Ini part akhir yah. Jangan lupa loh klik bintangnya atau komen, pedas juga tidak apa...
😁😁..
Pagi menjelang, ketika matahari sudah mulai menyinari kota. Keesokan harinya Aria terbangun. Banyak orang-orang yang sudah menantikan kesembuhannya. Orang tua, keluarga bahkan teman-temannya pun ikut berdatangan ingin menyaksikan Aria yang sudah sadar dari tidur panjangnya.
"Bagaimana perasaanmu, Aria?" tanya seorang dokter setelah menyuruh mereka semua keluar. Tangan terampilnya membuka kancing baju pasien Aria dan menempelkan stateskop di bagian dada Aria.
"Baik. Hanya saja masih pusing." Aria menyahut sambil memegang kepalanya. "Oh ya, dokter. Apa selama aku tertidur ada kejadian di sini? Rasanya ada sesuatu yang hilang dan tidak tahu kenapa aku merasa seperti sudah terjadi sesuatu padaku." Aria memandang dokter itu dengan penasaran. Keningnya mengkerut memikirkan apa yang sejak tadi mengganggunya.
Dokter itu tersenyum masih sementara memeriksa Aria. "Kau benar. Dua hari yang lalu, ada beberapa orang memasuki kamar inapmu dan hampir saja berbuat jahat pada tubuhmu, tetapi untung ada lelaki tampan yang datang menyelamatkanmu. Kupikir dia adalah kekasihmu namun dia bilang bukan. Yah, dia bilang dia hanya kebetulan melihatmu sedang dalam bahaya. Padahal siapapun yang melihatnya akan tahu kalau dia tengah berbohong. Mana ada orang yang kebetulan lewat tengah malam ketika jam besuk sudah berakhir. Lagipula masa orang tampan memakai pakaian rumahan untuk ke rumah sakit. Tidak masuk akal kan? Ku pikir dia ada kontak batin denganmu, Aria." jelasnya dan membuat kepala Aria makin dipenuhi dengan pikiran-pikiran tentang kejadian itu.
Siapa laki-laki itu?
"Apa dia sudah menjengukmu?"
Jenguk? Tahu saja tidak, bagaimana dia tahu yang mana orangnya?
Aria menggeleng, "Belum."
"Oh, ya sudah. Mungkin nanti kalau kau sudah pulang ke rumah, dia bakal menjengukmu." dokter itu lantas terkekeh, "Dengan kedua orang tuanya tentu saja. Hehehe..."
Aria memutar bola matanya jenuh. Dokter ini hanya wajahnya saja yang tampan, pikirannya tidak sesuai dengan penampilannya. Mana mungkin ada orang yang tak ia kenal datang ke rumahnya lalu melamarnya. Ta'aruf saja bukan seperti itu.
"Tidak mungkin."
"Kau jangan patah semangat. Jodoh tidak boleh ditolak loh." katanya lagi.
Ini dokter benar-benar deh. Pikirannya kenapa seperti ini sih? Absurb sekali.
Aria menyeringai, kenapa tidak dibalas juga.
"Yah, kalau dokter yang datang ke rumah. Aku sih bakal senang. Gak nolak malah. Hehehe..."
Dokter itu balik tersenyum, "Memang kau mau dengan dokter spertiku."
Aku mengangguk, "Siapa yang mau nolak. Sudah tampan, mapan, baik pula. Semua cewek bakal klepek-klepek sama dokter."
"Hahaha, kau ini. Aku gak nyangka, kau bisa menggoda juga... baru kemarin loh kau sadar." ucapnya seraya membereskan perlengkapannya.
"Hehehe..."
.
.
.~> Tiga bulan kemudian <~
.
.
."Bagaimana? Apa kau lolos?" Tanya ibu Aria setelah Aria pulang dari interview. Ibunya tengah menyiapkan makan malam. Mencoba sup yang baru saja jadi dan menghidangkannya dengan mangkuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLEEPING BEAUTY [COMPLETE]
ChickLitSleeping beauty. Jika kalian mendengar dua kata itu, apa yang ada di kepala kalian? Kisah dongeng? Cinta sejati? Ciuman seorang pangeran? Tidak. Sleeping beauty adalah kisah dua insan beda dunia, beda sifat, juga beda situasi yang dipertemukan secar...