Chap 10 : Love is A Lie

9 2 0
                                    

Jungkook POV

Cinta yang ku anggap telah hadir kembali ternyata tidak benar. Ku kira aku telah jatuh hati pada Kim Su Ra. Ternyata, aku baru sadar kalau sebenarnya orang yang kucintai adalah Jeon Su Ra. Mereka adalah orang yang sangat berbeda menurutku. Meskipun ada beberapa hal mirip antara keduanya.

Aku kembali mengingat tentang hari-hari yang aku lalui dengan doble Su Ra itu. Kira-kira apa yang sudah Kim Su Ra lakukan pada Su Ra-ku?

Kenapa dia bisa sampai meninggal?
Dia mendorongnya ke jalan?
Tapi kenapa?

Aku tidak mengerti. Aku harus menyelidikinya.

Hari kejadian waktu itu adalah hari minggu siang. Tepatnya di dekat pusat kota. Aku sedang berada di tempat kejadian itu, sebuah coretan membentuk gambar korban tertera di jalan yang ku yakini itu pasti bekas tempat Su Ra terbaring tanpa nyawa.

Aku memandang ke penjuru jalanan ramai ini. Bagaimana mungkin tidak ada satupun orang yang menyadari detik-detik kematian Su Ra?

"Maaf, kau siapa ? Apa kau tidak melihat garis polisi disana? Yang tidak berkepentingan dilarang masuk."

"Aku Jeon Jungkook, teman korban."

"Ahh, jadi kau adalah Jeon Jungkook itu? Perkenalkan namaku Jung Ho seok. Aku bertugas untuk menyelidiki kasus ini."
Kami berjabat tangan.

"Oya, salah satu pihak rumah sakit menghubungiku bahwa kemungkinan kau tau keluarga korban. Karna... jasad korban itu telah hilang."

Aku menggenggam tanganku.

"Su Ra tidak punya keluarga. Satu-satunya orang yang dia kenal adalah aku."

"Mwo? Bagaimana dengan ponsel itu? Kudengar kau membawanya. Bisakah aku minta ponsel itu guna keperluan penyelidikan?"

"Mianhae.. ponsel itu tidak ada padaku."

"Lalu dimana?"

"Aku sudah mengembalikan ponsel itu pada pemiliknya."

Petugas yang bername tage Jung Ho Seok itu terlihat bingung.
"Jadi kau tau pemilik ponsel itu? Bukankah itu milik korban?"

"Sebaiknya kita mencari tempat untuk berbicara. Aku akan beritahukan semua yang aku tau. Asalkan kau berjanji akan menangkap pelakunya."

"Tenanglah, tidak perlu kau minta aku untuk akan melakukannya. Itu sudah tugasku."

Kami berdua sedang duduk di cafe sekitar tempat kejadian. Pelayan cafe tersebut mendatangi tempat duduk kami.
"Permisi, mau pesan apa?"

Ia memegang catatan di tangannya. Pulpen siap beraksi menulis pesanan.

"Dua Vanila latte."

"Itu saja? Cemilannya?"

"Terimakasih, itu saja."

Pelayan itu tersenyum
"Baiklah, silahkan menunggu."
Dan ketika dia hendak berbalik dan ingin pergi tapi aku mencegahnya.

"Tunggu, apa aku boleh bertanya sesuatu?"
Petugas Jung menatapku bingung.

"Silahkan."

"Apa kau tau sesuatu mengenai kecelakaan yang terjadi kemarin siang?"

"Aaaa, kemarin aku hanya melihat keramaian disana. Aku tidak tau apa-apa."

"Kamsamida."

"Cheonmayo."
Akhirnya pelayan itu benar benar pergi.

"Aneh..."

"Apa yang aneh?" Tanyaku.

"Pasti kemarin ada pelanggan yang duduk disini."

SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang