"Nad, gue patah hati," Naura dengan hebohnya berlari kearah kantin dan langsung menuju meja yanga Nadine tempati dengan teriakan histeris.
"Napa lo," ujar Nadine sembari memakan sepotong siomay dengan nikmatnya menghiraukan Naura.
"Yamasa Kak Radit udah taken sama Kak Citra. Lo tau kan apa yang udah dilakuin Kak Radit ke gue? Dan dengan gampangnya dia malah nembak cewe lain. Sakit ati gue."
Nadine mengerutkan keningnya heran menatap Naura, "emang apa yang udah dilakuin Kak Radit ke elo? Jangan-jangan ... " Nadine menggantungkan kalimatnya sambil melototkan matanya terkejut.
"Dia udah php-in gue masa. Udah gombalin gue, udah nganter-jemput gue, udah ketemu nyokap gue. Gue kan jadi baper. Pokoknya dia tuh udah fix jahat banget."
"Emang sih ya Ra. Cewek itu mau dibilang gampang baper ya enggak juga, kalau nggak diberi perhatian khusus ya kita nggak bakalan baper. Mau dibilang terlalu berharap juga enggak, kita nggak bakalan berharap kalau nggak dikasih harapan. Intinya sih, disini yang serba salah tuh kita, kaum perempuan."
"Iya sih. Zaman sekarang tuh pdkt nya sama siapa, jadiannya sama siapa."
"Ibaratnya sih, mendung itu belum tentu hujan. Makanya kalau pdkt belum tentu jadian," sambung Nadine dengan lesu. Pasalnya ia kerap sekali mengalaminya. Nasib.. Nasib..
"Lo juga di php-in Nad? Kasian amat sih hidup lo," Naura menggelengkan kepalanya dramatis seolah-olah sedang iba terhadap nasib sahabatnya dari embrio itu.
"Heh, sadar ya yang pertama curhat itu siapa," Nadine menonyor kepala Naura pelan.
"Aduh, woles aja kali mba," balas Naura sambil mengerucutkan bibirnya kedepan beberapa centi.
"Eh, katanya ada anak baru tuh. Cewe, cantik lagi. Nambah saingan ini namanya."
"Bagi gue lo paling cantik kok Ra," Nadine tersenyum manis, "Kalo diliat dari ujung sedotan."
Terbahak lah Nadine melihat tampang cemberut Naura. Nadine memang sangat suka jika sudah menggoda Naura, karena wajah sahabat karibnya itu sangat menggemaskan sekali jika sedang kesal.
Saat sedang asik tertawa heboh, datang seorang pria dengan tubuh tegap ke meja mereka.
"Aura, we need to talk!" kata pemuda itu serius. Sedangkan yang dipanggil hanya terdiam sebentar sembari mencoba mengalihkan pandangannya.
Merasa ada yang ganjil dengan sikap Naura, Nadine yang notabene adalah sahabat yang baik mencoba mengerti, "Emm Ra, gue masih ada urusan nih, cabut dulu ya," Nadine langsung melenggang pergi dari hadapan kedua insan yang bergengsi tinggi itu.
Tapi saat berada ditikungan, tak sengaja tubuhnya menabrak seseorang hingga menyebabkan tubuhnya terpental lumayan jauh.
Saat melihat siapa orang yang telah ditabraknya, ia langsung membelalakkan matanya terkejut, ternyata disana, dihadapannya, berdiri seorang lelaki yang telah mencuri hatinya.
"Kak Juna," lirihnya menatap Kak Juna sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakel -ManuRios-
CasualePunya kakak kelas ganteng mirip Manurios? Kelar hidup lo.