10● Pencarian Kedua

3.3K 370 4
                                    

Jangan lupa vote dan comment yah...

.....

Esok hari, saat matahari baru terbit seseorang berjalan menghampiriku. "Kita ke taman hari ini." ujar Sean tanpa tedeng aling-aling. Pakaiannya tidak seperti yang ia gunakan dihari biasa. Jika biasanya dia menggunakan baju santai di hari minggu atau saat liburan, kini ia menggunakan baju kaos oblong dan celana training panjang untuk menutup kaki jenjangnya juga sepatu kets. Khas pakaian orang yang ingin olahraga. "Rasanya ada yang aneh saat ibumu menceritakan kronologi saat kau tak sadar diri." lanjutnya. Bahkan matahari pun baru saja muncul.

"Apa sekarang?" tanyaku memastikan.

Keningnya bertaut untuk sekejab, selanjutnya dia berlalu tanpa menggubrisku. Dan satu simpulan yang bisa kutarik. Dia serius. Tidak main-main. Ck, dasar pria arogan.

Tidak ingin menunggy, aku pun mengikutinya.

Lagipula ini tentang diriku. Aku tentu saja tidak akan menolak. Tidak peduli dengan cara apa yang akan dia pakai, jika aku bisa kembali ke dalam tubuhku, aku akan terus mengikutinya, mendukungnya, bahkan sampai rohku tak lagi nampak. Ciah...

Butuh tiga puluh menit tanpa hambatan untuk sampai ke taman yang pernah kukunjungi sebelum kejadian naas itu menimpaku. Sean tampak biasa-biasa saja. Tidak bicara, tidak bertanya, dan hanya fokus pada jalanan lenggang.

Dan saat tiba di taman, Sean turun dari mobilnya dan bersiap-siap sebelum... jogging?

Aku kira dia akan langsung melakukan penyelidikan, seperti agen-agen yang ada di teve-teve, ternyata hanya lari-lari biasa sambil mendengarkan earphone-nya.

Hah, penonton kecewa sodara-sodara.

Tapi, memang seperti apa yang kuharapkan dia lakukan? Dia kan bukan agen betulan, dia itu hanya seorang Sean. Laki-laki dengan pemikiran berbeda dengan rakyat jelata sepertiku. Dia pasti sudah memiliki rencana. Dan seperti yang dia katakan sebelumnya, dia datang ke sini untuk menyelidiki. Jadi, tidak mungkin dia hanya lari-lari biasa.

"Jadi di mana terakhir kali kau duduk?"

Tiba-tiba dia menyelutuk dan membuyarkan semua lamunanku. Ternyata dia sudah berlari hampir tiga puluh menit. Bahkan keringatnya sekarang sudah membasahi pakaiannya. Tapi kenapa aku tidak sadar, yah?

Memikirkan kembali perkataan Sean, aku terdiam untuk beberapa saat dan kembali mengingat-ingat kejadian yang sudah hampir dua bulan terlewati itu. "Kalau tidak salah, saat itu, aku duduk di bangku taman yang tidak jauh dari penjual makanan, khususnya penjual somay dan penjual minuman. Waktu itu, aku sedang menunggu teman-temanku yang membelikan minuman untukku. Dan saat sadar aku melihat teman-temanku memanggilku dan orang-orang menggerubungi tubuhku."

"Hanya itu saja yang kau ingat?" Tanyanya dengan dahi yang menyerngit. "Rasanya ada yang aneh dengan ceritamu itu. Kau tahu, tidak mungkin seseorang langsung jatuh dan mengalami kelumpuhan otak mendadak tanpa sebab apapun. Apalagi kau tak menderita penyakit apapun. Keluargamu pun tak memiliki riwayat penyakit seperti itu. Mungkin saja saat itu seseorang melakukan sesuatu padamu dan kau tidak sadar."

"Entahlah. Aku juga tidak ingat. Mungkin kau benar, tapi siapa yang melakukan itu? Dan lagi dari mana kau tahu tentang diriku sedetail itu?" Mataku memicing padanya. Apa yang dia baru saja mengaku kalau dia pernah menyelidikiku?

"Apa ada orang yang membencimu?" ck, begini nih orang yang egonya setinggi gunung Everest. Kentara sekali kalau dia memang mencari tahu tetang diriku, tapi masih keras kepala tidak mau mengakui. Dasar.

"Tentu saja tidak ada. Kau pikir aku ini orang seperti apa?" tukasku.

Dasar pantat ayam, seenaknya saja menilaiku sembarangan. Memang dia pikir aku sejahat apa pada orang hingga mereka nekad berbuat seperti ini padaku. Lagipula, kenapa juga dia malah mencurigai orang lain.

SLEEPING BEAUTY [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang