⭐BAGIAN 19⭐

2.6K 159 1
                                    

Happy reading guys!!!!

——————————

Sudah tiga hari mereka tidak bertemu, dan hari ini adalah hari pernikahan mereka. Yuki tampak antusias memoles pipi Indri, ia memang memaksa untuk merias Indri. Dan hanya dibantu wedding organisir untuk memakaikan Indri gaun pernikahannya.

Yuki tersenyum bangga melihat hasil riasannya, "nah Indri sayang sekarang buka matanya ya." Ujar Yuki.

Perlahan-lahan Indri mulai membuka matanya. Indri membulatkan matanya, ia tak percaya akan pantulan dirinya di cermin.

"Mom, siapa wanita itu?" tanya Indri.

"Hahahaha sayang itu dirimu, kau ini apa sangking gemetarnya hingga tidak mengenali dirinya sendiri?" ujar Yuki, ia terkekeh melihat wajah lugu dari Indri.

"Sudahlah, mommy ingin pergi untuk melihat Kenzo. Ingat jangan sampai riasanya berantakan." Ujar Yuki. Indri menganggukan kepalanya, Yuki pun tersenyum lalu pergi meninggalkan Indri.

Indri masih menatap tak percaya akan penampilannya kini. Ia sampai heran dimana gaya troublenya? Hahaha sepertinya riasan memang mengubah seseorang.

"Buseet dah nih mak-emak cantik pisan." Ujar Alya. Indri menoleh kearah Alya, ia tersenyum ketika Alya dan Milky berada di sisi kanannya.

"Hahaha lu bener Al, gue aja heran sama nih mak. Udah mau married aja." Ujar Milky.

"Hahaha lu kapan nyusulnya mak? Lu kan lebih tua dari pada gue ama Indri." Ujar Alya. Perkataan Alya membuat Milky gagu dalam berbicara.

"A...i..itu na..nanti aja." Ujar Milky gagu.

"Hahaha santai aja mak, nggak usah kaya gitu juga kale." Ujar Alya.

Indri tersenyum mendengar perdebatan kecil antar Alya dan Milky. Ia pasti akan merindukan saat-saat seperti ini. Tak sadar air matanya kini telah jatuh, membuat Milky segera menghapusnya dengan hati-hati.

"Loh kok nangis sih Ndri? Ih pengantin nggak boleh nangis." Ujar Milky.

"Gue pasti kangen sama kalian, hiks." Ujar Indri.

"Shutt, udah jangan nangis lagi. Kita kan masih bisa ketemu Ndri, udah ya jangan nangis lagi. Gue nggak mau nanti tante Yuki marahin gue karena ngebiarian lu nangis." Ujar Alya. Perkataan Alya membuat Indri tertawa.

"Nah gitu dong, jangan mewek mulu dari tadi." Ujar Milky.

"Riri," Panggil Damiea, Indri menoleh kearah Damiea. Ayahnya kini tampak begitu muda dengan balutan tuxedo berwarna hitam.

"Ya pa."

"Ayo, Kenzo sudah menunggumu." Ujar Damiea. Indri mengangguk. Ia kemudian menatap Alya dan Milky, Indri memeluk Alya dan Milky sangat erat.

"Kalian temen terbaik yang pernah gue kenal. Makasih karna udah kasih warna dalam hidup gue." Ujar Indri.

"Ya, kita juga makasih karena adanya lo kita bisa ngeliat pelangi setelah hujan."

Mereka berpelukan cukup lama, hingga suara Damiea menyadarkan mereka. Indri segera menggandeng lengan Damiea.

"Ingat, papa akan selalu ada di sini Riri. Jadi Riri nggak usah takut." Ujar Damiea. Indri mengangguk. Mereka pun mulai melangkahkan kakinya menuju altar, sementara Alya dan Milky mereka kini menjadi bridemaid Indri.

Indri mengeratkan pelukannya pada lengan Damiea ketika mereka mulai mendekati altar. Indri melihat Kenzo yang begitu tampan dengan tuxedonya yang serasi dengan gaunnya.

Kenzo And Indri (DITERBITKAN )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang