Pergi keluar Mansion tidak buruk juga, apalagi disaat musim gugur seperti ini. Aku dan pelayanku terus berjalan menyusuri dedaunan Maple yang berguguran. Terkadang melihat kearah baju-baju yang nge-trend sekarang (lagipula ini zaman modern, tentu saja ada banyak barang seperti itu)
Kemudian, aku berhenti sebentar ke sebuah kerumunan yang menarik mataku. Anak kecil yang melihat kerumunan itu hanya bisa menatap sedih dan menatap dengan tatapan harap-harap cemas.
"Disana sepertinya ada yang menarik.." gumamku menoleh ke abu-abu sekilas, walau dilihat dari kejauhan kerumunan itu amat mengerikan.
"Permisi, apa yang terjadi?" tanya si abu-abu kepada salah seorang wanita di hadapannya.
"Seorang lelaki tua menangkap kura-kura langka dan berencana membunuhnya jika tiada yang dapat membelinya dengan harga 48 juta.." setelah mendengar penjelasan itu aku hanya dapat terdiam sesaat, mataku hanya bisa menatap kura-kura kecil itu dengan sedihnya.
Baru saja aku ingin mengatakan sesuatu pada pelayanku, tetapi aku terdiam sesaat. Karena melihat ekspresi wajahnya yang terlihat kaget dan sedih, bibirnya bergetar ketakutan. Tatapannya berubah dingin penuh kemarahan. Dia terlihat begitu ingin menyelamatkan kura-kura langka itu, walau aku sedikit merinding menatapnya.
Apa yang harus kulakukan? Aku saja masih tak percaya dari apa yang dikatakan wanita tadi.
"J..ja..jangan.. saki..ti dia.."
Dapat kudengar suara pelayanku yang terbata-bata mengingatkanku pada ibuku. Si abu-abu itu terus menahan airmatanya, sepertinya dia ingin memiliki kura-kura itu. Tetapi 48 juta berarti aku harus menghabiskan setengah uang tabunganku. Tanpa kusadari kakiku bergerak maju menghadap si penjual.
"Tuan.. aku akan membelinya.."
Setelah memberikan beberapa kantong kain yang berisi kepingan emas dan perak (yang kudapatkan dari tempat rahasiaku,tentunya). Aku pun membawa kura-kura itu di telapak tanganku, sambil menatap hewan kecil tersebut dalam-dalam. Si penjual masih tak bisa berkata-kata karena masih shock dengan kepingan emas juga perak yang kuberikan.
"Nona?! Apa ya—"
"Ini.. kembalilah seperti semula.." gumamku sambil menjulurkan tanganku pada si abu-abu.
"Seperti semu—?"
"Sikapmu begitu aneh, aku tidak ingin melihatmu sedih.. lagipula kamu lelaki bukan?" potongku lagi, aku dapat melihat kura-kura yang kecilnya sekitar telapak tangan anak kecil itu berjalan kearah telapak tangan si abu-abu yang dilapisi sarung tangan putih.
"Aku tidak dapat menerimanya.." jawab si abu-abu sambil tersenyum tipis padaku, mendengar hal itu membuatku menundukkan kepalaku.
"Kamu harus menerimanya! Harus!" bentakku langsung mendahului si abu-abu membiarkan kura-kura mini itu di telapak tangannya.
"Aku tida—"
"Aku lebih-lebih tidak bisa!! Dia sendirian, dia kesepian, dia... seperti diriku.. Po..pokoknya terima saja, aku sudah menghabiskan setengah tabunganku hanya untuk ini..." gumamku pelan sedikit membentak.
Tiba-tiba, tanpa sengaja aku memijak sesuatu seperti kaleng kecil yang langsung mengeluarkan semacam gas. Gas itu membuatku mengantuk, sebesar apapun usahaku sepertinya sia-sia saja karena aku terjebak dalam perangkap.
"Ga..s"
****
Dimana ini? Apakah aku pingsan? Tempat ini sangat gelap dan hening. Sampai-sampai aku dapat mendengar langkah kakiku dengan jelas. Saat aku berhenti, aku dapat mendengar sebuah kalimat dan suara yang familiar.
YOU ARE READING
Her Butler & His Lady
Ficción General"Selamat datang pelayan baru..." "Tempat ini dan seluruh isinya adalah milikku... jangan pernah menyentuh yang adalah milikku" "Aku benci mata ini..." "Kenapa tidak pergi dari sini?" "Bahkan aku tidak pernah menanyakan namanya..." "Apakah salah jika...