Part 9

267 22 0
                                    

My heart aches at the cold wind
Drawing you out again, deeply digging into me

Kaki kecil itu melangkah diatas dedaunan kering berwarna merah dan orange.
gadis kecil dengan seragam sekolah khas sekolah menengah pertama itu sedang berusaha menangkap dedaunan yang berguguran di atas kepalanya, melompat lompat kecil berusaha meraih dedaunan kering yang berguguran.
Lelaki di belakangnya hanya bisa memperhatikan tingkah laku gadis didepannya, tanpa sadar senyuman terukir di wajahnya.

"Bin-ah neo arro? (Bin-ah apakah kamu tau?) katanya kalau kita menangkap daun kering yang jatuh, kita akan jatuh cinta pada orang yang berjalan bersama kita"

"Mwoya? Kau percaya tahayul seperti itu"

Gadis yang sedari tadi sibuk menangkap dedaunan kini berhenti dan berbalik menghadap kearah moonbin sambil mengerucutkan bibirnya

"Aniyo! Aku-aku tidak percaya dengan yang seperti itu!"

"Lalu, kenapa sedari tadi kau berusaha menanggap dedaunan itu?"

Yeoreum diam, dia bingung, kenapa juga dia harus menangkap dedaunan ini saat berjalan bersama moonbin?

"Molla.."

Yeoreum membalik badannya membelakangi moonbin, melanjutkan langkahnya dengan kikuk tetapi tetap berusaha menangkap dedaunan yang berguguran.

Moonbin mendongakan kepalanya, Tangannya terangkat menangkap sebuah daun yang hampir jatuh diatas kepalanya, dia menatap daun itu lalu tersenyum, menurunkan tangannya mensejajarkan daun tersebut dengan yeoreum yang tengah berjalan di depannya.

'Ku rasa yang kau bilang itu benar, aku jatuh cinta pada mu ahn yeoreum'

*****

"Yeoreum-ah sarapannya sudah siap cepat turun kebawah"

"Ne~ eomma sebentar lagi aku akan turun"

Tap tap tap

Bunyi langkah kaki menuruni tangga satu persatu, hari ini adalah hari pertama ujian SAT, hari perjuangan bagi setiap siswa kelas 3 SMA di korea. Hari penentuan setelah 3 tahun berjuang menghadapi hiruk pikuknya masa remaja, sebentar lagi mereka akan menjadi orang dewasa, meninggalkan semua kenangan sebagai remaja dan bersiap-siap menjadi dewasa.

"Yeoreum-ah apa kau yakin akan ikut ujian? Kau kan-"

"Aniyo eomma, aku harus ikut eomma percaya saja pada ku, aku tidak akan mengecewakan siapapun"

Yeoreum tersenyum, berusaha menenangkan ibunya

"Baik lah, tidak usah dipaksakan, kalau kau tidak tahu jawabanya, tinggalkan saja, jangan terlalu dipikirkan, lagi pula-"

"Ne~~ne~~ eomma ku sayang aku mengerti, terimakasih untuk makanannya aku berangkat"

Yeoreum berdiri dari kursinya, mencium pipi ibunya lalu menghilang dari balik pintu rumah.

yeoreum duduk di kursi halte tempat biasa ia menunggu bus, sambil membaca buku pelajaran, mengingat kembali pelajaran yang ia pelajari semalam. suara derap sepatu yang tak asing bagi yeoreum membuyarkan konsentrasinya, ia menoleh ke arah sumber suara itu.

"Yeoreum-aah"

"Oh bin-ah, ppali busnya sebentar lagi datang"

Yeoreum melambaikan tangan kepada moonbin yang tengah berlari kearahnya, senyumnya mengembang lebar saat melihat moonbin tersenyum kearahnya sambil melambaikan tangan, namun entah mengapa sebagian hatinya merasakan sedih yang amat mendalam.

****

setelah tiga hari penuh mereka habiskan untuk mengikutin ujian, kini mereka sudah resmi terbebas dari itu semua, tinggal menunggu hasilnya, dan bersiap-siap masuk ke universitas yang diinginkan. yeoreum berharap semuanya dapat berjalan dengan lancar, sesuai keinginannya, dan dia bisa segera mungkin melupakan moonbin.

Hopeless Love [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang