⭐BAGIAN 15⭐

2.7K 163 3
                                    

Selamat membaca semua!!!!

——————————

Pukul 05:23 PM, mobil milik om Budhy tiba di Subaim. Indri takjub akan keindahan alam di Subaim. Pandangannya tertuju pada gunung yang berada disisi Selatan Subaim.

"Va, itu gunungnya kok bentuknya aneh ya?". Tanya Indri.

"Oh itu. Itu namanya gunung Wato-wato kak". Ujar Liova.

"Wato-wato?".

"Iya kak, bentuknya emang kaya orang tidur menghadap kelangit kak". Ujar Liova.

"Oh gitu ya". Ujar Indri. Liova mengangguk.

Tak lama setelah itu, mobil milik om Budhy memasuki rumah bercat merah.

"Nah udah sampai". Ujar Alya.

"Ini rumah nenek lo Al?". Tanya Milky.

"Iya Mil, ayo masuk nenek udah nungguin tuh". Ujar Alya. Mereka mengangguk dan mengikuti Alya masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum". Ujar Alya.

"Wa'alaykumsalam". Jawab seseorang dari dalam.

"Alya". Ujar nenek Alya, ia kemudian memeluk sayang cucunya.

"Pulang kok nggak ngabarin dulu sih". Ujarnya.

"Maaf nek, Alya kesini mendadak. Soalnya Alya mau buat kejutan buat nenek". Ujar Alya.

"Kamu kesini sama mama papamu kan?".

"Enggak nek, Alya kesini sama Liova, Ari dan teman-teman Alya". Ujar Alya.

"Yasudah, ayo suruh masuk temennya". Ujar nenek Alya.

"Liova ayo bantu nenek didapur". Lanjutnya.

"Yah nek, Va kan masih capek baru dateng juga". Seru Liova.

"Eh, anak gadis nggak boleh ngomong kaya gitu. Ayo ikut nenek".

"Udah sana, nanti nenek marah loh". Ujar Ari.

"Iya, iya". Ujar Liova. Iapun segera mengikuti neneknya masuk kedalam rumah.

"Ayo masuk". Ajak Alya. Indri dan yang lain mengangguk. Mereka mengikuti Alya masuk kedalam rumah.

Indri mengamati foto-foto keluarga Alya yang dibungkus dengan cantik oleh bingkai. Terlihat foto Alya ketika berumur 4th. Pandangan Indri tertuju pada foto seorang lelaki yang tersenyum dengan manis dan disampingnya Alya tampak begitu bahagia.

"Itu bang Roy, kakak sepupu gue". Ujar Alya.

"Oh, kok gue nggak pernah lihat ya?". Ujar Indri heran. Sebab selama bertahun-tahun berteman dengan Alya, ia tak pernah melihat Roy.

"Bang Roy udah lama meninggal Ndri. Dulu bang Roy sempet sekolah di Jakarta, tapi gara-gara kecelakaan lalu lintas. Nyawa bang Roy jadi taruhannya". Ujar Alya sedih. Bang Roy adalah satu-satunya kakak laki-laki yang ia miliki.

"Udah, bang Roy sekarang udah bahagia disana. dan lo juga harus bahagia disini". Ujar Indri mencoba menghibur Alya. Alya mengangguk, ia tersenyum pada Indri.

"Alya, ajak teman-temannya makan, nenek udah masakin makanan". Seru nenek Alya dari belakang.

Merekapun segera berjalan menuju meja makan, setelah itu mereka makan dengan sesekali bersenda gurau.

Hari telah menjelang malam, Indri duduk sendirian di teras rumah. Di Subaim ia dapat melihat bintang-bintang dengan jelas, berbeda dengan di Jakarta karna disana telah tercemar oleh asap pabrik.

Kenzo And Indri (DITERBITKAN )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang