Suntuk.
Kurasa itu yang dapat digambarkan dengan suasana kelas saat ini. Beberapa anak menatap kosong berbagai kabel, panel, dan ... ah, apapun itu. Aku sendiri sedang kipas-kipas cantik dengan buku karena panasnya udara.
Malas sekali mengikuti tambahan materi hari ini. Sebenarnya tiap hari, sih. Apa boleh buat? Ini sudah kebijakan sekolah. Nilai dimasukkan raport adalah ancaman paling ampuh supaya siswa-siswi tidak membolos.
“Ayolah ini hari Sabtu. Kenapa harus pulang sore?” keluh siswa disebelahku, Kim Taehyung.
Semua orang di kelas itu seolah menulikan telinga.
“Aku rasa mereka semua telah pasrah,” bisikku pada Taehyung. Ia hanya mengangguk pelan.
“Jae-ya, perhatiin ya, lagi males nih,” pintanya sambil menaruh kepala di atas meja.
“Ya! Kau pikir aku nggak males?!”
“Udah perhatiin aja,” suruhnya sepihak.
Hah. Apa boleh buat? Akhirnya aku mencoba mengumpulkan jiwa-jiwaku yang berserakan untuk dapat memahami keterangan dari mahasiswa yang menjelaskan di depan kelas. Aku pun tak habis pikir, kenapa anak jurusan IPS sepertiku memilih tambahan materi robotik? LOL. Harus terseok-seok untuk mengikuti materi seperti ini.
'Ah, harusnya Kim Taehyung yang memperhatikan. Dasar anak IPA, jiwa IPS,' batinku sambil menatap Taehyung yang sepertinya telah hanyut dalam mimpi.
“Membuat robot memang susah-susah gampang ...,” jelas mahasiswa sambil berkutat dengan berbagai panel.
“Gampangan buat anak ...,” kata Taehyung tiba-tiba sambil mengangkat kepalanya.
Semua menatap Kim Taehyung dengan aneh lalu tertawa keras. Beberapa siswi polos hanya menggeleng-gelengkan kepala sama seperti yang kulakukan. Siswa namja terus ber-ha-ha-hi-hi namun lama kelamaan tawa mereka seperti dibuat-buat. Mahasiswa-mahasiswa di depan kami hanya terdiam. Ya, aku paham mereka memang sudah terbiasa dengan tingkah orang-orang di kelas ini.
“Jae-ya ...,” panggil Taehyung lalu mengedip-idipkan mata di depanku.
“Apaan sih?” kataku risih.
“Ya! Taehyung pengen ajak Eunjae buat anak,” timpal seorang siswa di belakangku.
HAHAHAH ....
CIE ....
TAEHYUNG SAMA EUNJAE ....
MAU ....
CIEE ....
Suara para siswa makin menjadi-jadi.
“YA! Apa-apaan nih?” bentakku kepada semua siswa. Aku menyilangkan tangan di depan seolah bersiap untuk bertarung.
Mereka tetap tertawa. Sungguh membuatku dongkol. Namja di sebelahku ini juga hanya ikut tertawa bahkan menyenggol-nyenggolku dengan sikunya. Membuat siswa lain terus tertawa geli. Mimpi apa aku semalam? Sial banget hari ini. Sumpah, malu. Malu banget.
©Oktober©
“Eunjae?!”
“MWO?” balasku ketus pada Taehyung saat ia memanggilku.
“Mianhae,” ucapnya, namun ia kemudian tertawa.
“YA! Masih aja ketawa.”
Aku menatap tajam Taehyung sambil memperlihatkan bibir bebek di depannya. Akhirnya ia menghentikan tawa.
“Pulang yuk,” ajaknya.
“Nanti aja ah ... males jalan ke depan,” jawabku.
“Udah sore nih. Betah banget di sekolah. Aku anterin pulang deh,” ajaknya lagi.
“Nah, gitu,” balasku lalu mengumbar senyum lebar di hadapannya.
Kami berjalan menuju parkiran sekolah. Parkiran terlihat begitu lengang. Ya, karena memang hanya tinggal kelas sebelas yang ada di sekolah ini. Taehyung mengambil motornya segera aku membonceng setelah dia berada di depanku.
Jalanan sudah mulai ramai di penuhi kendaraan karena memang sudah mendekati jam pulang kerja.Tiba-tiba Taehyung mengerem mendadak. Tentu ini membuatku kaget.
“Ada apa?” tanyaku seketika. Taehyung memutar kepalanya untuk menatapku lalu mengerling ke kanan. Sontak aku menoleh.
“Kya! Kim Taehyung!” bentakku kemudian mendaratkan beberapa pukulan di bahunya. Ia hanya meringis kesakitan dibuatnya.
Bagaimana aku tak memukulnya? Dia berhenti di depan sebuah hotel bintang tiga. Membuatku mengingat kejadian di kelas tadi.Ia kemudian tertawa.
“Yakin gak mau mampir? Nanti aku sewa kamar yang bagus kok,” katanya seraya tertawa.
'Anjir, lama-lama aku giles juga nih orang. Untung ganteng', pikirku.
“Udah! Cepetan pulang!” perintahku.
-The End-
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Love Story
أدب الهواةCerita ini hanya fiktif belaka! Apabila ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian. Itu bukan kebetulan. [KUMPULAN FF BTS] © 2016