"EUNJAE!"
Pekik seseorang bersuara bass sontak membuat Eunjae membalikkan badan dengan cepat. Pemilik suara itu adalah Kim Taehyung. Ia tampak berlari kencang di koridor sekolah untuk menghampiri Eunjae.
Eunjae mengerjapkan mata.
1 kali.
2 kali.
3 kali.
"WOAH WOAH WOAH!" Taehyung tampak terhuyung sekitar 2 meter dari Eunjae.
Eunjae membelalakan mata dan hendak melarikan diri dari tempat ia berdiri.
"WHAAAA!" teriak namja itu.
BRAK~
Terlambat.
"AAA!" pekik Eunjae.
BRUK~
Ia terhempas ke lantai akibat tubrukan keras Taehyung.
BRUK~
Taehyung jatuh di dekat Eunjae.
"Aw aw, sialan," umpat Eunjae merasakan sakit disekujur tubuhnya.
Taehyung segera berdiri dan mengulurkan tangan untuk membantu Eunjae berdiri. Eunjae langsung menapar uluran tangan Taehyung, "Tak perlu!"
"Maaf ... aku tak tahu lantai di situ basah." Taehyung menunjuk lantai di belakangnya yang terdapat genangan air.
"Dasar ceroboh!" umpat Eunjae tak senang. Eunjae memijat-ijat bagian tubuhnya yang terasa sakit. "Ini masih pagi."
Taehyung tersenyum kecut dan menggaruk tengkuk tak gatal.
"Mau ke UKS?" Taehyung kehabisan akal untuk meminta maaf.
"A──aw!" keluh Eunjae kesakitan saat mencoba untuk berdiri.
Taehyung berjongkok dengan punggungnya yang berada di depan Eunjae. Eunjae mendekat, lantas melingkarkan tangan di leher Taehyung. Taehyung dengan cepat mengangkat tubuh Eunjae dan membawanya menuju UKS sekolah.
"Namja BODOH!" pekik Eunjae.
"Maaf ...," sesal Taehyung lalu memanyunkan bibir.
Taehyung menurunkan Eunjae di sebuah kursi.
"Bagian mana yang sakit?" tanya Taehyung.
"Nggak ada."
"Terus yang tadi───aw, aw───kenapa?"
"Ngeles aja. Hehe."
Taehyung memutar bola matanya jengah, "Aishhh."
Eunjae mengulas senyum jahil, "Ada apa menemuiku?"
"Ah ...." Taehyung ingat kenapa ia menghampiri Eunjae pagi ini. Ia merogoh saku celana dan mengambil sebuah benda lalu menyodorkannya pada Eunjae, "Ini!"
"Eoh?! Gelang?!"
Taehyung segera memasang gelang tersebut dipergelangan Eunjae.
"Ini bagus, Taehyung-ah. Gomawo."
"Lihat! Sama, kan?" Taehyung memperlihatkan gelang yang sama dipakai dipergelangan tangan kirinya.
"Ah────"
"Gelang persahabatan kita, Jae-ya."
"Ne, Taehyung-ah." Tanpa disadari oleh Eunjae, hangat di pipinya menjalar hingga ke lubuk hatinya.
♦
Menjelang sore. Sinar surya tak mampu menembus tebalnya awan hitam. Angin bergerak cukup kencang. Rintik hujan dalam beberapa detik berubah menjadi tirai air. Sekolah hampir kosong ditinggal penghuninya.
Eunjae tampak memeluk diri sendiri sambil memandang hujan lebat. Sesekali ia merapikan anak rambut yang menari-nari dihembus angin ke belakang daun telinga. Ia mengertakan gigi, terus bersabar menanti seseorang yang menjemputnya.
"Jae-ya ...," panggil Taehyung yang tanpa terduga telah berada di dekat Eunjae.
"Eoh?" Eunjae membelalakan mata. Taehyung secara tiba-tiba mengenakan hoodie pada tubuhnya. Eunjae dengan cepat menatap Taehyung intens.
"Kedinginan, kan?" Taehyung seolah tahu arti tatapan Eunjae padanya.
