1 [KNJ] Be Mine

803 40 20
                                    


Namjoon terhenyak, memandang paras ayu seorang gadis berambut hitam legam sebahu yang sedang duduk di bangku taman sekolah. Namjoon menyungging senyum hingga memunculkan lesung manis di kedua sisi pipinya. Alat pemompa darah miliknya berdetak cepat. Ia meringis nyeri memegangi dada bagian kiri yang terasa sakit, karena menahan gejolak rasa yang ia anggap aneh di relung hati.

Namjoon menghampiri sang gadis. Melangkah pasti membawa perasaan yang menderanya selama ini. Ia terus menyungging senyum, mencoba menutupi keraguan dalam diri.

"Eunjae Sunbae!" panggil Namjoon dengan manis.

Gadis bernama Eunjae mendongak, menatap hangat hoobae yang memanggilnya. Simpulan senyum terlukis di wajah manisnya untuk membalas sapaan Namjoon.

"Nam-Joon?"

Namjoon meraih dan menarik tangan kanan Eunjae kasar hingga membuat gadis itu beranjak dari bangku.

"A―Ada apa?"

Namjoon terdiam—tak menjawab. Ia menatap wajah Eunjae yang memasang raut bingung. Beberapa detik kemudian ia melangkahkan kaki sambil terus menarik tangan kanan Eunjae secara paksa. Langkah kakinya melebar dan semakin cepat. Namjoon membawa Eunjae ke suatu tempat di dalam gedung sekolah. Namjoon berlari. Eunjae susah payah menyamakan langkah lebar hoobae-nya ini.

Eunjae memang cukup sering diperlakukan tidak jelas oleh Namjoon. Namun, kali ini, Eunjae sudah muak. Eunjae menarik tangan kanannya yang digenggam Namjoon kuat-kuat. Namjoon terhenti, cukup terkejut dengan tarikan Eunjae yang tak terduga.

"Apa maumu?!" bentak Eunjae kesal.

Lagi. Namjoon hanya diam.

"Namjoon? Bicaralah. Kau mulai membuatku takut sekarang," lirih Eunjae.

Bagaimana ia tidak takut? Mereka berdua kini berada di sebuah koridor yang sepi. Pencahayaannya pun minim, terkesan remang-remang meski di siang hari. Cahaya matahari hanya masuk dari celah-celah kecil atap dan jendela. Senyap menyelimuti koridor itu.

"Sunbae ...." Namjoon tersenyum hangat, memamerkan kembali lesung pipitnya. Namja itu menatap setiap inchi wajah manis Eunjae. Jantungnya tak henti dibuat berpacu begitu cepat karena gadis di hadapannya ini. Namjoon menghirup nafas dalam-dalam. Memenuhi oksigen di paru-parunya yang mulai terasa sesak.

"Aku menyukaimu," ucapnya seraya membuang nafas berat.

Seketika beberapa kerutan tercipta di dahi Eunjae. Ia tak percaya dengan pernyataan Namjoon yang tak terduga.

"Menyukaiku?" Namjoon menggeleng sambil tersenyum. Tampak Eunjae menautkan kedua alisnya.

"Bagaimana dengan ... mencintaimu?"

"Cinta?"

Namjoon mengangguk mantap mengiyakan.

"Kau ingin bersaing dengan Seokjin, hm?" tanya Eunjae sambil tersenyum licik menantang.

"Seokjin? Kim Seokjin?"

"Iya. Kim-Seok-Jin."

"Ah, Seokjin Hyung! Teman sekelas Sunbae?" Eunjae mengeleng kepala pelan. Keheranan luar biasa memenuhi otaknya terhadap hoobae-nya ini.

"Teman? Tidak. Dia namjachingu-ku!" tegas Eunjae.

Namjoon terbungkam. Rasanya seperti ditikam oleh sebuah pisau. Pilu. Eunjae menatap tajam mata Namjoon sambil tersenyum miring, seolah telah meng-skak mat lawannya.

"Putuskan hubunganmu dengan Seokjin Hyung!"

"MWO?!"

"Jadilah yeojachingu-ku."

"YA! NAMJOON! Kau—"

Eunjae kehabisan kata-kata. Bagaimana mungkin pernyataan aneh yang terkesan memerintah terlontar dari bibir Namjoon? Sungguh membuat Eunjae dongkol hingga menggelengkan kepala pelan. Namjoon kembali menatap intens Eunjae. Eunja edapat melihat betapa indah binar mata namja yang menyukainya. Jantung sang gadis berpacu, seirama dengan degupan jantung sang namja. Pipinya menjadi terasa hangat hingga memerah.

