Sudah seminggu aku berada di rumah sakit setelah tubuhku dibawa ke mari dan itu berarti sudah tujuh hari pula aku menjadi salah satu makhluk gentayangan alias hantu yang sering diteriaki oleh orang-orang kalau tidak sengaja bertemu (tapi bukan berarti aku pernah diteriaki. Nyatanya, aku bahkan tidak bisa dilihat oleh kebanyakan orang)Namun, jangan salah kaprah guys. Aku bukan salah satu dari hantu-hantu penasaran yang rohnya belum bisa mencapai nirwana karena urusan dunianya masih belum terselesaikan loh. Aku masih hidup. Hanya saja, roh dan tubuhku terpisah.
Kata dokter, aku mengalami koma. Kondisi dimana tubuhku mengalami ketidak-sinkronan antara diffuse projecting fiber, korteks serebri dan batang otak yang bertugas mengontrol tubuh dan pikiran (entahlah, aku tidak mengerti dunia medis). Intinya, ada gangguan yang terjadi dikepalaku hingga membuat diriku tidak sadar dan seperti sedang tertidur.
Kalian bisa bayangkan sendiri kan bagaimana keadaanku saat ini?
Oke, kuberi pengandaian kalau masih belum jelas. Kalian tahu kisahnya putri tidur? Pasti tahu. Kisah itu kan terkenal sekali. Dan kondisi putri itu persis seperti diriku. Ia hidup, tapi tidak bisa dikatakan hidup karena hanya bisa tertidur di atas kasur. Tidak bisa berbuat apa-apa. Lalu ada bedanya, jika di dongeng itu ada penyihir yang memberi kutukan, di posisiku tidak ada. Tiba-tiba saja kudapati diriku sudah seperti ini.
Dan yang lebih aneh, jiwaku justru terpisah dari tubuh. Ketika aku berusaha masuk kembali, aku malah terpental. Roh dan tubuhku seperti magnet dengan kutub yang sama dan tak bisa bersatu. Alhasil, aku hanya bisa melihat bagaimana terpuruknya diriku di atas ranjang rumah sakit.
Aku sedih, tentu saja. Siapa pun yang alami apa yang terjadi padaku pasti akan merasakannya. Bayangkan, saat ibumu menangis karena keadaanmu dan kamu tidak bisa memeluk atau mengelus pundaknya untuk menenangkan padahal kau tepat berada di sampingnya atau tak bisa memberikan kalimat yang bisa membuat ayahmu berhenti menyalahkan diri sendiri karena suaramu tak bisa didengar. Itu menyakitkan, bukan?
Tapi, apa yang harus kulakukan? Saat aku ingin mencari tahu, aku justru tak bisa berbuat apa-apa. Meminta sama orang pun tak bisa karena mereka tidak bisa melihatku apalagi menyewa detektif untuk memecahkan masalahku.
Berharap ada paranormal yang datang berobat ke rumah sakit pun rasanya sulit, sebab seminggu ini tak ada tanda-tanda seseorang dengan kemampuan khusus datang menghampiriku. Mungkin karena kemampuan mereka sangat sakti, atau memiliki cara tersendiri untuk mengobati diri sendiri.
Sekarang aku hanya pasrah.
Selama seminggu ini aku hanya bisa mengelilingi rumah sakit tanpa tujuan jelas. Rohku seperti terprogram agar selalu berada di sekitar tubuhku, bahkan pulang ke rumah sekedar melihat keadaan rasanya malas. Dan rasa malas itu sangat kuat mengikat tubuhku.
Tapi, untungnya aku bertemu dengan makhluk yang sama sepertiku— dalam artian, manusia yang benar-benar sudah meninggal. Padahal kalau mengingat kembali diriku yang dulu, aku pasti akan lari terbirit-birit atau bahkan akan pipis di celana jika melihat mereka. Dan sekarang mereka malah menjadi kenalanku.
Berbagai macam karakter kutemui dan sebagian dari mereka sangat mengagumkan. Ada nenek Chiyo yang sudah hampir tiga bulan meninggal tetapi jiwanya tetap berada di dalam bilik kamar inapnya yang dulu. Katanya ia sedang menunggu cucunya. Aku senang dengan kehadirannya, meski penampilannya menyeramkan. Ada banyak nasehat juga motivasi hidup yang ia berikan hingga membuatku tidak mudah patah semangat dan menyerah.
Ada juga pak Rian, seorang pemadam kebakaran yang tewas saat menjalankan tugasnya. Banyak kisah yang ia ceritakan terutama misi-misi penyelamatannya yang sangat hebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLEEPING BEAUTY [COMPLETE]
ChickLitSleeping beauty. Jika kalian mendengar dua kata itu, apa yang ada di kepala kalian? Kisah dongeng? Cinta sejati? Ciuman seorang pangeran? Tidak. Sleeping beauty adalah kisah dua insan beda dunia, beda sifat, juga beda situasi yang dipertemukan secar...