"Pakai. Ini punyamu."
Eunjae justru mengembalikan hoodie Taehyung. Taehyung hanya tersenyum kecut lalu memakai hoodie-nya.
GREP~
Taehyung merengkuh tubuh Eunjae dengan cepat.
"Tae────"
"Hangat, kan?" tanya Taehyung dengan suara agak bergetar.
Sunyi.
Tak ada jawaban atas pertanyaan Taehyung. Lidah Eunjae kelu, tubuhnya mematung, namun darahnya terus berdesir hangat menggeletik isi hati.
"Jae-ya?!" panggil Taehyung memutus lingkaran canggung beratmosfer hangat ini.
"Hm?"
"Apa kau merasakan hal yang sama denganku?"
"A-Apa────"
Taehyung menginterupsi, "Apa kau menahan nafasmu saat menatapku? Apa pernah sorot matamu hanya tertuju padaku? Apa saat kau sendiri, kau memikirkanku?" tanya Taehyung bertubi-tubi, ada keseriusan di dalam setiap pertanyaannya.
"A──apa maksudmu?" Kegugupan melanda Eunjae. Sungguh, perlakuan Taehyung ini berbeda dari biasanya.
"Apa kau tak ingin kita lebih dari ini? Apa kita hanya teman? Itu saja? Benarkah?"
Taehyung mengulas senyum. Perasaan bahagia sekaligus lega memenuhi jiwa raganya. Pertanyaan bertubi tak terjawab menggambarkan dirinya───
"Apa kau mencintaiku?"
───keinginannya.
"Taehyung-ah ...," keluh Eunjae lirih sambil menarik-narik hoodie yang dikenakan Taehyung. Ia mendapati sosok namja tinggi melangkah membelah derai hujan dengan payung.
"Taehyung-ah ...." Eunjae sedikit meronta. Taehyung melepas perlahan pelukannya, lalu menatap wajah gadis yang ia cintai.
Eunjae terus menatap lurus, tentu Taehyung merasa aneh dengan sikap Eunjae. Taehyung membalikkan badan mendapati sosok namja yang ia kenali.
"Namjoon Hyung," gumam Taehyung.
Namjoon menghampiri dan langsung bersitatap dengan Eunjae.
"Apa kau menunggu lama?" tanya Namjoon lalu tersenyum hangat hingga mencetak lesung di pipi.
"Tak apa-apa. Taehyung menemaiku." Eunjae menoleh pada Taehyung.
"Kau tak perlu khawatir, Hyung. Aku menjaga pacarmu dengan baik."
"Terima kasih telah menemaninya."
"Tak perlu berterima kasih, Hyung. Itu sudah biasa bagiku," balas Taehyung.
Namjoon membalas dengan senyuman, kemudian merangkul tubuh kekasihnya, "Kajja!"
Namjoon menuntut gadis itu untuk bersama membelah hujan.
Langkah demi langkah berlalu.
'Kenapa terasa berat?' batin Eunjae.
Taehyung mengigit bibir bawahnya kasar sambil terus menatap lurus punggung Eunjae. Ada sesuatu yang tertinggal, sesuatu yang hampir terlupa────
"AKU MENCINTAIMU, EUNJAE-YA!"
────ungkapan hatinya.
"MWO?!" seru Namjoon. Ia melepas rangkulannya pada Eunjae, lantas memutar tubuhnya dan langsung menatap sosok Taehyung di seberang sana.
Eunjae menutup matanya gelisah lalu ikut memutar tubuhnya. Gadis itu kemudian memeluk lengan Namjoon erat. Eunjae dapat merasakan otot lengan Namjoon yang tegang akibat kepalan tangan yang namja itu buat.
"Aku mencintaimu ... Taehyung-ah," lirih Eunjae.
Sontak Namjoon dengan cepat mengalihkan pandangannya dan menatap Eunjae nanar.
—THE END—
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Love Story
FanfictionCerita ini hanya fiktif belaka! Apabila ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian. Itu bukan kebetulan. [KUMPULAN FF BTS] © 2016