Chapter 7

101 11 0
                                    

"Apakah dia juga ingin meninggalkanku?"

Tunggu dulu... apa yang kupikirkan! Apakah aku seharusnya berpikir tentang hal tak berguna seperti ini? Lupakan perasaan kesepian itu, yang terpenting saat ini adalah kartu lelangnya!

"Ahh... Padahal aku ingin mengutuk-ngutuknya tetapi aku tidak sepantasnya melakukan hal itu di publik," pikirku

Aku harus bagaimana?

Sial... aku sampai lupa prinsipku. Pertama-tama, tenangkan diri. Biarkan aku menghirup udara barang satu-dua hembusan. 1... 2... 3... Baiklah dimana aku harus melabrak suami-palsuku itu!

"Kenapa aku harus bertemu musuh bebuyutanku itu saat aku berpisah dengannya? Apakah coretan kisah hidupku memang begini tragis?"

Pokoknya prioritas utama saat ini adalah mendapatkan lukisan itu untuk Amalia. Beraninya lelaki itu mencuri resep obat milik ibu Amalia pada saat keadannya semakin parah!

Apalagi ia menyembunyikannya di balik gambar itu dengan bom pula! Jika ibu amalia tidak mendapatkan resep obatnya, dia akan...

"Bersembunyilah, ya? Ibu akan baik-baik saja,"

Ibu...

"Sekarang barang pelelangan terakhir! Ini adalah barang yang telah ditunggu-tunggu oleh seluruh pelelang malam ini!"

Mendengar ucapan tersebut, dapat kurasakan jantungku mulai berdebar sangat kencang seakan-akan orang jatuh cinta. Sayangnya wajahku mulai memucat yang malah tidak mendukung suara drum yang ialah jantungku ini.

"Fokus dan Tenang, cari si abu-abu... Aku harus mendapatkan lukisan itu," gumamku.

Sejujurnya entah untuk keberapa kalinya, hari ini aku terus mengulangi kata 'Tenang'. Seharusnya aku mencari Michael sebelum si abu-abu tapi, apa boleh buat aku sudah menyusuri labirin pelelangan ini dan bertemu orang yang sama selama beberapa menit.

Tetapi tatapanku berhenti ke sebuah benda kecil di lantai, apa itu? Eh... EH?!!!

"Hei, kenapa hewan sekecilmu berada dibawah! Bagaimana jika kamu terpijak, aku tidak akan berhenti menangis mengerti?"

Aku mulai menundukkan badanku dan mengambil hewan sekecil telapak tangan manusia itu, apakah itu? Oh... Tentu saja itu adalah kura-kura yang kubelikan untuk si abu-abu beberapa hari yang lalu.

"Apa dia disekitar sini? Dan bagaimana bisa dia meninggalkanmu begitu saja!" Ucapku yang langsung menoleh kiri-kanan berharap figurnya berada disebelahku agar aku bisa memakinya.

Tetapi kura-kura itu hanya berputar di telapak tanganku dan menurut pemahamanku, dia ingin menjelaskan bahwa si abu-abu tidak meninggalkannya. Kemudian saat si kura-kura menjulurkan kepalanya, ia seperti ingin menunjukkan arah kepadaku.

"Dengan ini mari kita mulai pelelangannya dengan harga 15 juta!"

"Nomor 18 menaikkan harga!" 
"Nomor 31!" "Nomor 25!" "Nomor 57!"

Kiri, Kanan dan Lurus. Sedikit serong dan lurus.

"Nomor 97 menaikkan harga! Total menjadi 56 juta, ada yang ingin menaikkan harga? Hitungan ke 10 pelelangan lukisan ini akan ditutup!"

10... 9...
Oh, kumohon biarkan aku menolongnya... Amalia sangat menyayangi ibunya.

8... 7...
Tolong berikan keajaiban, berikan keajaiban kepada kompas kecil hidup di telapak tanganku ini juga.

6... 5...
"Nomor 32 menaikkan harga!"

Kakiku terasa sakit dan lelah, mungkin setibanya dirumah aku bukan hanya membawa berita menyedihkan. Kakiku akan lebam besok.

4... 3...
Amalia maafkan aku...

2...
"Nomor 48! Menaikkan harga!"

1...
Aku sangat ingin menolong temanku, jika itu bisa membuat ibu senang.

"Pelelangan lukisan ditutup! Selamat untuk nomor 48!"

Tepat saat pengumuman itu, aku tersandung dan semua itu bagaikan adegan slowmotion. Tiada yang memerhatikanku, hanya aku seorang yang merasakannya dan kura-kura yang sekarang kudekap.

Tetapi saat aku menunggu serangan lantai yang membentur kepalaku, aku malah merasakan dua juluran tangan menahanku sebelum jatuh dan figur penolong itu berbisik di telingaku.

"Beristirahatlah... Perjalanan ini terlalu panjang, mari kita lanjutkan saat kamu tersadar,"

~ Her Butler and His Lady 07 ~

Tadaaa~~ a late update again! Sorry but no Sorry! XD Because i had an exam, and tomorrow are the last day of the exam! Yeah~

I hope i can update the story ASAP, but thank you for enjoying my story and the comments! I really appreciate it! And see you at the next chapter! I'll wait for your vote and comments! Love you readers!
\(^∆^\ )

-Ann

Her Butler & His LadyWhere stories live. Discover now