20. Malam Dimana Semua Ini Dimulai

40 1 0
                                    

Keenan benar-benar tidak peduli dengan ucapan Karenina yang mengatakan kalau dia adalah cowok tidak normal karena sempat menentang masukkan gadis itu yang menyarankan untuk merombak ulang penampilan Andara. Karena pada faktanya, saat ini-tanpa dirombak sekalipun-Andara tetap terlihat begitu manis dan mampu memikat hati Keenan, hingga membuat cowok itu tidak bisa menahan senyum sedaritadi dalam perjalanan. Sangat natural, tapi manis walaupun Keenan sempat mendapati adanya sentuhan maskara pada bulu matanya yang sebenarnya cukup lentik serta tambahan rona merah segar pada kedua pipinya.

Bahkan, Keenan teringat tadi, sesaat setelah mereka berdua sampai di lantai dua belas-tempat yang sudah direservasi Karenina untuk ulang tahunnya-tatapan beberapa manusia tidak bisa lepas dari Andara. Mungkin mereka tengah mengagumi kecantikkan alami gadis itu atau karena bertanya-tanya dalam hati siapa gadis asing yang datang sambil menggenggam tangan Keenan malam itu.

Keenan melirik gadis yang duduk disampingnya melalui sudut mata. Didapatinya gelagat canggung dari gadis itu karena harus duduk disekitar kakak kelasnya. Sesuatu yang sangat Keenan kenal dari diri Andara adalah ekspresi ketika gadis itu benar-benar tengah menahan malu. Dan itu yang dia lihat di diri Andara malam itu. "Kenapa, Ra?"

"Hah? Enggak." balas Andara, sedikit memaksa tawa kecil.

"Kalian beneran pacaran?" Suara feminim khas seorang perempuan kontan saja membuat pandangan Keenan dan Andara terpengarah pada sosok gadis dengan balutan dress hitam ketat yang jatuh tepat di atas lutut. Suara itu pula bukan hanya sukses menarik perhatian Keenan dan Andara, melainkan semua yang berada di satu meja dengan mereka.

"Bagian mana yang kurang jelas buat lo?" Keenan menyahut, terdengar agak dingin dan tentu saja langsung mendapat dengusan pendek dari Sonya. Ah ya, selain karena Sonya dulu suka sekali mendekatinya, alasan lain kenapa Keenan tidak terlalu suka pada gadis yang tidak bisa lepas dari riasaj wajah itu adalah karena dia sempat melihat Sonya berbicara kasar pada Andara saat masa orientasi beberapa bulan lalu.

Suasana pun kian hening-walaupun suara penyanyi di dekat panggung kecil tengah menyanyikan lagu santai sebelum acara dimulai-tatkala Sonya tidak langsung menyahuti balasan pedas Keenan saat itu. Hal itu tentu cukup membuat Andara merasa sangat malu dibeberapa detik. "Gue paham kalo dia cewek lo. Cuma... Lo tau, berita ini cukup unbelieveable-terlebih untuk cowok seperti lo yang yha, dikenal sebagai cowok pemilih. Dan gue rasa, cewek seperti dia ini sangat nggak level sama lo." cetus gadis itu lantas menuding Andara dengan dagu. "Sorry."

Keenan benar-benar sudah akan membalas ucapan Sonya dengan berbagai kalimat dingin lainnya yang akan berpotensi untuk membungkam dan membuat Sonya berpikir dua kali untuk menyinggung Andara lagi ketika suara seseorang yang duduk di sudut meja dengan cepat menyela percakapan mereka. "Udahlah, Son. Lo sendiri tahu kalo ucapan lo sama sekali nggak akan berpengaruh buat orang yang duduk di depan lo. Jadi gue rasa, lo hanya buang-buang waktu aja dan bener-bener bikin kuping gue panas dengerin debat sampah kalian."

Kepala Keenan kian memanas tatkala mendapati Anggia tengah duduk dengan gelagat santai sambil menatap olesan kutek berwarna biru pada kukunya dengan tampang seperti tokoh antagonis yang kerap kali ditemui di tayangan murahan ditelevisi. Merasa tengah ditatap oleh beberapa pasang mata, Anggia mengangkat wajah-langsung menatap Keenan dengan senyum miring merekah disudut bibirnya yang dipolesi lipstik berwarna nude. "Take it slow, Keenan. Gue cuma berusaha menghindari hal-hal yang nggak diinginkan di pesta Karen. So dont look at me like that, brother."

Ucapan Anggia berakhir bertepatan dengan pembawa acara yang sudah naik ke panggung kecil, seperti hendak memulai birthday dinner Karenina malam itu, membuat Keenan tidak punya pilihan lain selain menghadap ke depan dan mendengar hembusan napas lega dari Andara.

Home Is In Your Eyes (was Let Me Love You)Where stories live. Discover now