cara mengendarai suatu jenis kendaraan. Saat ia masih berumur empat belas tahun, ia sudah dibelikan mobil sendiri oleh ayahnya. Jadi tidak heran kenapa Keenan bisa begitu terikat dengan hal yang berbau otomotif. Ia bahkan tidak pernah menyesal untuk menguras isi kantongnya hanya untuk menyempurnakan benda mati--yang akan hidup kalau digunakan oleh manusia--itu.

Keenan juga kerap mengikuti beberapa kontes mobil. Hingga ia harus rela untuk memodifikasi ulang mobilnya hanya untuk menarik perhatian para juri agar bisa membawa pulang piala yang entah sudah ke berapa. Selain itu, Keenan adalah pembalap yang handal. Kemampuan cowok itu dalam melarikan mobil membuat siapa saja yang menumpang dengannya harus menahan napas dengan jantung yang seperti terlepas. Intinya, kalau naik di mobil Keenan, kita bakalan ngerasa kayak lagi terbang.

"Oi, Ken. Lecet kenapa?" Keenan yang awalnya duduk menatap layar ponsel mengalihkan pandangannya ke arah Angga--pemilik bengkel yang kerap kali ia datangi bila mengalami hal serupa ini. "Lecet parah ini, mah."

Sudah Keenan duga. Berkat senggolan dari motor bebek Aldo tadi, Mazda kesayangannya harus lecet parah di bagian belakang. "Disenggol," balas Keenan lalu meraih majalah otomotif keluaran terbaru dari rak di samping.

Angga pun hanya mengela napas berat. "Ck. Terus enggak lo minta ganti?"

Menurunkan majalah yang awalnya menutupi setengah wajahnya, Keenan pun berkata, "Nggak. Lagian dianya udah deluan masang tampang minta pengasihan." Iya. Keenan tidak minta ganti rugi, sebagai gantinya, Aldo harus rela ditonjok olehnya. Kalau menurut Keenan, itu tidak seberapa, daripada Aldo harus nanggung servis mobilnya yang bisa sampai jutaan. Bisa-bisa Aldo harus jual motornya hanya untuk ganti rugi pada Keenan.

"Gila. Tapi ini servisnya bisa sampe sepuluh juta."

"Hm."

"Ck." Angga lalu bangkit sambil menepuk celananya yang kotor. Menatap Keenan dengan tatapan sulit dipercaya. "Ini nggak bisa selesai sehari, Ken. Mungkin minggu depan udah bisa lo ambil. Gue sibuk soalnya. Anak-anak banyak minta cuti. Padahal kostumer pada banyak."

"Hm," gumam Keenan lagi. Lantas mengembalikkan majalah itu pada tempatnya semula dan bangkit. "Minggu depan gue balik lagi." Keenan pun membuka pintu mobilnya untuk mengambil barangnya. Seperti keperluan lagi yang ia bawa ke sekolah--tas yang isinya hanya satu buku tulis tanpa bolpoin, cars serta hoodienya.

Home Is In Your Eyes (was Let Me Love You)Where stories live. Discover now