"Hentikan tatapanmu itu!"

"Sudah kuduga, kau menyukainya."

"Hentikan!" Eunjae mendorong tubuh Namjoon.

"Kau menyukaiku!"

"Namjoon! Hentikan!" Eunjae tersenyum malu.

"Kau mencintaiku!"

"Namjoon-ah ...."

"MENCINTAIKU!"

"Dasar penggoda."

Namjoon mendekat diri pada Eunjae. Meraih kembali tangan kanan sang gadis dengan tangan kanannya juga. Eunjae menarik tangannya, namun tak berhasil. Namjoon menggenggamnya kuat. Eunjae sedikit meronta ingin melepaskan diri. Usahanya sia-sia, Namjoon tak ingin melepasnya. Namjoon mengangkat dagu Eunjae dengan tangan kirinya. Mendekatan wajahnya dengan wajah Eunjae, kemudian meletakkan bibirnya pada bibir tipis sang gadis.

Eunjae terbelalak. Ia mencoba menjauhkan diri, namun Namjoon justru merengkuh tubuh mungil gadis itu. Namjoon mengecup lembut bibir Eunjae, meluapkan rasa cintanya dengan kecupan manis.

Eunjae tanpa sadar terpejam, membalas kecupan Namjoon sambil tersenyum. Kedua sisi pipinya semakin hangat dan memerah layaknya tomat. Kini jantung Eunjae berdetak hebat tak terkendali sama seperti yang Namjoon rasakan.

Tap ... tap ... tap ....

Tiba-tiba, Namjoon melepaskan tautannya.Terkejut dengan suara langkah kaki tegas yang tertangkap selaput pendengarannya. Namjoon tertegun, melihat sosok namja bertubuh jangkung yang menghentikan langkahnya sekitar 10 meter dari mereka berdua.

Eunjae memutar tubuhnya. Ia juga tertegun melihat sosok namja itu. Bibirnya kelu, tak mampu berkata. Sebening kristal jatuh di pipi kanannya. Jiwanya dipenuhi rasa bersalah. Bagaimana mungkin ia berciuman dengan namja lain sedangkan namjachingu-nya melihat kejadian itu?

Benar-benar perbuatan nista yang dilakukan seorang gadis. Namja bernama Kim Seokjin itu menatap nanar kekasihnya yang menitikkan air mata, kemudian beranjak pergi dengan cepat. Gema langkah kaki Seokjin berhasil menginvasi sukma sang gadis, rasanya hampir tercabut perlahan dari raga.

"Kau tak mengejarnya?" tanya Namjoon sambil menyentuh kedua sisi pundak gadis yang membelakanginya. Eunjae menggelengkan kepalanya lemas.

"Bagus. Tetaplah bersamaku."

Eunjae memutar kembali tubuhnya. Berjinjit dan melingkarkan tangannya pada leher Namjoon. Meletakkan dagunya pada pundak Namjoon dan membasahi seragam hoobae-nya dengan air mata. Namjoon memeluk Eunjae erat. Tersenyum lebar, ia bahagia dapat mendekap tubuh gadis yang ia cintai. Hatinya bergejolak, merasakan sebuah kemenangan.

"Namjoon ...."

Namjoon mempererat pelukannya.

"Kau ingin aku putus dengan Seokjin, hm?"

Namjoon mengangguk dan menjawab, "Tentu."

Namjoon mengelus rambut Eunjae lembut, berusaha menenangkannya. Eunjae tersenyum, pipinya merona. Entah, sihir apa yang merasuki tubuhnya, perasaannya dalam waktu singkat berubah. Air mata tak mengalir lagi dari irisnya, justru kini irisnya berbinar. Lengkungan senyum menghiasi wajahnya. Namjoon beberapa kali mengecup puncak kepala Eunjae lembut seolah ia sedang mengisi jiwa Eunjae dengan perasaan cintanya.

"Jadilah namja yang baik untukku, Namjoon."

"Kau adalah milikku sekarang."

-The End-

Aku tahu ini cerita pertama yg absurd :") jangan dihujat ya :" aku aja malu bacanya wkwk.

Oktober.

BTS Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang