PROLOG

13K 673 32
                                    


"Ada apa dengannya? Sedari tadi dia tidak bangun-bangun."

"Mungkin dia pingsan."

"Tapi masa pingsan, lama sekali. Apa jangan-jangan dia mati?"

"Kasihan sekali, padahal dia masih muda."

"Hei, apa yang kalian lakukan? Sebaiknya panggil ambulance?!"

"Iya, cepat panggil ambulance!"

"Aria... bangun! Hei kau kenapa?"

"Bangunlah! Jangan bercanda!"

"Aria..!!!"

"Astaga, ada apa sih? Kenapa kalian memanggilku seperti itu. Aku ada di sini."

"Aria...?!"

"Hedeh, aku gak budek, kali." sahut gadis yang sedari tadi terus dipanggil namanya dengan kesal. Sambil menggerutu ia menghampiri mereka. Keningnya menyerngit saat ia lihat teman-temannya sudah dikerebungi banyak orang.

"Aria...?!"

"Ish..." Sambil bergerak maju ia menghentak kakinya. Awas saja kalian, batinnya merutuki ulah teman-temannya.

"Bangun, jangan membuat kami khawatir ... Aria!"

"Eh? Maksud kalian apa?"

Sejenak gadis itu hentikan langkahnya. Ia tahu teman-temannya adalah makhluk paling usil yang pernah ia kenal. Mereka sering mengerjainya begitu pun dengan dirinya yang sering mengerjai mereka, tapi mereka belum pernah bersandiwara serius seperti ini.

Derry yang biasanya hanya melihat mereka tanpa ikut campur terlihat sangat khawatir begitu juga dengan Deasy─ kembaran Derry─ gadis manis yang biasanya melerai, tampak sangat panik dan berusaha menelpon seseorang. Lalu kenapa harus namanya yang dipanggil?

"Seseorang ... Tolong panggil ambulance!"

"Tenanglah, Deasy sedang menghubunginya."

Ada perasaan tidak enak yang menyeruak dalam hatinya melihat wajah-wajah yang ia kenal tampak sangat khawatir terlebih dengan orang-orang yang semakin banyak menggerubungi mereka juga nama yang terus mereka teriaki.

"Ya Tuhan, sudah cukup. Berhentilah main-main. Ini tidak lucu. Tolong hentikan sandiwara kalian. Kalian benar-benar membuatku takut." ucapnya gelisah. Perasaannya jadi tidak nyaman.

Aria semakin melebarkan langkah kakinya agar ia segera sampai di seberang jalan tempat teman-temannya berada. Pagar besi pembatas taman setinggi satu setengah meter, dengan mudah ia lompati tanpa seorang pun protes. Aria benar-benar tidak tahan dengan sandiwara mereka dan ingin cepat-cepat menghentikan kelakuan menyebalkan yang membuat perasaannya tidak enak.

"Sudah. Hentikan kelakuan ka─ eh? Kok? Ke ... kenapa tidak bisa?" Aria panik. Gadis itu benar-benar tidak mengerti sekaligus takut dengan situasinya saat ini. Barusan ia ingin men-toel kepala Andra─ temannya yang paling usil dan yang paling sering membuatnya kesal─ tapi tidak bisa, tangannya malah menembus tubuh Andra. Berapa kali pun ia coba, tetap tidak bisa. Rasanya ia seperti angin yang hanya bisa membelai tubuh mereka.

Aria kemudian mencoba pada temannya yang lain, tetapi hasilnya tetap sama. Tidak ada satu pun di antara mereka yang bisa tersentuh. Tubuhnya tetap menembus mereka. Bahkan suaranya pun tidak ada yang bisa dengar. Sekeras apapun ia berteriak.

Aria terdiam. Tubuhnya kaku, nafasnya tercekat dengan rasa takut yang kian tumbuh dan menjalar ke seluruh tubuh. Tatapannya ia alihkan pada teman-teman di depannya, "Guys kenapa dengan tubuhku─" Suara Aria parau, air mata mulai menggenang di pelupuk.

"Bertahanlah, kami mohon!"

"Aku di sini..." suaranya parau, air matanya kian mengucur saat matanya memandang tubuh transparannya. "Guys ... hiks ... badanku kenapa? Hiks ... Aku─" ucapannya mendadak terhenti. Rasanya bola mata Aria sebentar lagi akan meledak saat ia menangkap objek yang sedari tadi dikerubungi banyak orang. Ia benar-benar tidak bisa mempercayai penglihatannya sekarang. Itu sangat mustahil. Tidak mungkin apa yang ia lihat sekarang berada di depannya.

Tubuh seorang gadis yang terbaring. Helaian rambut coklatnya melambai saat orang-orang mengangkat tubuh mungil itu. Dia tidak pingsan, tidak juga tidur. Dia tidak mati, hanya saja dia tidak bisa dibangunkan. Dan saat itu juga tubuhnya meluruh, jatuh dan terduduk di atas tanah. Air mata tak bisa lagi ia bendung, mengalir deras bak aliran sebuah sungai yang jatuh ke tanah namun tak membasahi.

Gadis itu adalah dirinya sendiri.

TBC

...

Sign in

Mickey139 18.12.2016

Silahkan baca chapter Chapter Selanjutnya

SLEEPING BEAUTY [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang