Aldan masih bersandar di sandaran sofa dengan menutup wajah nya dengan kedua tangan nya, dengan sesekali terdengar menggerang frustasi. Rasanya semua begitu sulit untuk di terima akal sehat. Adiknya, Auranya, dan Gummy?. Bahkan Aldan melupakan anak dan istri-nya yang ada di Bandung.
Setelah kepindahannya ketika anak nya berumur 2 tahun, baru kali ini dia di pertemukan dengan Aura dan anak laki-laki adiknya--yang faktanya baru di ketahuinya. Rasa sakit itu masih ada justru sangat kuat setelah berjuang melupakan dan mecoba tidak memperdulikan hilangnya Aura yang begitu mendadak namun kimi hadir nya membawa rahasia besar berupa kepingan-kepingan kecil yang mulai terungkap.
Cintanya masih milik Aura hingga saat ini, meskipun Ia memiliki istri juga buah hati. Tapi rasa tak mungkin berbohong terlebih menatap manic coklat milik Aura yang begitu menenangkan sejak dulu.
Sejak dulu Aldan sudah mencintai Aura kecil yang bermain boneka di ayunan depan rumah nya, hingga dewasa mengambil jurusan dan universitas yang sama dengan Aura. Aldan tidak pernah bisa lepas dari Auranya. Tapi nyatanya takdir jodoh memang menghendaki yang lain. Aldan memperistri Layla Anggraeni yang kini pernikahan mereka berusia 4 tahun.
Aldan berjalan lemas ingin menuju kamar nya namun kamar Arza menarik perhatian nya, rasanya Ia akan tahu alasan dan jawaban dari setiap pertanyaan nya. Ia dia harus mengungkap fakta yang ada tanpa perlu mengeluarkan amarah lagi. Meskipun sedikit meragu dengan keinginan nya kali ini, tapi Aldan harus memasuki teritori Arza.
Dengan langkah yang semakin dekat dengan pintu berwarna coklat yang berdiri angkuh di depan Aldan, Aldan memegang handle pintu dan bunyi pintu terbuka karena Arza tidak menguncinya.
Kamar yang luasnya sama dengan kamar yang di tempati Aldan tampak sama, kamar adiknya begitu rapi juga bersih kamar dominan warna putih juga bitu itu tampak menyenangkan, tapi ketika di dekati lagi ada 2 pintu yang berada di kamar itu. Aldan membuka handle pintu berwana putih yang isinya kamar mandi. Dan pintu berwarna biru yang membawanya memasuki sebuah ruangan lagi.
Ruangan itu gelap, tangan Aldan meraba di dinding mencari saklar lampu. Dan ketika lampu menyala. Mata biru Aldan membulat sempurna terlihat keterkejutan di dalam manik itu.
"Aura." Ucapnya pelan.
Langkah kaki semakin mendekat pada jejeran foto yang di tempel di dinding putih itu, menyentuh foto Aura yang membuatnya merasakan perasaan campur aduk, di sini semua foto Aura di susun sedemikian rupa hampir semua dinding penuh foto Aura sejak mereka pertama kali bertemu hingga terakhir kali bertemu, bertambah dengan foto hamilnya Aura juga jejeran foto bersama Gummy.
"Sejak kapan kamu mencintainya Za." Tanya Aldan
"Kenapa sejak dulu aku tidak tahu Za, sebegitu cintanya kah kamu dengan nya" Tanyanya lagi meski tahu tanpa adanya jawaban "Za, kenapa.."
Akhirnya Aldan meluruh kelantai menatap semua foto yang ada. Satu foto yang mencuri perhatian nya adalah foto mereka bertiga dengan Aura merangkul Aldan dan Arza dengan senyum bahagiannya. Aldan juga ikut tersenyum, lalu mata Aldan membaca beberapa post in yang berwarna biru itu.
"Aku sayang kamu Aura."
"Kenapa cuma kak Aldan yang kamu lihat."
"Lihat aku Aura."
"Jangan menangis Aura."
Dan banyak lagi namun ada yang begitu menyentil hatinya.
"Maafkan ayah, ayah sayang bunda dan Gummy. Tunggu ayah, ayah akan menyusul kalian, ayah akan membalaskan semua penderitaan yang kalian rasakan, ayah janji."
"Sehat terus Gummy dan Bunda"
Ternyata benar, anak itu adalah keponakannya dari adik yang di sayanginya juga wanita yang begitu di cintainya. Mampukah Ia menerima kenyataan itu. Rasanya sakit namun dia pun harus tahu kenapa, kapan dan bagaimana semua bisa terjadi seperti ini. Usia anak mereka sama, Gummy dan Jessi mereka seperi kembar yang menuruni mata bermanik biru dan kulit putih khas dari gen Dimika.
***
Gummy sedang berlari menuju pintu bertuliskan angka 2 di belakang nya ada Aura dan Auva yang berjalan beriringan, Auva membawa minuman mereka dan Aura membawa popcorn. Aura tersenyum melihat anak nya yang begitu antusias, Gummy selalu begitu sangat ceria dan semangat.
Kini mereka berada di salah satu Bioskop di mall yang cukup terkenal di kota Bandung , menemani Gummy yang ingin menonton 'Finding Dori' , Aura dan Auva tentu saja mau menemani Gummy selama senyum terus tercetak di bibir mungil itu dan tentunya kebahagiaan Gummy adalah prioritas.
"Gimana bahagia kan kalau punya keluarga lengkap. Ada ibu, ayah dan anak" Bisik Auva
Aura terdiam cukup lama dengan pandangan hanya pada Gummy " Gummy sayang sini" Panggil Aura yang melihat Gummy terhenti menunggunya. Aura mencoba mengabaikan pernyataan kakaknya.
Gummy berlari kecil dan memeluk kaki bundanya. Mereka masuk kedalamnya dengan Aura yang menuntun Gummy di depannya.
Selama film di putar tidak ada yang berbicara di antara mereka, Gummy serius dengan film itu dan Aura tentunya dengan pikirannya mengenai pernyataan kakaknya tadi. Auva yang sedikit merasa bersalah karna pernyataannya yang membuat perubahan di dalam diri adiknya dan lihat adiknya kini pandangannya sendu entah apa yang ada di dalam pikirannya.
"Maafkan ucapan kakak tadi Aura, kakak tidak bermaksud apa-apa." Ucap Auva dan mengecup puncak kepala Aura. Aura hanya tersenyum pada kakaknya namun pandangannya masih sendu.
A/N:
Sudah di Revisi.
Silahkan tinggalkan vomment.04 Februari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY GUMMY [E-BOOK]
RandomGuminorion Auza D. TERSEDIA VERSI E-BOOK DI PLAYSTORE