6 [KSJ ft. KTH] Mereka?

170 14 3
                                    


“Kak, apa mereka baik-baik saja?”

Suara mengemaskan dari anak berusia 6 tahun, Kim Taehyung, membuat kakaknya memperlambat langkah. Seokjin segera saja menarik tangan Taehyung agar tak ketinggalan.

“Mereka siapa?”

Seokjin mengendarkan pandang, mencoba mencari tahu siapa yang dimaksud oleh Taehyung. Namun, ia tak mendapati seorang pun di jalan yang mereka lewati.

“Tae, kau membuat kakak takut. Kau tidak sedang bermain dengan teman khayalanmu, kan?”

Taehyung memanyunkan bibir. Ia tergopoh-gopoh menyamakan langkah Seokjin yang semakin lebar.

Langit semakin gelap, desiran angin malam menusuk pori-pori kulit meraka. Sayup-sayup suara serangga dan hewan malam saling beradu di heningnya suasana.

“Tae, jalan yang cepat!” perintah Seokjin.

“Nanti mereka ketinggalan Kak. Aku tak ingin meninggalkan mereka,” ucap Taehyung sambil menoleh ke belakang. Sontak Seokjin ikut menoleh. Lagi, ia tak mendapati apapun.

Seokjin menghentikan langkah mendadak, kemudian menghempaskan tangan Taehyung dengan kasar.

“Taehyung! Berhenti berkata ‘mereka’. Di sini hanya ada kita berdua.” Suara Seokjin meninggi, ia kesal dengan imajinasi Taehyung yang sering membuat bulu kuduk berdiri. Seokjin kemudian menggendong Taehyung dan berlari untuk mencapai rumah.

©Oktober©

“Kakak jahat!”

Taehyung menerobos masuk kamar Seokjin. Wajah Taehyung merah padam menahan amarah. Seokjin mengangkat alis heran.

“Gara-gara Kakak, salah satu dari mereka hampir mati!”

Seokjin mendekati Taehyung yang berdiri di depan pintu. Ia berlutut di hadapan Taehyung untuk mensejajarkan diri. Senyuman hangat dipamerkan untuk Taehyung.

“Taehyung-ah, jangan bermain dengan mereka lagi, yah,” pinta Seokjin dengan lembut.

Taehyung melotot, terlihat sangat kesal meski wajah tembem miliknya justru berubah menjadi sangat menggemaskan.

“Ih, Kakak jahat!”

Seokjin menghela napas panjang kemudian berkata, ”Lepaskan teman khayalanmu, Taehyung.”

Taehyung membuang muka. Tak lama kemudian, ia pergi dari dari kamar Seokjin sambil membanting pintu dengan tangan mungilnya.

©Oktober©

Seokjin sedari tadi hanya duduk bosan di depan televisi sambil mengganti-ganti channel. Tak ada satupun acara tv yang dapat menarik atensinya. Sedangkan di luar sana, Taehyung sedang asyik bermain di rerumputan depan rumah.

Seokjin dapat melihatnya dengan jelas di jendela sebelah kanan televisi. Ia mendesis mendapati adiknya seperti berbicara dengan seseorang di balik rerumputan tinggi.

“Ck. Dasar anak kecil.”

Seokjin beranjak menuju dapur, mencari sesuatu untuk membasahi kerongkongannya yang kering. Segera ia membuka lemari pendingin, melihat-lihat isi lemari itu.

EOMMA! KEMANA SUSU MILIKKU?” teriak Seokjin sambil menutup lemari pendingin.

“Di lemari es, sayang,” jawab eomma-nya sambil menuju dapur.

“Kalau ada, tak mungkin aku bertanya pada eomma!” ujarnya sambil menatap oemma.

Eomma tidak tahu, sayang.”

“Aish, pasti ulah Taehyung.”

Tanpa pikir panjang, Seokjin melangkah ke luar rumah dan menghampiri Taehyung di halaman depan. Seokjin tak melepas pandangan tajamnya pada Taehyung sejak keluar dari ambang pintu. Ia hendak menghakimi Taehyung segera walau tanpa bukti yang jelas.

“Pasti kau yang mengambil susuku, kan?” tanya Seokjin sakratis dari kejauhan.

Taehyung yang terkejut langsung berdiri menghampiri sang kakak yang memasang wajah jutek. Senyuman menggemaskan terpapang di wajah Taehyung.

“Kau pasti yang meminum susuku, kan?”

“Itu sebagai permintaan maaf dari Kakak.”

“Maaf untuk apa?”

“Mereka senang sekarang.”

Seokjin melotot pada Taehyung. Tangannya mengepal keras, begitu pula dengan rahangnya yang mengeras. Tampaknya Seokjin sudah muak dengan kelakuan adiknya.

“HENTIKAN, TAEHYUNG! MEREKA TAK AD—”

Seokjin tiba-tiba menahan napas. Ia merasakan sentuhan halus di pergelangan kakinya. Bulu kuduknya berdiri. Sontak ia melihat ke bawah dan mendapati—

Meong~

—tiga ekor anak kucing mengelilingi kakinya. Seokjin menatap tak percaya Taehyung yang tersenyum melihat kelucuan anak-anak kucing di bawah kaki Seokjin.

“Mereka lucu, kan?”

Seokjin terbungkam sejenak.

“Jadi, mereka itu—“

“Pusshh ....”

Taehyung menghampiri ketiga kucingnya dengan memasang wajah menggemaskan.

“Kenapa Taehyung tak bilang kalau mereka itu kucing.”

Seokjin membelai lembut salah satu kucing berwarna coklat di hadapannya.

“Kakak selalu membentakku sebelum aku jelaskan.”

Lagi. Seokjin terbungkam sejenak.

“Maafkan kakak, Taehyung.”

Taehyung menatap teduh iris Seokjin sambil menyungging senyum.

“Permintaan maaf diterima. Tapi ... Kakak harus ikhlaskan susu Kakak. Mereka sudah menghabiskannya.” Taehyung menyeringai.

Seokjin mengacak rambut Taehyung pelan.

“Iya, Tae. Kucingnya kita pelihara bersama yah.”

-The End-

BTS Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang