Dua

11.3K 746 21
                                    

Nadine's Side

"Ughh.." Gue memandangi sekeliling. Ruangan serba putih dengan bau khas obat-obatan. Pasti uks. Memang uks sekolah gue didesain semirip mungkin dengan kamar rumah sakit. Katanya biar serasa di rs beneran.

"Akhirnya lo sadar juga." Gue lihat Naura datang membawa segelas teh hangat kearah gue. Dia menyerahkannya dan membantu gue untuk minum.

"Di senyumin cogan dikit aja pingsan. Gimana ntar diajak kencan. Mati kali lo." Naura mendudukkan bokong sexy nya dibangku sebelah kanan ranjang yang gue tempati. Dia meneliti gue dengan tajam.

"Apasih lo nyet. Nafsu ya sama gue."

Dia mendesah kecewa. Ada apa sih sama dia? Tumben kek gini. Ada yang enggak beres nih.

"Jujur sama gue, lo main dukun kan? Ngaku lo." What? Apa dia bilang? Wah, keknya otaknya kegeser nih.

"Gila lo. Adapasih? Kenapa lo nuduh gue kek gitu?"

"Lo tau nggak? Lo tadi pingsan digendong siapa?"

Gue hanya menggeleng tak tahu. Ya emang gue nggak tau kan. Kalo tau berarti gue nggak pingsan beneran.

Naura memutar bola matanya malas. "Lo digendong Arjuna." Dia natap gue iri.

"Ohh.." Jawab gue acuh. Lebay ah si Naura, apa salahnya gue ditolong sama Arju- "WHAT?" Pekik gue kaget. Gue yakin muka gue sekarang ini mirip orang idiot.

Ceklek!

Pintu uks terbuka, menampilkan sesosok pria tampan ber alis tebal dengan senyum menawan. "Udah sadar ya."

"I iya." Aduh senyumnya nggak nahan.

"Oh iya, kenalin Arjuna Jayakarsa." Dia mengulurkan tangannya kearah gue dan segera gue ssambut dengan senang hati.

"Jessica Alnadine. Cukup panggil Nadine."

Si Arjuna itu kembali mengulurkan tangannya kearah Naura dan dibalas Naura dengan pandangan berbinar-binar. Dasar emang cewek genit.

"Arjuna Jayakarsa."

"Nauraline Firmansyah. Panggil Nau atau Aline atau Aura terserah lo. Tapi kalo mau manggil babe juga nggak papa."

Arjuna hanya tersenyum tipis menanggapinya.

"Udah sore. Kalian nggak mau pulang?" Oh astaga gue pingsan berapa jam coba.

"Ini jam berapasih?" Tanya gue linglung.

"Jam 4 sore." Ia mengalihkan pandangannya kearah tangan kanannya yang terdapat jam tangan hitam.

"Eh Nad, maaf nih gue nggak bisa nganterin lo balik. Mama gue nyuruh gue jemput saudara di bandara." Naura mengalihkan pandangannya yang semula fokus pada iPhone miliknya kearah sahabatnya yang terbaring di ranjang uks.

"Iya nggakpapa. Ntar biar gue naik angkot atau naik bus." Jawab gue santai.

"Ok. Gue pergi dulu ya. Bye Nad, bye Kak Jun." Naura udah nyelonong pergi gitu aja.

Gue mangalihkan pandangan kearah kakak kelas yang berdiri disamping ranjang yang gue tempati. Arjuna tersenyum manis kearah gue. Astaga kalo dia senyum terus bisa bahaya, ntar gue kena diabetes.

"Rumah lo dimana?"

"Perum Melati Indah blok c no #7. Kenapa kak?"

"Wah, berarti kita tetanggaan nih. Gue juga di perum Melati Indah blok c nomor 20."

Oh astaga, mimpi apa gue punya tetangga macem gini.

"Mau pulang bareng?" Ah Mama, anakmu ini diajak pulang bareng sama cogan.

"Boleh?" Tanya gue berlagak nggak butuh banget gitu. Biar dikira bukan cewek gampangan.

"Iya, santai aja kali."

"Yuk!" Ajak gue lalu turun di atas ranjang.

To be continue..

Vomment jan lupa!! Itu sih kalo suka.

Kakel -ManuRios-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang